Pernikahan

4.9K 234 7
                                    

Hari H ~

Aku menunggu diruang tunggu sambil memegang bunga bucket yang kupegang sedari tadi. Tanganku mengeluarkan keringat karena terlalu gugup.

"Yuk nak" Ucap papa dengan senyum sambil menjulurkan tangannya kepadaku.

Aku menyambut tangan papa lalu berjalan bersamanya menuju altar, sepanjang berjalan aku memandang kearah Angga yang terlihat ganteng dimataku.

Angga mengenakan tuxedo walau harus dibujuk setengah mati, rambut yang ia ikat rapi tanpa hiasan di wajahnya.

Papa memberikan tanganku kepada menantunya, aku menyambut tangan Angga lalu tersenyum kepadanya.

Setelah berucap sumpah janji suci kami dan bertukar cincin didepan banyak mata, kami sah sebagai pasangan suami istri.

Sorenya kami lanjut ke hotel untuk merayakan kebahagiaan kami. Berdiri berjam-jam membuat kakiku merasakan kesakitan.

"Gimana caranya lo tahan pakai heels selama ini" Bisikku membuatnya tersenyum.

"Gue udah terbiasa, gak kayak lo bar-bar" Sindirnya membuatku mengendus kesal.

"Hari ini lo ganteng" Ucapku dengan jujur membuatnya membuang muka.

"Lo hancurin impian gue" Ucapnya membuatku mengangkat bahu dengan acuh.

Seorang wanita yang tak kalah cantiknya datang mendekati kami untuk memberi selamat.

"Selamat sis" Bisik Dela kepada sahabatnya.

"Teman gue, Dela" Ucap Angga sambil memperkenalkan gue kepada Della.

"Nara, btw lo cewek benaran apa sejenis suami gue?" Tanya Nara dengan wajah penasaran.

"Hanya aku dan suamimu yang tahu" Ucaonya dengan nada sensual membuatku bergidik ngeri.

Aku menatap kepergian Della dengan wajah ketakutan.

"Jangan bermain dengannya, pasti gak jelas seperti lo" Ucapku membuat Angga mencubit pipiku membuatku meringis kesakitan.

"Eh siapa sih yang make up-in lo? Jelek tahu! MUA dari mana nih? Kenapa gak nanya gue MUA mana yang bagus?" Ucapnya membuatku memutar bola mata dengan malas.

"Inilah alasan aku gak mau kasih tahu! Bawel lo!" Ucapku membuat kami terlihat seperti orsng sedang kelahi jika dilihat dari jauh.

Malamnya, kami memutuskan untuk tidak menginap dihotel dan menilih oulang kerumah.

Aku sudah menjadi istri dari Angga Yonathan, jadi aku tinggal dirumahnya dan dikamarnya.

Aku berbaring diatas kasur sambil melihat cincin yang mingkar di jari manisku.

Brak!

Aku melihat Angga menaruh cincin perkanikan kami dengan kasar diatas nakas meja.

"Pakai" ucapku dengan pelan.

"Enggak" ucapnya dengan wajah menolak.

"Kita udah nikah, nih lihat" Ucapku sambil memamerkan tanganku.

"Gue mau luruskan semua, gue gak bakal nafsu dengan lo apalagi cinta sama lo. Gue ini bukan lelaki tulen" Jelasnya membuatku mengangguk.

"Aku tahu, enggak ada masalahnya" Ucapku dengan wajah santai.

"Jadi jangan berharap banyak dengan gue" Ucapnya membuatku kembali mengangguk.

"Aku mencintaimu, suamiku" Ucapku lalu memejamkan mata untuk tidur.

Pagi-pagi aku membuka mata, Angga memelukku dengan erat membuatku tidak bisa bergerak.

Aku mengecup pelan bibir suamiku dengan diam-diam, jika ia tahu aku melakukan ini pasti ia akan berteriak dengan kencang.

Angga Suamiku {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang