|| •Chapter 7• ||

44 6 5
                                    

🍁

"Aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku, tapi aku menyukainya."

~ Mr. Jaeger ~

🍁

"Apapun yang kamu lakukan, aku akan mendukungmu. Selama itu hal positif."

~ Mr. Ackerman ~

🍀🍀🍀

"Kita mau kemana Tuan Ackerman?" Tanya Nova dengan was-was. Dia baru saja bertemu dengan pria itu, dan sekarang pria itu sudah membawanya entah kemana.

"Jangan panggil aku begitu. Panggil saja Levi."

Nova mengerutkan dahinya. Rasanya dia pernah mendengar nama itu, tapi dia lupa di mana dia pernah mendengarnya. Namanya terasa agak familiar, dan suara pria itu. Nova merasa pernah merasa mendengar suara Levi, tapi dia tidak ingat.

"Baiklah kak Levi. Kita akan kemana?" Tanya Nova setelah dia berusaha menenangkan dirinya sendiri agak tidak panik.

"Hhmm ... sekarang sudah jam 1 siang, kau mau makan apa?" Tanya Levi sambil melirik jam tangan Rolexnya. Nova mengerutkan dahinya.

"Makan? Kartoffel gratin sepertinya tidak buruk."

Levi mengangkat kedua alisnya mendengar menu yang diucapkan oleh Nova. Makanan khas German yang terdiri dari kentang panggang dengan keju dan bawang bombay. Levi berpikir, di mana restoran yang bagus untuk makan. Restoran yang benar-benar bersih tempatnya. Dia benci tempat kotor.

"Bagaimana kalau restoran dekat sungai Spree?" Tanya Levi. Pria itu memberhentikan mobilnya dan menatap Nova saat lampu merah menyala. Nova mengerutkan dahinya dan tampak berpikir.

"Kalau kau mau mengingatkan ku tentang kejadian kameraku ya, terserah saja," Ucap Nova pedas.

"Akan kuganti kameramu setelah makan siang."

"Oh benarkah?" Nova langsung semangat saat Levi bilang akan mengganti kameranya nanti.

"Tentu saja," Jawab Levi lagi. Dia kembali melajukan mobilnya ketika lampu hijau yang menyala.

"Tapi kamera saja tidak cukup. Oke kak Levi! Kau harus menemaniku sampai tugas memotret ku selesai!" Tegas Nova. Levi cukup terkejut mendengar permintaan gadis itu.

Menemaninya memotret sampai tugas Nova selesai? Ayolah Nova, sampai kamu lulus juga Levi mau menemanimu kok.

"Baiklah."

"Eh?! Benar?!" Tanya Nova dengan wajah sumringah. Levi menganggukkan kepalanya.

Suasana kembali hening. Tidak ada yang memulai pembicaraan, baik Nova ataupun Levi. Keduanya sama-sama terdiam. Levi fokus menyetir, sedangkan Nova hanya memperhatikan jalanan. Beberapa menit kemudian, mata Nova melotot begitu melihat sesuatu.

"Anoo Kak Levi?" Panggil Nova. Levi mengangkat sebelah alisnya, wajahnya tetap datar seperti biasanya. Nova menelan ludahnya.

"Kurasa ganti kameraku besok saja. Aku ada urusan penting," Tutur Nova.

Levi mengerutkan dahinya. Urusan apa? Pikir Levi. Tapi dia turuti saja, daripada Nova kesal dan tidak mau bertemu dengannya lagi. Levi hanya ingin membalas budi saat Nova menasehati nya dulu waktu Nova kecil. Entah gadis itu masih ingat atau tidak, semoga saja masih.

"Baiklah." Akhirnya Levi memberhentikan mobilnya dan Nova segera turun dengan terburu-buru. Levi makin curiga. Urusan sepenting apa sih?

Kemarin gadis itu marah-marah dan memintanya untuk ganti rugi. Sekarang dia ingin ganti rugi tapi gadis itu bilang nanti saja karena ada urusan. Mencurigakan. Apa Levi harus mengikutinya diam-diam agar alasannya jelas?

I Want You || •Levi Ackerman• || [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang