Day 7
"Jadi lo berhasil bikin dia luluh? "
Pernyataan itu membuat Jevano tersenyum.
"Ya, dan gue rasa sebentar lagi gue bakalan dapetin dia." ucap Jevano dengan nada bangga.
Mirza yang mendengarnya pun tak bisa percaya dengan apa yang baru saja Jevano katakan. Jujur, Mirza cukup merasa kecewa dengan sahabatnya ini.
Jevano yang terlalu berambisi untuk memenangkan taruhan bodoh itu membuat dirinya menjadi muak setiap kali mendengar sahabatnya itu bercerita mengenai Diandra. Gadis Malang yang harus masuk kedalam permainan bodoh Jevano.
"Lo harusnya nggak melangkah sejauh ini Van," ucap Mirza
Jevano menoleh ke arah Mirza begitu sahabatnya berucap. Alisnya menaut seolah tak mengerti mengapa Mirza menyuruhnya untuk berhenti, padahal sudah jelas jika ia bisa memenangkan taruhan itu sekarang.
"Gue harus menangin taruhan itu, gue nggak peduli dengan apa yang terjadi nanti. "
Mirza tertawa karena perkataan Jevano.
"Tapi lo nggak tau apa yang bakalan terjadi nanti Van," ucap Mirza.
Jevano terdiam. Mirza yang melihat itu pun melanjutkan perkataannya.
"Gue tau gengsi lo itu tinggi. Permainan ini nggak akan ada gunanya nanti. Lo nggak tau kan apa yang bakal terjadi di masa depan?"
Jevano menatap Mirza dengan pandangan tak suka. "Jadi maksud lo ngomong gini ke gue itu buat apa? "
"Gue pengen lo berhenti. Diandra bukan cewek yang tepat buat jadi bahan taruhan kalian. "
"Gue udah sejauh ini dan lo nyuruh gue buat berhenti?" ucap Jevano tak percaya.
"Lo paham nggak sih maksud gue? " Mirza bertanya dengan nada jengah. Tak habis pikir dengan sahabatnya yang keras kepala ini.
"Gak gue gak paham!" ketus Jevano.
"Gue tau lo paham maksud gue," balas Mirza sengit.
"Terserah, gue cabut ada kelas sekarang, " ucap Jevano menghentikan pembicaraan mereka sepihak.
Jevano mengambil tasnya kemudian bangkit dari duduknya. Namun sebelum benar-benar meninggalkan tempat itu, Jevano berbalik menghadap Mirza.
"Gue bakalan tetep lanjutin permainan ini. Lo juga nggak tau kan apa yang bakalan terjadi di masa depan, Jadi jangan paksa gue buat berhenti. "
Setelah mengatakan hal itu Jevano mulai berlalu pergi meninggalkan Mirza sendirian yang hanya bisa menatap punggung Jevano menjauh.
"Gue harap lo nyesel dengan apa yang lo lakuin ini Jevano. "
// 14 Days Chasing Love //
PLAK!
Diandra memegang pipinya yang kini tampak sangat panas dan juga perih. Tamparan itu begitu kuat hingga membuat kepala Diandra merasa pusing karenanya.
Beberapa orang yang berlalu lalang tampak menghentikan langkah mereka hanya untuk melihat sebuah kejadian langkah yang tak pernah mereka lihat.
Seorang primadona Fakultas Ekonomi baru saja menampar primadona dari Fakultas Desain.
"Apa yang kamu lakukan? Kamu sudah gila?!" Pertanyaan itu keluar begitu saja dari Diandra.
Sang gadis lainnya yang bernama Yasmin itu menunjukkan ekspresi tak suka pada Diandra atas pertanyaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diandra : 14 Days Chasing Love
Fiksi RemajaJevano Agra Prasetya mendapatkan tantangan dari temannya untuk membuat Diandra Aqilla Putri, seorang mahasiswi yang populer di fakultas Desain ini Jatuh cinta padanya dalam kurun waktu 14 hari. Jevano sangat percaya diri karena seumur hidupnya tak...