Days 4Diandra baru saja menyelesaikan kelasnya dan sekarang Diandra memutuskan untuk segera menunggu Jevano di taman Fakultasnya, gadis itu tak ingin membuat Jevano menunggu dirinya. Ya, sesuai dengan perkataannya semalam, Diandra mengiyakan ajakan Jevano yang mengajaknya berkencan.
Jangan salahkan Diandra karena menerima ajakan Jevano. Diandra tentu saja akan menolak jika saja Jevano tidak bersikap keras kepala. Lelaki itu benar-benar memakai berbagai macam cara untuk meluluhkan hati Diandra. Diandra juga berpikir jika setiap orang juga pasti akan melakukan seperti yang dia lakukan. Tidak ada yang ingin berurusan dengan orang yang keras kepala, satu-satunya cara adalah menuruti kemauannya lalu pergi. Dan itu yang akan Diandra lakukan saat ini.
Dalam diam Diandra menuju taman kemudian mulai duduk di tempat yang sama seperti saat ia dan Jevano bertemu. Diandra ingat bagaimana saat lelaki itu merebut barang-barangnya dan bertindak sesukanya. Jevano adalah lelaki keras kepala yang selalu membuatnya kesal. Ya, Jevano terlalu keras kepala hingga Diandra sulit untuk mengabaikannya. Tak seperti lelaki lainnya yang mendekatinya, menurutnya Jevano adalah lelaki yang memiliki mental baja, meskipun Diandra sudah menolaknya dengan jelas, lelaki itu tetap saja kekeuh ingin mendekatinya. Hal ini tentu saja membuat Diandra waspada.
"Dia benar-benar lelaki gila. "
Diandra bergumam pelan sembari membuka buku Desain yang ia bawa. Buku yang sama dengan buku yang Jevano ambil darinya saat itu. Diandra menatap buku itu, pandangannya kosong. Tampak memikirkan hal lainnya. Menerawang jauh hingga tak memperdulikan sekitarnya.
"Lo suka banget ya sama Desain arsitektur? "
Diandra tersentak kaget saat suara Jevano tiba-tiba saja muncul didalam kepalanya. Diandra mengingat bagaimana Jevano selalu menanyakan hal yang sama saat melihat Diandra membaca buku Desain arsitektur ini. Entah itu karena Jevano memiliki rasa penasaran yang tinggi atau lelaki itu hanya iseng. Diandra tak menyukainya. Diandra tak menyukai saat Jevano menanyakan hal itu. Ya, meski pun itu hak Jevano untuk membicarakan hal apapun, namun Diandra tetap tidak menyukainya. Ia hanya ingin dengan dunianya sendiri, setidaknya untuk saat ini.
Diandra kini mulai mencoba untuk menghubungi Jevano, tampaknya Jevano sedikit terlambat. Ia beberapa kali menghubungi Jevano namun tidak di angkat oleh lelaki itu. Diandra pun mencoba lagi, kali ini alisnya terangkat karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari Jevano. Diandra pun akhirnya berhenti menelpon Jevano. Mungkin Jevano men-silent handphonenya saat ini atau mungkin Jevano masih memiliki jadwal kuliah.
"Sebaiknya menunggu sebentar lagi, " gumam Diandra yang memutuskan untuk tetap menunggu Jevano.
"Diandra?"
Sebuah panggilan membuat tubuh Diandra tiba-tiba saja membeku. Suara itu, Diandra sangat mengenali suara itu. Tidak, kenapa lelaki itu ada disini. Diandra tak ingin bertemu ataupun bertatapan dengan lelaki ini. Namun sayangnya tubuh Diandra refleks untuk menoleh ke sumber suara.
Dan detik berikutnya Diandra kembali terdiam. Tubuhnya benar-benar kaku sekarang, matanya hanya menatap kearah sang lelaki tanpa bisa berkata-kata.
"Ternyata beneran kamu, akhirnya kita ketemu juga," ucap lelaki itu sembari tersenyum.
// 14 Days Chasing Love //
Hari ini, Jevano mengacaukan semua rencananya.
Lelaki ini sudah merencanakan untuk melakukan kencan romantis bersama Diandra. Jevano bahkan sudah menyiapkan semua hal untuk kencannya hari ini, Namun sayangnya semua itu harus kacau dan hilang begitu saja karena hari ini jadwal perkuliahannya sangat padat. Jevano melupakan bahwa hari ini perkuliahannya bertambah. Sehingga tak ada waktu sama sekali untuk Jevano melakukan kencannya bersama Diandra hari ini, Jevano bahkan tak bisa menemui Diandra sesuai dengan janjinya pada gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diandra : 14 Days Chasing Love
Teen FictionJevano Agra Prasetya mendapatkan tantangan dari temannya untuk membuat Diandra Aqilla Putri, seorang mahasiswi yang populer di fakultas Desain ini Jatuh cinta padanya dalam kurun waktu 14 hari. Jevano sangat percaya diri karena seumur hidupnya tak...