01

1.3K 179 2
                                    

"Kalian adalah malaikatku. Surga bagiku. Dan setiap orang pasti memiliki surganya tersendiri"

-01-

"NININGGGG!"

"YAK! HYUNG KAU KALAH DARIKU!"

Hei, ayolah, ini masih pagi. Terlalu pagi untuk sebuah keributan. Setelah sarapan selesai, Yeonjun pun pergi mandi. Namun saat ia keluar kamar mandi, suara teriakan adik barunya terdengar sangat jelas, bahkan bisa saja gendang telinganya pecah saat itu juga.

Adik baru.

Yeonjun sangat senang diterima di keluarga kecil ini. Ia tak tahu lagi harus ke mana jika tak di sini. Tak mungkin ia kembali ke nerakanya.

"Hyung, maklumi mereka ya, Beomgyu dan Kai memang sering ribut, suara teriakan mereka sudah menjadi musik sehari-hari," Soobin pun terkekeh. "Namun, itu lah yang membuat tempat ini seakan hidup," lanjutnya.

"Ah, iya tak apa. Omong-omong, terimakasih," ucap Yeonjun.

"Berterimakasihlah pada Beomgyu. Sebenarnya akupun berada di sini berkat Beomgyu. Dia yang pertama kali berada di tempat ini, lalu kini menjadi rumah kami," cerita Soobin. "Lalu, ia menemuiku dan mengajakku tinggal bersama. Ah, itu tiga tahun yang lalu," lanjutnya.

"Karena awalnya aku yang paling tua diantara mereka, aku harus mengatur mereka, mengajari mereka, terutama Kai. Dia sangat muda ketika berpisah dengan keluarganya," Soobin menatap Kai sesaat, kemudian kembali menatap Yeonjun. "Namun anehnya, Taehyun yang hanya beda beberapa bulan dari Kai, dia yang paling berpikir dewasa. Aku sangat bangga padanya. Nasehat-nasehat darinya yang menjadi kekuatan kami hingga saat ini," lanjutnya.

"Tak perlu sungkan hyung, anggap kami seperti keluargamu," mendengar ucapan Soobin, Yeonjun pun menahan tangisnya sekuat tenaga.

"Kami mempunyai latar belakang yang hampir sama. Dan dia pikir kau juga seperti kami, maka dari itu dia tertarik untuk mengajakmu kemari, hyung," Soobin menghela napas kasar. "Aku tak tahu bagaimana nasibku jika tak bertemu dia, aku sangat bersyukur. Oleh karena itu, aku menyayanginya. Sangat menyayangi keluarga baruku ini," tampak mata Soobin memerah.

Soobin pun mengadahkan kepalanya ke atas, "kami tunggu ceritamu, hyung."

_(:з」∠)_

"Taehyun-ssi, bolehkah aku bertanya?" tanya Yeonjun setelah duduk di sampingnya.

"Tentu, hyung. Jangan sungkan," Taehyun pun mengalihkan pandangannya pada Yeonjun.

"Sejak kapan kau berada di sini?" tanya Yeonjun, terlihat mimik wajah Taehyun yang berubah menjadi lebih serius.

"Dua tahun yang lalu, tepatnya pada bulan November. Ah, aku sangat benci bulan November. Pada saat itu aku hampir mati," Yeonjun terkejut bukan main, dia tak salah dengar kan? Hampir mati katanya?

"Kau ingin mendengarkan ceritaku, hyung?" tawar Taehyun yang langsung diiyakan oleh Yeonjun.

"Dua tahun yang lalu, saat aku berumur tigabelas tahun. Aku, ayah dan ibuku berencana berlibur. Aku pikir benar-benar berlibur sebelum kejadian itu terjadi," Yeonjun pun mendengarkan dengan serius.

"Entah bagaimana, aku tak ingat hyung, setelah aku meminum jus mangga, rasanya sangat manis. Lalu aku tak ingat apapun setelahnya," Taehyun berhasil mengeluarkan air matanya setelah ia tak tahan lagi untuk menahannya. Yeonjun pun mendekatkan tubuhnya, lalu mengusap punggung Taehyun.

[✔] Mendacium-TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang