|| •Chapter 17• ||

10 1 0
                                    

"Saya capek. Saya ga kuat menahan amarah lagi sama Tuan Muda. Saya pamit, permisi."

~ dibajak oleh Ginanjar (yang tersiksa) ~

🍀🍀🍀

"Ini adalah kewajiban saya untuk melindungi partner saya."

Levi mengerutkan dahinya dan menarik tangannya secara paksa. Levi mengusap tangannya seolah membersihkan bekas cengkraman Ryunosuke tadi.

"Apa maksudmu partner?" Tanya Levi, dia mulai merasa ada yang aneh dengan Nova.

Wajah Ryunosuke tetap datar, dia menoleh dan menatap Nova. Seolah mengatakan 'aku keceplosan'. Dan Nova balik menatap Ryunosuke dengan tatapan 'dasar ceroboh!'. Kira-kira seperti itulah.

"Nova, jawab aku," Titah Levi, dia menatap Nova dengan tatapan serius, takut dan marah secara bersamaan.

Nova menelan ludahnya dan menghela nafas. Perkataan Greo kembali memasuki pikirannya, membuatnya melakukan tindakan mengejutkan.

"Salah satu cara untuk mengetahui lokasi pelaku adalah ..."

Nova memejamkan matanya, kembali memikirkan tindakannya. Levi memanggilnya beberapa kali untuk meminta penjelasan.

"Membuat orang yang bernama Levi Ackerman pergi dari tempat pertemuan."

Nova memeluk lengan Ryunosuke dengan tatapan yakin. Levi terkejut melihatnya, Erwin tercengang dan Ryunosuke sama terkejutnya seperti Levi.

"Kalau aku bilang dia adalah partner hidup, apakah masalah?" Jawab Nova dengan nada dan tatapan yakin.

DEG!

Levi diam. Hatinya sangat sakit, rasanya seperti ditusuk ribuan jarum. Mungkin lebih dari itu.

Levi sudah menunggu bertahun-tahun, dari Nova masih SD sampai kuliah, dia menunggu untuk bisa pantas di sisi Nova. Sebut saja dia pedofil, Levi tidak peduli.

Tapi pria yang baru datang malah menang. Levi tidak bisa menerima ini.

"Levi ..." Erwin menghampiri Levi dan memegang pundak Levi.

Levi menepis tangan Erwin dan langsung memberhentikan taksi. Levi menaiki taksi itu sendirian dan taksi itu melaju entah kemana.

Nova melepaskan lengan Ryunosuke dan menatap taksi yang dinaiki Levi dengan rasa bersalah. Jangan membenci Nova dulu.

Setiap tindakan ada alasannya. Itu juga yang menjadi dasar tindakan Nova tadi.

"Kau Erwin Smith?" Tanya Nova. Erwin menatap Nova sebentar lalu menganggukkan kepalanya.

"Tindakanmu tadi membuatku terkejut," Ucap Ryunosuke, Nova menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Andai saja tidak ada kejadian serumit ini," Gerutu Nova.

"Itu baru 'andai'. Kejadian ini memang benar-benar terjadi," Jawab Ryunosuke.

"Apa yang kalian bicara-"

Bruk!

"Ah maaf tuan! Aku terpeleset tadi. Jalanannya licin," Ucap Greo, dia membungkukkan badannya ke arah Erwin.

"Tidak apa-apa. Kalau begitu saja permisi," Ucap Erwin, dia membetulkan letak mantelnya dan pergi.

Greo menghampiri Ryunosuke dan Nova dengan senyum kemenangan. Greo menepuk-nepuk kepala Ryunosuke dan Nova.

"Kerja bagus."

"Tapi ..."

"Tidak Ryu. Ini adalah rencanaku sendiri. Nova, alibi mu benar," Ucap Greo, menatap Nova dengan bangga.

I Want You || •Levi Ackerman• || [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang