Part 46

122 17 0
                                    

Happy reading ❤️

AUTHOR POV

"Gue nggak nyangka sama sifat bokap lo! Kekanakan banget tau nggak!" ujar Rama yang masih terbawa emosi, bahkan saat dirinya sedang menyetir kali ini.

"Ya mau gimana lagi, gue nggak bisa lepas Rania gitu aja,"

"Keputusan lo bener Vin, jadi nggak usah takut"

"Gue bingung sekarang harus gimana, nggak gampang lepas dari orang tua. Fasilitas gue juga ilang semua"

"Nggak usah khawatir, ada gue, Dino sama Rafa yang siap bantu lo"

"Oh ya, kenapa lo bisa ke rumah gue tadi?"

Rama mengeluarkan sebuah kartu ATM dari saku nya, "Niat nya sih gue mau balikin ini,"

Kelvin menerima itu, nyatanya benda ini sangat berharga baginya untuk saat ini, "Thanks ya"

"Santai aja"

"Terus kita sekarang kemana?"

"Ke rumah Dino, gue udah suruh Rafa buat kumpul kesana"

Tak lama kemudian, kedatangan Rama dan Kelvin di sambut raut wajah tegang dari kedua sahabatnya yang lain.

"Masalah apalagi kali ini?" Rafa yang pertama kali membuka suara.

"Sok dingin bat suara lo Raf! Jijay!" cibir Dino, bukannya marah, Rafa malah terkekeh.

"Yah nggak cocok ya? Padahal gue pengen jadi cowok cool gitu, kayak di novel yang sering dibaca ama Vira"

"Njir! Nggak ada waktu buat latihan gituan! Masalahnya ribet ini!" kesal Rama melihat kelakukan sahabatnya.

"Apaan-apaan? Lo mah kalau cerita nanggung, selesaiin kek!"

"Nggak bisa lewat telfon!" balas Rama sambil melirik Kelvin yang terus saja terdiam.

"Kelvin masalah lagi ama bokap nyokapnya"

"Lah bukannya udah dari kemarin-kemarin?"

"Kali ini beda lagi, bahkan lebih parah!"

"Gue di usir" ujar Kelvin membuka suara.

"Di usir?"

"Disuruh pergi dari rumah gitu?"

"Iya ogeb!" balas Rama gregetan.

"Kenapa bisa? Lo mukul bokap lo ya?"

"Nggak lah njir! Jadi gini...."

Kelvin memulai ceritanya di dampingi oleh Rama yang menjadi saksi mata.

"Serius?" tanya Rafa tak menyangka yang dibalas anggukan keras oleh Kelvin dan Rama.

"Kok bokap nyokap lo bangsa---"

Rafa langsung menutup mulut Dino, sebelum mulut sahabatnya itu mengeluarkan sebuah kalimat penuh dosa.

"Apaan sih lo Raf?!" tanya Dino kesal saat berhasil melepas tangan Rafa dari mulutnya.

"Nggak boleh ngumpat ke orang dewasa, apalagi itu bokap nya sahabat kita. Dosa njir!"

"Salahin dia yang sungguh TERLALU itu! Tega banget ngusir anaknya sendiri! Mending bini nya kek yang di usir! Lah ini anak sendiri, anak kandung lagi! Nggak abis pikir gue!!"

"Biar aja bokap lo nyadar sendiri ama kesalahannya Vin, lo buktiin aja ke dia kalau lo bisa hidup aman tanpa dia, ya walaupun emang susah"

"Gila aja! Lo di usir sama dia gara-gara lo jatuh cinta ke Rania, terus dia nggak setuju sama Rania gara-gara Rania sakit. Banyak mau nya ya bokap lo, harusnya dia nyadar kalau ngelepas orang yang kita cinta itu nggak gampang!"

Rafa mengangguk, "Rania cuma sakit, belum tentu kan dia bakal ninggalin lo kayak Kania dulu, umur siapa yang tau sih. Orang yang sakitnya parah banget aja bisa sembuh kalau udah takdir"

Kelvin mengangguk, "Kalian bener, entah kenapa bokap gue nggak mikir nyampe kesana. Dia cuma mikirin Rania yang sakit dan bisa kapan aja ninggalin gue"

"Kejahatan berkedok kebaikan nih, bokap lo kan emang milih-milih banget calon mantu, lo sama Kania dulu aja juga nggak dikasi restu kan?"

Kelvin mengangguk, "Gue sempet mikir gitu juga sih, mungkin aja Papa emang nggak suka sama Rania"

"Udahlah, nggak usah mikirin bokap lo yang nggak berperasaan itu! Mending lo pikirin masa depan lo ama Rania" goda Dino yang sukses membuat Kelvin tersenyum.

"Gue minta tolong ya sama kalian, jangan sampai Rania tau. Gue takut dia ngerasa bersalah dan drop lagi"

"Santai aja ama kita-kita, aman semua mah!"

"Lo tinggal disini aja ya Vin" ujar Dino.

"Iya, lo tinggal sama Dino aja dulu, atau kalau mau lo bisa tinggal sama gue atau Rama juga boleh"

Kelvin menggeleng, "Gue nyari kontrakan aja deh"

"Mending disini Vin, daripada lo nyari kontrakan harus bayar lagi, inget lo harus hidup hemat sekarang, tabungan lo nggak seberapa"

"Bener Vin, udahlah lo tinggal disini aja, santai bro!"

"Gue nggak enak sama keluarga lo Din, pasti ngerepotin banget gue kalau disini"

"Nggak lah, kata siapa coba. Mereka pasti ngerti, lo kan best friend gue!"

"Ya tapi tetep aja bakal ngerepotin. Nggak papa gue ngontrak aja, nanti gue cari kerjaan buat nanggung idup"

"Nggak usah miris gitu Vin, ada kita. Hm gini aja, si Dino kan punya apartemen, lo tinggal aja disana, gimana?"

Dino mengangguk setuju, "Nah bener tuh, lo nolak tinggal disini kan? Jadi lo nggak boleh nolak lagi tinggal di apart gue!"

"Gimana ya?"

"Jangan mikir lagi, udah iyain aja. Ya Vin?"

Mau tak mau Kelvin mengangguk, namun sebenarnya ia tak enak jika harus merepotkan mereka.

"Nah urusan tempat tinggal udah kelar, sekarang tinggal urusan kerjaan"

"Aman itu! Lo kerja aja di cafe gue, minggu lalu manager disana baru aja resign jadi lo bisa ambil jabatan itu"

"Tapi gue nggak ada pengalaman apaan Raf"

"Kan ada gue, lo kerja santai aja disana. Yang penting jujur dan semua beres!"

"Lo serius?"

"Bangettt!" balas Rafa.

"Pokoknya nggak usah khawatirin hal lain lagi, kan udah beres tuh semua! Biar bokap lo juga bisa nyadar diri, bukan berarti dia ngusir lo, hidup lo bakal luntang-lantung kan"

"Bener banget, nggak sabar nunggu bokap lo minta maaf sampe bercucuran air mata! Hahaha!"

Kelvin terdiam, tak bisa berkata apalagi, ucapan terimakasih nyatanya sangat kurang untuk semua yang telah dilakukan oleh sahabatnya.

"Nggak usah melas gitu kali Vin, kek sama siapa aja lo!"

"Thanks banget ya, walaupun kata-kata gue nggak akan cukup buat balas kebaikan kalian semua, tapi cuma itu yang bisa gue lakuin. Beruntung banget gue punya kalian di saat kayak gini, thanks banget, nggak tau gimana jadinya gue sekarang kalau nggak ada kalian"

"Alay ah kata-kata lo! Nggak Kelvin banget!" balas Dino sambil terkekeh yang langsung di ikuti oleh semuanya.

Thank you for reading guys❤️

Jangan lupa vote nya yaa

Publish on
25 Juni 2020

Back in Love✔ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang