Part 28

154 22 3
                                    

Happy Reading guys

AUTHOR POV

"Penyakit lo bukan penyakit sepele, Ran. Ini penyakit jantung! Jantung Lo bermasalah! Dan lo bisa-bisanya nyimpen ini semua sendiri?!"

Rania menggeleng, "Maaf, maafin gue. Bukannya gua mau rahasiain ini dari kalian. Gue cuma butuh waktu buat kasi tau semuanya"

Rania melepas pelukannya, lalu menghapus air mata Vira dengan jemarinya, "Gue baik-baik aja, jangan khawatir" ucapnya meyakinkan Vira.

Vira langsung menggeleng, "Gimana gue nggak khawatir, penyakit lo parah, Ran. Gue--gue takut, gue takut ngerasa kehilangan lagi"

"Gue bakal berusaha buat sembuh, gue nggak akan buat lo ngerasain apa arti kehilangan itu lagi"

"Hikss...hikss.. kenapa harus lo? Kenapa harus lo yang punya penyakit ini?!" isak Vira.

"Ini bukan salah siapapun, udah Vir jangan nangis lagi. Gue bakal baik-baik aja" pinta Rania, berusaha menahan isakan tangisnya namun tetap saja tak bisa.

"Sejak kapan lo sakit?" tanya Vira.

"Sebelum gue kenal kalian, setelah Kania baru aja pergi"

"Apa Papa lo dan Kak Rey tau?"

Rania mengangguk, "Mereka tau" jawabnya, "Jangan nangis lagi ya, gue nggak bisa berhenti nangis kalau liat lo nangis. Please" pinta Rania sendu.

Vira langsung mengangguk, menghapus air matanya lalu mencoba untuk tersenyum walaupun terasa sangat sulit, "Gue udah nggak nangis kok" jawabnya.

"Jangan kasi tau yang lainnya ya, Vir. Apalagi Kelvin"

Vira langsung memandang Rania dengan tatapan tak percaya, "Gimana bisa? Nggak! Mereka harus tau, Ran"

Rania menggeleng, "Jangan sekarang, belum waktunya. Gue nggak mau buat mereka khawatir"

"Nanti nya mereka bakal tau juga, Ran" ucap Vira yang memang benar adanya.

"Please, Vir. Biar gue yang kasi tau sendiri. Lo pura-pura seakan semuanya baik-baik aja ya" pinta Rania dengan sangat membuat Vira terdiam dengan kebimbangan nya.

"Please" mohon Rania dengan menatap lekat manik mata Vira.

Vira akhirnya mengangguk, "Tapi lo janii harus sembuh, pokoknya Lo harus sembuh" pinta Vira.

"Gue bakal sembuh kalau ada kalian di samping gue"

****

"Kelvin!" panggilan dari Alexa membuat Kelvin menoleh mama tirinya yang sedang duduk sambil menonton TV itu dengan malas.

"Apa?"

"Saya mama kamu sekarang! Bisa sopan dikit nggak sih?!" kesal Alexa.

"Nggak guna sopan sama orang kayak lo!"

Alexa memutar bola matanya malas, "Dateng ke cafe mawar besok sepulang sekolah" suruh Alexa.

Kelvin langsung menaikkan sebelah alisnya, "Ngapain?" tanyanya.

"Mana saya tau! Papa kamu cuma bilang itu tadi"

"Nggak guna!" Kelvin langsung meninggalkan Alexa, lebih baik ia segara pergi ke rumah Rafa saja.

"Eh anak durhaka!!" bentak Alexa sambil mengejar langkah Kelvin yang tergesa-gesa.

"Apalagi?" tanya Kelvin malas.

"Itu perintah Papa kamu! Lakuin! Awas aja sampe nggak!"

"Urusannya sama lo apa?"

"Saya yang diminta buat pastiin kamu bakal datang! Jadi kamu harus datang!"

"Oh gitu? Berarti percuma dong kalau gue dateng" ucap Kelvin menyeringai.

Alexa mencoba menahan amarahnya, "Dateng atau foto dan barang mama kamu yang nggak guna itu saya bakar!" ancam Alexa.

"Berani bakar? Barang lo yang gue bakar balik!!"

"So? Saya nggak takut!" balas Alexa menantang.

Kelvin mengacak rambutnya frustasi, "Heran sama Papa, kenapa bisa suka sama cewek sinting macam lo?!"

"Karena saya lebih cantik dari mama kamu, jadi nggak usah heran" jawabnya angkuh.

"Percuma cantik luar, kalau dalamnya BUSUK!! Tau busuk nggak? Sama dengan BASI!! Gitu lo di mata gue!" ucap Kelvin sambil terkekeh sekaligus menghina Alexa.

Plakk!!

Alexa tak segan-segan menampar pipi Kelvin yang baru saja berkata kurang ajar padanya.

"Cuma segini? Nggak kerasa!" Kelvin langsung meninggalkan Alexa yang kini tengah mati-matian menahan amarahnya.

Kelvin dengan ugal-ugalan mengendarai mobilnya, tujuannya kini hanya satu, pergi ke rumah Rafa dan berkumpul dengan sahabatnya guna memenangkan diri.

"Sorry telat" ucap Kelvin lalu duduk di kasur Rafa dengan santai.

"Yoiii, darimana lo?" tanya Rafa yang kini masih fokus dengan ps nya bersama Rama.

"Dari rumah, itu cewek murahan mancing emosi lagi" keluh Kelvin.

Rama dan Rafa malah tertawa kecil, "Gue yakin lo pasti bakal selalu menang debat lawan mama tiri lo itu" jawab Rama.

"Iyalah, ajaran lo berguna juga ternyata, Ram" sahut Rafa mengingat jelas bagaimana saat Rama mengajarkan Kelvin materi tentang berbicara pedas yang nyelekit di hati.

"Jelas! Gue guru omongan judes, Dino pakar cinta. Lah lo apa, Raf?" ledek Rama

"Lo jadi guru bucin ajalah! Ajarin gue biar bisa bucin kayak lo" jawab Kelvin yang kini tengah memakan kacang kulit.

"Bangsatt!" Rafa tak segan melempar Kelvin dengan snack yang ada di hadapannya.

"Thanks ya" Kelvin dengan santai membuka dan memakan Snack yang Rafa lempar tadi padanya.

Sesaat, ia merasa lupa dengan berbagai macam masalah yang menimpanya saat di rumah.

Selesaiii..

Thank you for reading guys❤️

Publish on
21 Mei 2020

Back in Love✔ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang