Day 2Setelah kelas paginya hari ini, Jevano segera pergi menuju Fakultas Desain untuk kembali menemui Diandra. Mirza yang tahu akan hal itu hanya bisa menggelengkan kepalanya akan sikap Jevano. Anak itu benar-benar melakukan segala cara untuk mendapatkan perhatian Seorang Diandra.
"Lo dimana anjir? Temenin gue, gue jadi tontonan kalo sendirian gini, " omel Jevano pada Mirza di sebrang telepon.
Sedari tadi memang Jevano menjadi pusat perhatian, padahal dirinya tidak memakai pakaian khas Fakultasnya hari ini. Hanya kaos hitam dengan Jaket yang senada. Apa ia terlihat aneh?
Sayangnya Jevano tidak menyadari jika semua orang terpesona dengan ketampanan yang lelaki itu miliki. Bahkan hanya dengan pakaian sederhananya pria itu tetap saja terlihat modis dan menawan. Tidak diragukan lagi, seorang Jevano Agra Benar-benar tampan.
"Baru kelar kelas pagi gue anjir, ngomel mulu lo kek ibu-ibu arisan, "
Balasan dari sebrang sana membuat Jevano tertawa.
"Iya santai dong, sekarang lo dimana?"
"Baru keluar Jevano, udahlah ketemuan di tempat kemaren aja, dah!"
Setelah mengatakan hal itu, Mirza memutuskan panggilan teleponnya.
Jevano berdecak sebal, ia harus sabar. jika bukan karena ia membutuhkan bantuan, sudah Jevano obrak-abrik wajah seorang Mirza Pradana.
Akhirnya Jevano pun mulai melangkahkan kakinya menuju taman tempat dimana dirinya dan Mirza bertemu kemarin.
Saat sudah berada di taman, mata Jevano menangkap sosok yang menjadi alasan dirinya berada disini. Gadis itu tengah duduk di bawah pohon rindang sembari membaca buku. Kacamata yang bertengger pada hidung gadis itu tampak sangat pas. Menunjukkan kesan serius namun tetap menenangkan. Sangat cantik dan berkharisma.
Oke, baiklah. Jevano sudah kehilangan akalnya. Apa yang baru saja ia pikirkan?!
Jevano pun menggeleng pelan, kemudian Senyuman pun mengembang di wajah tampannya.
Tanpa pikir panjang lagi, Jevano segera menghampiri gadis itu.
"Hai! " sapa Jevano.
Sang gadis, Diandra. Menoleh untuk melihat siapa yang menyapanya. Namun saat ia menyadari siapa orang itu, Diandra menyesal karena sudah menoleh.
Jevano mengernyit saat Diandra tak balas menyapanya, bahkan gadis itu kembali membaca bukunya tanpa menghiraukan Jevano.
Jevano pun tanpa permisi duduk disamping Diandra kemudian mengambil buku yang menjadi saingannya ini.
"Hei! " protes Diandra saat Jevano mengambil bukunya dan menyimpannya dibelakang punggung lelaki itu.
"Ada cowok ganteng disini dan lo lebih milih baca buku? " tanya Jevano heran.
Diandra berdecak kesal.
"Saya sedang fokus, jadi jangan ganggu saya, sekarang kembalikan buku saya! "
Jevano mencibir pelan. Kemudian membuka buku yang ada ditangannya ini. Beberapa Desain arsitektur ada disana. Jevano baru menyadari jika ini adalah buku yang tak asing untuknya.
"Lo suka desain? "
Pertanyaan konyol.
"Tentu saja! Saya berada di jurusan itu!" jawab Diandra dengan ketus.
Jevano menyadari pertanyaan konyolnya. Dan mulai tertawa. Kenapa dirinya menjadi begitu konyol sekarang, jelas saja gadis ini menyukai Desain.
"Ah maaf, maksud gue desain arsitektur, lo suka? " tanya Jevano meralat pertanyaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diandra : 14 Days Chasing Love
Teen FictionJevano Agra Prasetya mendapatkan tantangan dari temannya untuk membuat Diandra Aqilla Putri, seorang mahasiswi yang populer di fakultas Desain ini Jatuh cinta padanya dalam kurun waktu 14 hari. Jevano sangat percaya diri karena seumur hidupnya tak...