"Gyuno... "
Jevano melirik Diandra sekilas, kemudian kembali pada sosok lelaki yang berada di hadapannya. Jevano kembali berkutat dengan pikirannya. Ahh tampaknya inilah lelaki yang telah membuat Diandra menangis.
Sialan.
"Gue tanya sekali lagi, lo siapa? Lo tuli? Atau nggak ngerti bahasa manusia? "
Jevano bertanya dengan sinis pada Gyuno. Tatapan matanya kini menajam, auranya menunjukkan bahwa ia tidak menyukai apapun yang ada pada diri Gyuno. Ya, meski pun ia tidak mengenal lelaki ini. Jevano hanya merasa tidak akan menyukai orang yang telah membuat Diandra menangis. Jevano ingat saat mereka di taman malam itu, ia ingat bagaimana Diandra tampak murung dan banyak pikiran setelah bertemu dengan lelaki yang kini Jevano yakini adalah orang yang sama dengan lelaki dihadapannya ini.
"Jevano, ayo pulang. " cicit Diandra.
Diandra menarik lengan Jevano begitu lelaki ini maju untuk berhadapan langsung dengan Gyuno. Tampaknya Jevano mulai tersulut emosi karena sikap menyebalkan Gyuno. Terlebih lelaki ini menunjukkan smirk pada Jevano, seolah-olah meremehkan kehadiran Jevano disana.
Jevano menatap Diandra yang kini juga tengah menatapnya dengan pandangan memohon. Jujur, saat ini Jevano sangat ingin melayangkan tinjunya pada Gyuno, lelaki tengil yang membuatnya entah kenapa tiba-tiba kesal. Namun Jevano harus mengabaikan niatnya itu. Sekarang Diandra lebih penting untuknya dari pada harus meladeni Gyuno.
Jevano mengenggam tangan Diandra. Mata tajamnya kembali tertuju pada Gyuno yang sedari tadi memang memperhatikan mereka.
"Gue harap Lo nggak pernah muncul lagi di hadapan Diandra," ucap Jevano tajam.
Jevano mulai menuntun Diandra untuk masuk kedalam mobil miliknya. Mata Diandra dan Gyuno tak sengaja bertemu, Diandra langsung saja mengalihkan pandangannya. Gadis itu duduk diam di dalam mobil. Sementara itu Jevano menutup pintu mobilnya, kemudian mulai berjalan menuju kemudi.
Namun langkah Jevano berhenti saat Gyuno kembali membuka suara.
"Harusnya pertanyaan 'Lo siapa' itu di tuju ke Lo.."
Gyuno melirik Diandra sekilas sebelum akhirnya menatap penuh pada Jevano.
"Kenapa Lo harus repot ngurusin masalah orang lain?" Lanjut Gyuno.
Jevano menunjukkan seringainya.
"Gue pacarnya, so shut up your bastard."
// 14 Days Chasing Love //
Hening, tak ada pembicaraan apapun selama perjalanan berlangsung. Jevano sedari tadi terus saja melirik Diandra disisinya. Gadis itu menjadi lebih diam. Matanya memandang lurus ke depan, tampak kosong.
"Saya baik-baik saja."
Jevano menoleh untuk melihat apakah gadis itu benar baik-baik saja. Tak di duga oleh Jevano, kini Diandra menatapnya dan tersenyum lembut.
"Saya baik-baik saja, jadi berhentilah melirik saya. Kamu sedang menyetir Jevano," ucap Diandra.
Jevano tertawa pelan.
"Gue kira Lo kena syok berat tadi, gue udah berniat ngebawa Lo ke rumah sakit," canda Jevano.
Diandra tertawa pelan. Jevano kembali melirik gadis disampingnya ini. Kemudian kembali fokus pada jalanan.
'jelas banget dia lagi nggak baik-baik aja'
"Mau jalan bareng gue dulu nggak sebelum pulang?" Tawar Jevano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diandra : 14 Days Chasing Love
Ficção AdolescenteJevano Agra Prasetya mendapatkan tantangan dari temannya untuk membuat Diandra Aqilla Putri, seorang mahasiswi yang populer di fakultas Desain ini Jatuh cinta padanya dalam kurun waktu 14 hari. Jevano sangat percaya diri karena seumur hidupnya tak...