Happy Reading
______________________Hinata menyadari, ada yang salah pada dirinya. Ia merasakan perasaan aneh itu sejak kejadian naas yang menimpa Hanabi, beberapa kali mengalami gejolak aneh ditubuh, seperti merasakan suhu badan kian tinggi, kedua pupyl mata berubah warna menjadi ungu gelap, bahkan tanpa sadar ia mengeluarkan gigi taring yang panjang.
Satu hari, Hinata menyimpulkan bahwa itu salah satu efek dari perubahan tubuh Serigala barunya, ia juga menyadari bahwa tidak sepenuhnya bisa terkendalikan. Semua itu menjadi satu dari beberapa alasan mengapa ia belum mau mengubah wujudnya. Hinata masih terlalu takut untuk melakukannya, mungkin saja ketika ia dalam bentuk Serigala, akan melakukan tindakan diluar nalar dan keinginan. Sudah cukup saat Hinata membantai para warga tak bersalah, matanya tetap melihat, hatinya bisa menjerit memerintah tubuh.
Tapi.
Tubuh Hinata seakan tak mau mendengar atau digerakan sesuai keiginan, rasa panas dan sakit semakin menjadi perdetik membuatnya buta dan meluapkan segala emosi yang tertanam.
"Neechan"
"Oneechan"
"Oneechan, apa kau tidak mendengarkanku?"
Hinata mengerjap perlahan, ia melihat sekeliling mendapati dirinya berada ditempat yang sangat indah, hamparan bunga Aconitum begitu banyak, hei bukankah bunga itu adalah bunga racun?
"Aku dima-" Tubuhnya menegang, melihat sosok yang amat dirindukan sedang berdiri tepat didepan Hinata.
"Ha-hanabi"
"Oneechan" Hanabi tersenyum manis, gadis kecil itu terlihat cantik dengan balutan Dress putih sepanjang lutut.
"Hanabi!" Memeluk adiknya sangat erat, Hinata menangis pilu. Tidak taukah? Bahwa ia sangat merindukan satu-satunya orang yang begitu ia sayangi.
Kenapa Hanabi harus pergi? jika saja saat itu Hinata berani melawan Hiashi, adiknya pasti masih sedang bersama Hinata sampai sekarang.
"Oneechan jangan menangis!"
"Hanabi, Ma-maafkan neechan" Hinata jatuh berlutut, Netra yang dipenuhi genangan air mata menatap sosok Hanabi.
"Sudahlah tidak usah kau pikirkan, itu bukan kesalahanmu sepenuhnya" tangan kecilnya mengusap pipi basah Hinata.
"Hanabi"
"Neechan, aku sangat menyayangimu. Jadi jangan sedih nee karena aku selalu bersamamu"
Deg!!!
Kedua mata Hinata terbuka lebar bersamaan jantung nya berdegup cepat, sayup-sayup ia bisa mendengar suara jerit kesakitan dan sirine dari mobil polisi ataupun baling-baling Helikopter.
"Ha-hanabi?"
Hinata masih dalam wujud manusia nya.
"Itachi bertahanlah!" Suara Deidara mengalihkan perhatian Hinata, ia begitu syok melihat anggota Akatsuki terluka parah sama halnya seperti Agen Red yang entah kapan mereka bisa berada disini.
Itachi meringis kesakitan, ia tak menyangka Indigo Wolf semengerikan itu. Aura tadi benar-benar begitu berat dan menyesakkan sehingga mereka sulit bernapas dan bergerak. Beberapa jarak dari sana, ada Sasori memegang perut terluka nya, beberapa kali ia muntah darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aconitum
Fanfiction"Biarkan aku mengajarimu apa itu arti kasih sayang"~. "Menurutku kau seperti bunga Milkweeds, dari pada Lily Of The Valley" Sasuke.- "Kehidupan bebas hanyalah omong kosong dalam kamus kehidupanku" Hinata.- [Novel ini berhenti di chapter 14, jika ing...