Part 54

120 16 1
                                    

Happy reading guys!!!❤️

AUTHOR POV

"Gue mau kita selesai"

Kelvin langsung menegang, ada apa dengan Rania? Apa tanpa sadar Kelvin telah menyakiti gadisnya itu?

Kelvin kembali mendekat, menghapus air mata Rania yang entah mengapa tak kunjung berhenti, "Lo kenapa? Kenapa tiba-tiba gini? Gue ada salah ya? Maaf sayang"

"Hiks...hiks...lo nggak salah Vin. Hiks...gue minta maaf karena harus selesaiin hubungan kita sampai sini"

Kelvin menggeleng, pasti ada kesalahpahaman disini, mereka saling mencinta bukan? Lalu mengapa semuanya jadi begini?

"Kenapa? Kasi gue alasannya"

"Gue...gue nggak cinta sama lo lagi" ujar Rania yang tentu saja membuat hatinya sendiri lebih sakit daripada Kelvin, kebohongan ini, kebohongan yang ia katakan ini pasti akan sangat melukai perasaan Kelvin.

"Gue nggak percaya"

"Hiks...gue nggak cinta sama lo..hiks.."

"Bohong!!"

"Vin---"

"Kalau lo nggak cinta sama gue, kenapa lo nangis?"

"Hiks...hiksss"

Kelvin tak berkata apapun lagi, ia mengelus lembut pipi Rania.

"Kenapa hm? Lo kenapa? Cerita sama gue apa yang terjadi dan apa yang lo rasain, gue siap kalau lo mau berbagi cerita. Jangan gini please"

"Gue---"

Ceklek!!

Reyhan yang datang dengan sekantong plastik makanan langsung menatap bingung ke arah pasangan yang ada di hadapannya kali ini.

"Rania kenapa nangis?" tanya Reyhan mendekat ke arah keduanya.

"Lo keluar bentar, Kak" ujar Kelvin dengan nada tegas.

"Selesaiin masalah kalian, gue bakal kasi waktu" Reyhan lalu memandang Kelvin dengan lekat, "Kalau lo sakitin adek gue, gue yang bakal maju" Reyhan menepuk pundak Kelvin, memberi peringatan pertamanya.

Kelvin hanya mengangguk, tak berniat menjawab, lalu Reyhan pun kembali meninggalkan ruangan serba putih itu.

"Vin,"

"Cerita, Ran"

"Kita selesai disini, gue nggak cinta sama lo"

"Jangan bohong, gu--"

"Please, Lo harus percaya. Gue ternyata selama ini masih suka sama Kak Vano, bukannya lo. Dan lo cuma pelampiasan gue!" Rania memejamkan matanya, ikut merasa sakit atas ucapannya sendiri.

Bughh!!

Suara pukulan tembok membuat Rania menoleh ke arah Kelvin yang sedang melampiaskan amarahnya.

"Lo bohong, kan?! Jawab!"

"Gue nggak bohong"

"Tatap mata gue! Tatap mata gue saat lo ucapin itu!"

Rania menatap mata Kelvin yang memancarkan kekecewaan dan keletihan yang teramat sangat, membuat hati Rania seperti merasa remuk, "Gue nggak cinta sama lo! Gue masih cinta sama Kak Vano!"

"Pak Vano? Lo tega nyakitin hati Alana?! Dia sahabat lo!"

"Kak Vano nggak cinta Alana, dia cinta sama gue! Bahkan dia udah ungkapin perasaannya ke gue"

"Jadi lo lebih milih Vano?!"

"Jelas!"

"Setelah apa yang kita lakuin dan lewati bersama"

"Lupakan itu"

"Semudah itu lo ngomong? Padahal harusnya lo tau kalau gue nggak akan semudah itu buat ngelakuin itu"

"Lo harus dan pasti bisa!"

Kelvin langsung tertawa sumbang, "Tapi tadi lo bilang cinta dan sayang sama gue, lo pikir gue percaya gitu aja ajakan putus dari lo?"

"Anggap aja itu pernyataan cinta palsu terakhir dari gue, selanjutnya gue nggak akan bilang hal itu lagi"

"Kenapa lo setega ini? Apa selama ini gue kurang buat lo? Bilang aja apa yang lo mau, gue bakal lakuin asal hati lo tetep buat gue"

"Udah nggak ada tempat di hati gue buat lo"

"Please, Ran. Gue cinta sama lo, gue bakal jadi yang lebih baik dari Vano, kasi gue kesempatan"

"Lo nggak akan bisa kayak Kak Vano"

"Lo beneran cinta sama Vano? Lo lebih bahagia sama dia?" tanya Kelvin dengan nada lirih.

"Jelas"

"Jadi gue kalah?"

"Iya"

"Setelah lo gue perjuangin, jadi gue tetep akan kalah dari Vano?"

"Iya"

"Bahkan lo nggak tau seberapa keras perjuangan gue buat bisa sama lo"

"Gue nggak ingin tau"

"Gue rela ninggalin orang tua gue demi lo, Ran. Cuma demi bersama lo"

"Makasih"

"Gue lakuin itu karena gue udah sangat cinta sama lo"

"Tapi gue nggak"

"Please kasi gue kesempatan" Kelvin memohon kembali, bahkan berlutut di hadapan Rania.

Rania berusaha menahan air matanya, ia harus terlihat jahat di mata Kelvin, agar Kelvin meninggalkannya. Ini semua demi kebahagiaan laki-laki itu sendiri, demi mengembalikan kebahagiaannya.

"KAK REYY!!"

"KAK REY!"

Teriakan Rania sukses membuat Reyhan masuk dengan cepat sampai membanting pintu.

"Kenapa?" tanyanya panik, lalu berjalan menuju ke arah Rania.

"Rania nggak mau liat Kelvin, bisa suruh dia pergi, Kak?" ucapan Rania sukses membuat Reyhan membelalakkan matanya, dan Kelvin merasa hatinya terasa sangat remuk.

"Kenapa? Kelvin salah apa?" tanya Reyhan.

"Suruh dia pergi, Rania sama dia udah nggak ada hubungan apa-apa"

Lagi-lagi, Reyhan kembali membelalakkan matanya, ia tidak salah dengar, kan? Hubungan Rania dan Kelvin masih baik-baik saja kemarin, tidak! Bahkan tadi mereka masih baik-baik saja. Lalu mengapa sekarang?

"Berantem nggak bakal selesain masalah, omongin baik-baik--"

"Nggak ada yang perlu di omongin! Kelvin sama Rania udah selesai!"

"Ran," Kelvin memanggil gadisnya dengan nada yang sanga lirih.

"Pergi, Vin"

"Gue---"

"GUE BILANG PERGI!!"

Kelvin mengangguk, "Lo beneran lebih bahagia sama Vano? Lo lebih cinta sama dia?" tanya Kelvin sekali lagi, membuat Reyhan langsung mengetahui apa penyebab masalah ini.

"Iya"

"Oke, gue harap Vano bisa bahagiain lo lebih dari gue"

"Vin," panggilan Reyhan membuat Kelvin memaksakan senyumnya, Reyhan lalu menatap iba ke arah Kelvin, ia tau betapa sakit dan hancurnya perasaan Kelvin saat ini.

"Jaga diri lo baik-baik ya" Kelvin mendekat, mencium kening Rania beberapa detik, memberitahu pada gadis itu bahwa Kelvin akan tetap dan selalu mencintainya.

"Kita selesai, kan sekarang? Gue pergi ya, asal lo bahagia"

Selesaiii..

Semoga kalian suka sama part kali ini yaaa!!❤️

Thank you for reading.

Publish on
9 Juli 2020

Back in Love✔ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang