Senyum tipis mulai terlukis,
Dari wajahmu yang selalu tertutup adorsi kotor,
Aku menatapmu dengan nanar,
Mengalihkan pandangan ke seluruh luka ditubuhmu,
Yang tidak kalah buruknya dengan luka ditubuhku,
Akibat eratnya mata rantai yang mengekang,
Namun, aku ingin memelukmu,
Dan mengusap rambut hitam lebatmu,
Dan berbisik,
"Semua akan baik-baik saja"
Aku tau itu bukan kata-kata terbaik,
Tapi di dalam shyam yang kian pekat ini,
Kuharap kau tetap bisa berjalan,
Dan melukiskan senyuman pahitmu itu,
Disetiap langkah gontaimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cipta Fatamorgana
PoetryHari demi hari berlalu begitu cepat, Bersamaan dengan berlalunya angin musim panas ini, dan perasaan yang terbawa aliran ombak, oleh jenuhnya massa dan jarak, aku, sang pemuja rasa, menciptakan fatamorgana, dari jatuh, luka, dan sakit, serta sedere...