|| •Chapter 8• ||

43 6 8
                                    

🍁

"Maafkan aku. Tapi masih banyak urusan yang belum ku selesaikan."

~ Nova Rajendra ~

🍀🍀🍀

"Nova? Siapa itu?"

Suara baritone milik seseorang berwajah datar itu menggema di telinga Nova. Levi, pria itu melihat Nova sedang berbicara dengan seseorang yang bahkan belum ia ketahui gendernya.

"Eh kak Levi? Kok ada di sini?" Tanya Nova tanpa berbalik dan menatap Levi.

"Kalau begitu aku pergi dulu. Selamat bersenang-senang dengan pacarmu. Dan satu lagi, 'benda itu' tidak akan kukembalikan setelah kau menemukan jawaban atas 'masalah itu'," Jelas orang tadi. Nova melotot mendengarnya. Baru saja Nova mau menghajar orang itu, Levi sudah menahannya. Membuat orang itu pergi dengan mudahnya.

"Mau kemana kau?" Tanya Levi dengan tatapan dingin khasnya. Nova menggertakkan giginya dan menatap orang tadi. Punggungnya semakin lama semakin jauh, sampai menghilang di keramaian.

"Siapa orang itu?" Tanya Levi lagi.

"Bukan siapa-siapa. Bukan orang yang terlalu penting," Jawab Nova dengan nada datar. Levi menghela nafasnya.

"Tapi dia masih penting kan?" Tanya Levi lagi. Nova terpaksa menganggukkan kepalanya.

"Kalau begitu maaf sudah mengganggumu. Jadi ini urusan pentingnya?"

Nova kembali menganggukkan kepalanya. Levi menghela nafas dan menarik tangan Nova. Levi berjalan ke mobilnya, dengan tangan Nova yang digenggamnya dengan begitu erat.

"Hangat," Batin Nova. Genggaman tangan Levi begitu hangat dan ... nyaman. Membuatnya merasa deja vu pada masa kecilnya. Nova pernah merasakan genggaman tangan hangat ini, hanya saja ... siapa orang itu? Apakah dia masih hidup?

"Kenapa?" Tanya Levi begitu sampai di depan mobilnya.

"Tanganmu hangat," Jawab Nova sambil tersenyum kecil. Membuat jantung Levi berdetak begitu kencang. Apa dia jatuh cinta pada gadis ini? Mungkin saja iya. Levi sendiri tidak mengerti perasaannya.

"Kak Levi? Kenapa? Kak Levi demam?" Tanya Nova begitu melihat wajah Levi yang memerah.

Levi gelagapan. Tak tahu harus berbuat apa. Wajahnya semakin memerah saat Nova menempelkan punggung tangannya ke dahi Levi, mengecek suhu tubuh pria berusia 26 tahun itu.

"S-singkirkan tanganmu itu. Aku tidak demam. Dan jangan berpikir aku blushing karena senyuman kecilmu itu!" Seru Levi. Sedetik kemudian dia sadar dan ingin menampar mulutnya sendiri. Secara tidak langsung, dia sudah memberitahu alasan kenapa wajahnya merah pada Nova.

"Eh? Aku ga nanya. Apa sih? Ga ngerti," Jawab Nova yang mengerutkan dahinya.

Bersyukur lah kau Levi karena Nova itu tidak peka.

"Memalukan! Apa tadi aku salah tingkah?!" Batin Levi. Salah satu tangannya bergerak menutupi wajahnya. Menyembunyikan wajah blushing nya yang langka.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I Want You || •Levi Ackerman• || [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang