30

46 1 0
                                    

Ini sudah seminggu sejak Erfan ninggalin aku malam itu dan semuanya berjalan seperti biasa. Seperti halnya pagi ini aku dan Erfan akan sarapan dengan mama.

“hari ini mama ada arisan dirumah teman mama sekalian reuni katanya, mungkin mama nggak akan pulang malam ini”

“ada yang perlu Risa bantu siapin ma?”

“nggak usah sayang, udah mama siapin semalam kok. Kamu jagain Risa ya Fan, jangan cuek sama istri sendiri”

“iya ma”

“kamu yang sabar ya sayang”

“Erfan perhatian kok ma, lagian nggak mungkin Erfan berani macam-macam sama Risa”

“hahaa.... kalau gitu mama berangkat duluan ya”

“hati-hati ma”

Setelah mama pergi nggak ada lagi terdengar suara diruang makan ini, kami memang tidak bertengkar ataupun perang dingin sejak seminggu yang lalu tapi ntah kenapa hubungan ini jadi mendadak dingin sendiri.

“kamu mau aku antar atau berangkat sendiri Ris?”

“aku berangkat sendiri aja Fan”

“kalau gitu aku berangkat duluan dan mungkin hari ini aku bakal pulang larut malam kareda ada  meeti ng penting nanti sore. Kamu nggak usah nungguin aku pulang, tidurlah duluan”

“oh... “

“aku pergi dulu ya”

“Fan...”

“apa?”

“hmm... hati-hati”

“kamu juga”

Gue akan nganggap nggak pernah terjadi apa-apa pada hari itu, hubungan gue dan Risa begini aja udah lebih dari cukup.

“Nin, tolong kamu masuk ke ruangan saya sekarang”

“baik pak”

Tok... tok.....

“iya pak?”

“tolong kamu masukin semua rapat penting di hari ini, saya mau jadwal saya penuh sampai nanti malam”

“bapak minta lembur?”

“setengah jam lagi saya harus udah terima jadwal yang saya minta tadi”

“baik pak”

Jujur gue nggak tau harus ngapain dirumah sama Risa kalau mama nggak ada. Biasanya Risa bakal ngobrol dengan mama sampai waktunya tidur, gue tau dia sengaja ngelakuin itu supaya kami nggak canggung berduaan dikamar. Sekarang gue rasa harus ngelakuin ini supaya Risa nyaman tanpa harus canggung berduaan dengan gue dirumah.

“permisi bu, gaun ini mau saya letakkan dimana?”

“tolong kamu masukkan mobil saya ya An”

“baik bu, oh iya ibu sudah bilang ke pak Erfan soal acara nanti malam?”

“Erfan ada urusan kantor katanya jadi saya pergi sendiri saja”

“eh bukannya diundangannya harus bawa pasangan ya bu?”

“oh soal itu tenang aja, paling banyak yang sendirian kayak saya nanti”

“baiklah bu saya masukkan ini dulu ke mobil ibu”

“makasih An”

Seandainya aku nggak ketemu Clara 2 hari yang lalu mungkin aku nggak harus datang ke acara reuni ini. Aku memang anak yang termasuk aktif waktu SMA dulu, aku ketua mading dan wakil ketua OSIS waktu itu dan Clara bilang akulah yang harus menyampaikan kata pengantar diacara kami nanti karena Sam sang ketua OSIS sedang ada diluar negri mengunjungi tunangannya. Aku sempat berharap bisa mengajak Erfan kesana tapi aku rasa waktunya kurang tepat.

MemilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang