"Akh Pelan-pelan.."Diandra meringis kecil saat Jevano mulai menyentuh ujung bibirnya. Luka-luka lainnya sudah Jevano obati tadi, hanya tersisa sudut bibirnya dan pipi memarnya yang belum terobati.
"Lo kenapa diem aja di tampar Yasmin?" tanya Jevano membuka pembicaraan di tengah keheningan mereka.
"Siapa bilang saya hanya diam? Saya juga balas menampar gadis itu, " ucap Diandra memberitahu kebenarannya.
Jevano kaget dengan jawaban itu, namun mencoba untuk menutupinya. Ia tak percaya bahwa gadis seperti Diandra mampu melawan Yasmin.
"Kenapa kamu melamun? Kaget kalau pacar kamu saya tampar? Kamu mau marah sama saya? " tanya Diandra.
Pertanyaan yang terlontar dari Diandra membuat Jevano menatap ke arah gadis itu. Manik mereka bertemu, tepat menatap satu sama lain.
"Saya tidak akan minta maaf karena sudah menampar pacar kamu, " ucap Diandra.
"Yasmin bukan pacar gue, " balas Jevano.
Namun tak ada respon apapun dari Diandra, gadis itu hanya diam.
Jevano menghela napasnya kemudian kembali mengobati sudut bibir Diandra yang terluka, namun lagi-lagi Diandra justru menahan tangan Jevano, mengambil kapas yang Jevano pegang kemudian mulai mengobati dirinya sendiri.
"Sudah cukup, terima kasih. Tapi sekarang saya bisa melakukannya sendiri, " ujar Diandra.
Jevano tak protes karena tak mau berdebat, jadi ia hanya menatap Diandra dalam diam. Memperhatikan bagaimana gadis itu tampak kesulitan mengobati dirinya sendiri.
Jevano kembali menghela napas, ia menarik kursinya untuk mendekati Diandra yang memang sempat membuat jarak darinya tadi.
"Gue sama Yasmin udah lama putus Ra," ucap Jevano-lagi. Mencoba untuk menyakinkan Diandra.
"Saya tidak peduli, itu bukan urusan saya," balas Diandra.
Jevano menatap Diandra dengan pandangan yang sulit diartikan. Namun Diandra seakan tak peduli meskipun gadis itu sadar jika Jevano terus menatapnya.
Jevano tiba-tiba mengambil alih handuk yang baru saja akan Diandra gunakan untuk mengompres pipinya. Namun tentu saja usaha Jevano tak berhasil begitu saja karena Diandra kembali menolaknya. Gadis ini benar-benar berpegang teguh pada prinsipnya.
"Saya bisa mengobati diri saya sendiri," ucap Diandra sebelum akhirnya bangkit dari duduknya untuk menghindari Jevano.
Jevano yang mulai geram dengan penolakan Diandra pun tanpa. Aba-aba menarik lengan Diandra, tubuh gadis itu mau tak mau kembali terduduk di tempatnya. Setelahnya Jevano menarik kursi Diandra lalu kedua kakinya mengapit kaki Diandra, menahannya dalam kungkungannya agar gadis itu tak bisa melarikan diri.
"Apa yang kamu lakukan?! " ucap Diandra kaget bukan main.
"Kenapa? Ini biar lo nggak kabur," balas Jevano acuh.
"Saya bisa mengobati diri saya sendiri Jevano! Saya tidak mau diobati sama kamu lagi."
"Sayangnya lo nggak bisa kabur dari gue sekarang," kekeuh Jevano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diandra : 14 Days Chasing Love
Teen FictionJevano Agra Prasetya mendapatkan tantangan dari temannya untuk membuat Diandra Aqilla Putri, seorang mahasiswi yang populer di fakultas Desain ini Jatuh cinta padanya dalam kurun waktu 14 hari. Jevano sangat percaya diri karena seumur hidupnya tak...