Epilog

6.4K 442 28
                                    

Aroma tanah sehabis hujan terasa segar di hidungku. Udara yang dingin membuatku mengeratkan cardigan sambil berpikir apakah sebaiknya menggantinya dengan sweater. Belum selesai mengambil keputusan, sepasang tangan kokoh melingkari pinggangku.

"Kamu mikirin aku?" Aroma tanah berganti dengan mint bercampur cologne yang segar. Kuhirup dalam-dalam aromanya, berusaha selama mungkin menahannya dalam ingatan.

"Mau banget ya aku pikirin?" godaku yang disambut tawanya.

"I love you, Vanilla." Ray mencium pipiku lembut.

Aku berputar untuk menatap matanya yang sudah bertahun-tahun ini bebas dari softlens. Wajah itu masih sama tampannya dengan tiga tahun lalu saat pertama kali mengungkapkan perasaannya.

Sejak saat itu, banyak hal yang terjadi. Kale memutuskan untuk mencoba berhubungan dengan Maple. Caramel mendapat kesempatan untuk mewakili Indonesia di ajang pemilihan model internasional sampai Soka yang mendapat predikat pengusaha muda paling sukses di negara ini.

Hubunganku dengan Caramel tidak lagi dipenuhi rasa iri. Setidaknya waktu yang kami luangkan untuk lebih sering mengobrol, membantu untuk saling mengenal lagi. Meskipun terasa lucu karena bertahun-tahun kami tinggal di rumah yang sama dan kamar yang bersebelahan, kami baru dekat setelah dia menjalani karir internasionalnya.

Hidupku masih saja sama, terpusat pada laki-laki dengan rambut berantakan yang sekarang menatap dengan senyum menggoda. Dia menarikku dalam pelukannya. Napasnya yang hangat terasa di puncak kepalaku.

"Kurasa, karena baby sudah tidur, kita bisa sayang-sayangan lagi, Illa." Suara serak itu membuatku merinding. Kudorong dadanya perlahan, menciptakan ruang di antara kami.

"Ray, aku mau bikin cheesecake buat ulang tahun Mande nanti malam." Caramel request supaya aku membuat Red Skins Jelly Cheesecake untuk Mande sementara dia masih di Manila. Mau tidak mau aku harus berjibaku dengan resep itu.

Dua tahun terakhir ini, kegiatanku memang sesekali membuat cheesecake, lebih sering untuk memotretnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua tahun terakhir ini, kegiatanku memang sesekali membuat cheesecake, lebih sering untuk memotretnya. Soka memperkerjakanku untuk mengurus website, blog dan sosial media Cheeze Bakehouse setelah aku resign dari DNA. Ray tidak masalah dengan hal itu, selagi aku masih bisa mengatur waktu untuk mengurus rumah dan baby kesayangannya.

Ray menarik tubuhku mendekat lagi. "Sekali ini saja, bisakah kamu memperhatikan aku?"

"Ya ampun, Ray. Memangnya aku pernah tidak memperhatikanmu?" Dia tertawa dan menggelitik telingaku.

"Sejak Amandine lahir, kamu cuma ngurusin dia."

"Jadi kamu cemburu?" Aku mulai tidak fokus karena Ray sekarang meniup-niup telinga.

"Hem ... aku selalu cemburu kalau kamu nggak merhatiin aku." Tawaku meletus begitu saja. Ray bisa sangat manja dan dia lebih suka memperlihatkan sisi ini saat kami sedang berdua.

A Cheezy Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang