11

88 1 0
                                    

POV Lodi

Gue emang terlalu semangat malam ini, ntah karena apa. Saking girangnya, gue sampe nggak liat kalau ada orang yang pengen keluar dari antrian pembelian tiket.

"Ups. Sorry nggak sengaja" kataku sebelum orang itu marah.

"Eh nggak apa-apa kok. Aku juga nggak liat-liat pas jalan" jawabnya tersenyum.

Sebagai sesama cewek gue cukup terpesona dengan senyum yang dia punya, polos cantik gitu. Hallah berasa lesbi gue jadinya. Baru juga terpesona eh si Erfan malah teriakin nama orang, gue pikir siapa ternyata dia kenal nih cewek. Dan lebih ngagetinnya lagi ternyata dia adalah cewek yang kemarin diomongin Erfan ke gue. Pantes dia ngebatalin makan siang kami, ternyata demi cewek ini. Gue cuma nyimak pembicaraan mereka, ya karena gue nggak ngerti mereka ngomongin apa. Sampai akhirnya cewek itu pamit pergi padahal gue udah nahan supaya dia bisa bareng Erfan, eh dianya malah kayak ngehindar. Mungkin dia nggak enak karena ada gue kali, semoga dia nggak salah paham.

"Hoi! Ngelamun aja loe, yok ngantri. Katanya mau nonton"

"Oh iya, yok Fan!"

Setelah bertarung dengan hampir seribu orang, akhirnya kita dapat tiket nonton biarpun duduknya lumayan depan tapi nggak apa-apa deh.

"Loe ngerti maksud film tadi fan?"

"Ha? Apa di?"

"Loe nggak dengerin gue ya? Loe ngelamun?"

"Ah nggak, tiba-tiba aja gue kepikiran rapat tadi siang"

"Ciee.. nggak usah boong deh Fan. Loe lagi mikirin si Risa kan?"

"Ha? Risa? Kok nyampe kedia?"

"Hallahh masih aja nggak mau cerita loe. Dia kan cewek yang loe ceritain kemarin, yang loe bilang ada yang lebih penting dari gue"

"Ha? Emang gue ada ngomong gitu?"

"Ha ho ha ho loe. Nggak udah sok-sok pikun deh. Loe harus ceritain semuanya ke gue, sebelum gue nanyain tante cindy"

"Eitss. Apaan ni bawa-bawa nyokap"

"Hahahhaha... daripada nungguin loe cerita, banyak ngibulnya"

"Kapan loe pernah gue kibulin di? Gue manusia yang nggak akan pernah ngibulin loe"

"Iya iya gue tau Fan, gue cuma becanda coy. Nyantai dong. Kalau gitu ntar sampe cafe loe harus cerita soal Risa ke gue"

"Sebenarnya gue bingung mau cerita ke loe nya gimana, soalnya nggak ada yang penting"

"Penting nggak penting pokoknya ceritain ke gue"

"Ok. Siap bos!"

"Hahahaha...gitu dong, penurut"

Gue langsung ngegandeng tangannya Erfan, ini emang kebiasaan gue asal jalan sama dia. Gue emang bukan tipe yang sembarangan ngegandeng tangan orang lain, tapi Erfan itu bukan orang lain. Bisa dibilang dia sama pentingnya dengan Igo. Gue butuh Erfan kayak gue butuh Igo, jadi gue nggak mau kehilangan salah satunya.

--------------------------------------------------------------------

POV Risa

Hari ini butik lumayan rame pesanan, seharian aku hanya di ruangan design karena banyak pesanan untuk perayaan natal keluarga. Setiap menjelang natal dan tahun baru memang banyak keluarga yang memesan baju seragam. Untungnya aku baru merekrut 4 pegawai baru, jadi aku tidak begitu kesulitan mengerjakan banyak hal.

"Halo. Aku lagi sibuk ma, ntar aja telfon lagi ya ma"

"Iya ma, ntar lagi kita ngobrolnya ya"

MemilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang