00

2.7K 223 5
                                    

"Semua orang pasti memiliki nerakanya tersendiri"

-prolog-

Seorang remaja laki-laki kini entah sedang berjalan ke mana. Yang dia pikirkan hanya ingin jauh dari 'neraka'. Neraka baginya ternyata rumahnya sendiri, entahlah, ia tak ingin menyebut tempat tersebut 'rumah'.

Bukan untuk pertama kalinya ia seperti ini, sangat sering hingga ia lupa sudah berapa kali ia kabur.

Remaja bersurai pirang tersebut memilih untuk menistirahatkan tubuhnya di bangku taman, meski ia tahu bahwa keesokan paginya ia akan diusir.

"Seharusnya kau tak pernah dilahirkan!"

Ia pun terbangun setelah ada seseorang yang menepuk pipinya.

"Hei, apa kau bermimpi buruk? Kau berkeringat. Kenapa kau selalu tidur di sini?" lelaki tersebut kemudian memberikan air minum.

"Ah sial, sudah pagi ternyata," ia menerima pemberian air minum dari lelaki tersebut lalu meminumnya hingga tak tersisa satu tetespun, kebetulan ia tak makan minum sedari kemarin.

"Siapa namamu, tuan?" lelaki itu kemudian duduk di sampingnya.

"Usiaku masih 18 tahun. Namaku Choi Yeonjun," pria bersurai pirang tersebut menatap lelaki di hadapannya.

"Namaku Choi Beomgyu, 16 tahun. Bolehkah aku memanggilmu hyung?" Beomgyu tersenyum lebar pada Yeonjun.

Yeonjun pun menghela napasnya, "siapa aku bagimu?"

"Akan kuanggap kau sebagai kakakku, karena kupikir kita mengalami hal serupa hyung," Yeonjun pun menatap ke arahnya. Rambutnya yang hitam legam, hidungnya yang mancung, matanya yang jernih, ya Tuhan, dia tampan sekali.

Yeonjun pun menepis pikirannya. Bisa-bisanya ia berpikir bahwa pria di sampingnya ini tampan. Ya, kecuali jika dirinya itu wanita, itu hal yang wajar.

"Apa kau mau ikut ke tempatku, hyung?" tanyanya, lalu memegang tangan Yeonjun.

"Di sana, aku memiliki satu kakak dan dua adik. Ya, walaupun tidak sedarah namun kuanggap mereka seperti itu," lanjutnya.

"Apa kau tak punya keluarga?" tanya Yeonjun, Beomgyu pun terkekeh mendengarnya.

"Hei, aku tak perlu keluarga. Aku mempunyai Soobin hyung, Taehyun dan Hueningkai. Mereka lebih dari keluarga bagiku. Apa kau mau bergabung? Akan kuperkenalkan kau pada mereka," Beomgyu pun mengangkat kedua sudut bibirnya, mengeluarkan senyum yang sangat manis.

"Baiklah, lagi pula aku tak ingin kembali ke neraka itu," Yeonjun pun membalas senyumnya dengan senyuman yang tak kalah manis.

_(:з」∠)_

"Tenanglah hyung, mereka sangat baik, tak perlu khawatir," seolah dapat membaca pikiran Yeonjun, Beomgyu pun menenangkannya.

Kini, mereka berada di depan sebuah gedung. Cukup tua, namun sepertinya sudah tak terpakai.

"Apa kau tinggal di sini?" tanya Yeonjun.

Beomgyu pun mengangguk, "inilah rumahku, aku tinggal di sini sejak tiga tahun yang lalu," ucapnya santai.

"Saat umurmu masih 13 tahun? Hei, ada masalah apa kau sampai meninggalkan keluargamu sejak usia muda?" Yeonjun pun menatap Beomgyu.

"Ya, tak ada alasan lagi untuk tinggal bersama mereka. Lagipula mereka tak menginginkanku ada," jawab Beomgyu. "Ayo masuk, kita sarapan bersama," Beomgyu pun menarik lengan Yeonjun mengajaknya masuk ke dalam.

[✔] Mendacium-TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang