ಇಪ್ಪತ್ತೈದು ▪︎ Ippattaidu

4.6K 363 188
                                    

Annyeong !

Pie toh kabare ? Hehe, aku tahu dikit bahasa jawa karena punya kakak dari surabaya.

Ada yang masih nungguin ceritanya jenrose ?

Yuk dibaca dulu, eh bacanya selepas buka puasa saja. Biar ga batal. Hehe.

Ai miss yu so mach

■■■■■■■■■■■■●●●●●●●●●●■■■■■■■■■■■■


Siapa bilang jadi jennie itu enak ? Ah, kalian tidak tahu saja berada di posisinya benar-benar membuat kepala pecah.

Jennie mendesah kasar, mijit kepalanya yang mau meledak. Ia tak tahu menjadi daddy itu akan serepot ini.

Brak!

Suara pintu yang di tutup keras menandakan seseorang tengah dikuasai oleh amarah. Untung saja pintu itu terbuat dari bahan yang mahal, hingga tidak rusak walau suaranya dapat memekakkan telinga.

" Mianhae. "

Suara getir membuat jennie menoleh, ia mendesah lagi lihat wajah rose yang sudah memerah. Sebentar lagi mungkin ibu hamil itu akan menangis. Sesegera mungkin jennie menarik rose dalam dekapannya, mengelus punggung dan menenggelamkan seluruh wajah rose di dada. Memberi bisikkan-bisikkan kalimat penenang untuk meredakan isakan wanita itu.

" Ini bukan salahmu, rosie. " Ia kembali berbisik lembut, merenggangkan pelukan dan hapus air mata rose yang sudah mengalir.

" T-tapi ryujin marah karena itu, jen. Hiks ~ "

Rose jawab masih disertai tangisnya, bibirnya sedikit maju kedepan karena jennie menekan pipinya. Matanya memerah.

" Lalu, apa kau tak jadi pergi bersamaku ke paris ? Kau tahu kan ryujin marah karena kita meninggalkannya bersama yeji di korea. " jennie jawab panjang lebar, merincikan kemarahan anak bungsunya itu pada calon istrinya.

Rose bungkam, ia tak ingin meninggalkan kedua anaknya di korea, tapi ia juga tak mau jauh-jauh dari jennie. Ah, rose ingin menjadi amuba saja, dapat membelah diri hingga dirinya dapat berada di dua tempat.

" Aku mau jadi amuba, jen. " Rose jawab random.

Dahi jennie berkerut bingung, calon istrinya ini benar-benar random. Ia tahu apa itu amuba, karena dulunya dia sempat mempelajari beberapa hal tentang mikrobiolgi semasa kuliahnya. Yah, walaupun tak semua dapat ia cerna dengan baik.

" Baiklah, kita semua pergi ke paris. " Daripada bertambah pusing, jennie memutuskan untuk mengajak kedua anaknya ke paris. Padahal tadi dirinya berniat untuk menemui wendy, mengurus berkas kedua anaknya agar mereka dapat bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang baik. Tapi, ia juga tak mau memasakkan kehendak karena ia tahu bagaimana kerasnya sifat ryujin, persis seperti dirinya.

Raut wajah rose berubah, " Maksudnya ? " tanyanya ingin mendengar jelas perkataan jennie tadi.

" Aku, kamu, yeji, dan ryujin, pergi ke paris besok. " jennie menjawabnya, mulai elus bibir rose yang manis. Ia mendekatkan wajahnya, ingin meraih bibir itu. Menikmati manisnya bibir yang belakangan ini menjadi candunya. Paling tidak ia harus mendapatkan asupan dari rose. Sebagai imbalan karena ia sudah menjadi kepala keluarga yang baik.

STILL UNTITLEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang