Patah? Bangkit!
Jangan sedih atas orang
yang menyerah pada dirimu.
Maafkan lalu lupakan,
Ragamu sudah terlalu lelah.*shalsha on mulmed guys:v
________________________________
Shalsha meringkuk didalam selembar selimut tebal berwarna putih. Bulir bening sialan itu mengalir lagi dari kelopak matanya, ia menutup mulut menggunakan telapak tangan, berusaha menahan agar suara isakannya tak terdengar. Ia benci— ia benci terlihat sangat lemah seperti sekarang ini.Mungkin kelian merasa bahwa shalsha berlebihan, tapi kelian tidak akan pernah mengetahui perasaannya jika kelian tidak berada diposisi itu bukan?
Semesta, caca mau nanya. Disini yang salah orang ketiga? Caca yang terlalu berharap? Atau dia yang membuka hati untuk orang ketiga?
.
.
.
Shalsha menatap nanar kota venice yang terlihat sangat kecil dari atas pesawat. Ia tak pernah menyangka akan meninggalkan kota tempatnya dibesarkan itu. Saat ini dia dan keluarganya sedang berada dalam perjalanan menuju ke Indonesia. Sesaat gadis bersurai coklat itu mengalihkan pandangannya pada Reyhan yang sedang sibuk membaca sebuah buku berjudul Little Red Book of Selling karya Jeffrey Gitomer. Shalsha memang duduk bersama Reyhan, sedangkan kedua orang tuanya duduk berseberangan dengan tempat duduk mereka. Ia sangat bosan sekarang, sungguh.Sampai pada akhirnya kebosanan shalsha teralihkan. Seorang pramugari berdiri di depannya. "Ladies and gentlemen, as we start our descent, please make sure your seat backs and tray tables are in their full upright position. Also, make sure your seat belt is securely fastened and all carry-on luggage is stowed underneath the seat in front of you or in the overhead bins. Thank you." Ujar pramugari itu memberitahukan pada penumpang bahwa tak lama lagi pesawat yang mereka tumpangi akan segera landing.
Shalsha merasakan pesawat mulai menukik. Refleks ia meremas pegangan kursi, takut. Reyhan yang menyadari hal itu menarik kepala shalsha lalu membenamkannya di dada bidangnya. Tangannya mengelus surai gadis itu lembut, berusaha untuk menenangkannya.
Akhirnya pesawat yang mereka tumpangi telah mendarat sempurna di bandara Soekarno Hatta. Setelah mengambil barang dari bagasi kabin, mereka pun berjalan ke arah pintu keluar.
"Mah pah kita langsung ke rumah aja ya, caca capek banget" ujar shalsha yang dibalas anggukan oleh Kedua orang tuanya "siap princess"
🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Suara alarm yang begitu memekakkan telinga terdengar menggema di setiap sudut kamar bernuansa baby pink itu. Sehingga mengusik seorang gadis cantik yang tertidur pulas diatas kasur barunya. Karena sudah tidak bisa lagi menahan suara yang membuat gendang telinganya hampir pecah, perlahan iris berwarna coklat tersebut pun terbuka, sehingga memberikan akses bagi cahaya agar dapat masuk ke Indra penglihatannya. Sejenak gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah jam weker yang berada di atas nakas.
Yap dia shalshania callista Everald. 100 buat kelian>_<
"udah jam 05.00 am, gua Siap Siap aja deh" monolognya sambil mematikan alarm
Gadis itu berjalan gontai menuju kamar mandi. Tak perlu waktu yang lama, hanya 15 menit ia keluar dari kamar mandi dengan balutan seragam putih abu abu yang sangat pas di badan mungilnya.
Shalsha lalu menuruni anak tangga dengan santai, langkah kakinya membawanya ke dapur. Ia memakai celemek dan mulai berkutat dengan pisau beserta bumbu dapur yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fortis
Teen Fiction"Menurut lo definisi kuat itu apa?" "Kuat itu bukan perihal nangis atau ngga pas masalah itu datang, ca. Tapi kuat itu tentang gimana caranya bisa bangkit dan berhenti nangis setelah badai itu datang. Gimana caranya bisa sabar dalam menghadapi masal...