|| •Chapter 12• ||

16 4 6
                                    

🍁

"Untuk menyelamatkan sesuatu, seseorang harus mengorbankan hal lain untuk itu."

~ Nova Rajendra ~

🍀🍀🍀

"Kak ... Axel?" Tanyaku.

"Kau ... Reon? BAGAIMANA MUNGKIN KAU MASIH HIDUP?!"

Aku tersentak dan berlari sekuat tenaga, menjauh dari kak Axel. Aku memegang kepalaku yang tiba-tiba saja pusing. Kenapa ...

Kenapa semua orang mengira aku sudah mati?! Aku masih hidup!

Tanpa aku sadari, setetes air mata jatuh dan membasahi pipiku. Kenapa? Aku hanya menjalani takdirku. Apa aku harus selalu terikat oleh kejadian itu?

Anak sepertiku ...

Brak!

Aku menabrak orang lagi. Aku kembali terjatuh di atas tanah. Aku hanya menundukkan kepalaku, tak berniat untuk menengadah ataupun berdiri. Aku hanya ingin duduk.

"Kamu tidak apa-apa?"

Suara ini ...

"Hey, kamu tidak apa-apa?"

Aku mendongak. Menatap wajah yang barusan menanyakanku. Wajah yang selama ini selalu aku lindungi. Tatapan matanya lembut, tatapan mata yang ingin aku lindungi.

Nova Rajendra. Aku menabraknya. Aku berlari dan kebetulan sekali dia baru saja keluar dari kafe. Dan aku menabraknya saat dia keluar.

"Kau tidak apa-apa kan? Tidak ada yang luka?" Tanya pria berambut kuning, Receo Zuber, aktor sekaligus penyanyi solo yang terkenal itu.

"Aku tidak apa-apa. Maaf." Setelah mengatakan itu, aku langsung berdiri. Tanpa menyambut uluran tangan mereka dan berjalan menjauh. Untuk sekarang, aku harus bersembunyi lebih baik.

Apa anak sepertiku masih pantas untuk ditolong orang?

"Kau boleh memanggil ku Ayah. Tapi aku tak pernah menganggapmu anak sama sekali. Ingat itu."

Ah ... kalimat itu lagi. Tolong hentikan. Aku sudah muak.

Reon POV end

🍀🍀🍀

Skip time ...

"Kak Levi, terima kasih sudah mengganti kameraku," Ucap Nova sambil tersenyum. Levi menganggukkan kepalanya singkat dan berjalan ke arah mobilnya yang sedari tadi terparkir di garasi rumah Nova dan Irene.

"Fuah! Ga sangka sampe se sore ini. Untung kita libur loh hari ini!" Seru Irene, dia merenggangkan kedua tangannya ke atas.

Levi menyalakan mobilnya dan masuk ke dalam, disusul oleh Petra yang memaksa ikut. Eren sudah pulang duluan, mereka berpisah di sungai Spree tadi.

"Baiklah. Aku pulang," Ucap Levi setelah mobilnya keluar dari area rumah Nova.

Tak lama kemudian, mobil berwarna hitam itu meninggalkan rumah Nova dan Irene. Sekilas, Nova melihat ada dompet hitam di trotoar depan rumahnya.

I Want You || •Levi Ackerman• || [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang