10

904 173 12
                                    


***

Sudah satu minggu terakhir ini Jiyong berusaha menemui Jennie. Tapi seperti yang Seunghyun katakan, menemui Jennie untuk membicarakan kasus Jungkook tidak semudah kedengarannya. Akan lebih mudah kalau Jennie menolak kedatangan Jiyong, namun yang justru terjadi adalah Jennie tidak pernah ada di tempat. Sudah berkali-kali Jiyong datang ke kantor wanita itu, namun Jennie tidak pernah ada di sana.

"Nyonya Kim pergi dengan suaminya ke Thailand, dan tidak tahu kapan akan kembali," hanya itu yang bisa Jiyong dapatkan setiap kali Jiyong datang ke kantor Jennie. Karena terlalu sibuk mencari Jennie, Jiyong meminta Seunghyun untuk membantunya. Pria itu membicarakan mainan serta pintu rumah kost itu dan meminta Seunghyun menganalisis dua hal itu sementara ia sibuk mencari Jennie. Karena terlalu sibuk dengan Jennie dan informasi mengenai wanita itu, Jiyong sampai lupa menghubungi Lisa dan mendatangi lagi rumah kost itu– sampai pada malam ini, Lisa datang ke kantor tempat Jiyong bekerja.

"Oppa tidak melarikan diri kan?" tanya Lisa begitu ia berdiri di depan Jiyong, di depan resepsionis lantai satu. Daesung juga ada di sana, masih berpura-pura sibuk dengan biji-biji kopi yang ingin dia giling.

"Bagaimana caramu datang kesini?" tanya Jiyong, karena malam sudah sampai pada pukul sebelas. "Bukankah ini sudah terlalu malam? Dan kenapa kau menggiling kopi di sana? Tidak jadi pulang? Pulanglah," tegur Jiyong karena Daesung yang ketahuan ingin menguping disana.

"Eh? Aku ingin menggiling untuk besok- ya aku pulang sekarang," balas Daesung yang lantas melangkah pergi dengan terburu-buru. Daesung langsung meraih jaketnya di atas salah satu meja cafe, ia juga mengambil kunci mobilnya disana kemudian berpamitan untuk bergegas pergi.

Seperginya Daesung, Lisa kembali berucap. Gadis itu menanyakan pertanyaan yang sama, mengulang kata-katanya dan menuntut jawaban dari pria di hadapannya. Lisa penasaran kenapa Jiyong tidak menghubunginya, tidak juga mengunjunginya bahkan tidak menjawab pesannya.

"Sudah sangat larut, aku akan mengantarmu-"

"Oppa benar-benar menyerah? Oppa tidak mau lagi membantu kasus ini?" tanya Lisa dengan raut kekecewaan yang tidak bisa lagi ia tutupi.

Jiyong mengajak Lisa duduk kemudian. Pria itu mengajak Lisa untuk membicarakan apa yang sangat ingin Lisa ketahui itu. "Kenapa kau tidak memberitahuku? Tentang hubunganmu dengan Bobby, tentang hubunganmu dengan Jungkook juga?" tanya Jiyong dan Lisa bersikeras kalau ia sudah mengatakan segalanya. Lisa bersikeras kalau ia sudah memberitahu Jiyong semua yang perlu ia katakan. Lisa bersikeras kalau ia tidak menyembunyikan apapun. Sampai kemudian Jiyong menanyakan apa yang Lisa bicarakan dengan Jungkook di siang hari di hari Jungkook tewas dan Lisa terdiam karenanya.

"Di rumah itu, tidak ada yang tahu tentang masa lalumu, kecuali Jungkook, iya kan? Karena itu kalian tidak bisa akur, dia membencimu dan kau pun begitu-"

Lisa kemudian meminta maaf. Ia tidak bisa mengatakan tentang masa lalunya itu pada Jiyong. Ia tidak ingin terlihat buruk di depan Jiyong dan statusnya sebagai mantan narapidana tentu tidak bisa ia banggakan pada Jiyong. "Ya, Jungkook mengenaliku, Jungkook tahu siapa aku dan aku tidak menyukai Jungkook, tapi aku bersumpah aku tidak membunuhnya," bujuk Lisa yang sekarang meraih tangan Jiyong, membujuk pria itu untuk tidak menyerah akan kasusnya.

Kini Jiyong mengerti, alasan Lisa sangat menggebu tentang kasus ini. Kini, Jiyong mengerti, alasan sebenarnya Lisa membutuhkan bantuannya. Gadis itu sadar, kalau statusnya sebagai mantan narapidana telah membuatnya jadi orang pertama yang dicurigai, membuatnya jadi tersangka utama dalam kasus Jungkook ini.

"Kalau begitu, beritahu aku segalanya. Termasuk alasan sebenarnya kau pindah ke rumah kost itu," ucap Jiyong, membuat Lisa kemudian menelan ludahnya sendiri– meyakinkan dirinya kalau bercerita pada Jiyong tidak akan membuat masalah semakin rumit.

"Aku berencana menipu Bobby," ucap Lisa masih menunduk. "Aku pernah berkencan dengan-"

"Kau menipunya, Kim Namgil," ralat Jiyong. "Kau mendekatinya, seolah-olah kau akan menikah dengannya, membuatnya membelikanmu rumah, memberimu banyak uang kemudian mencuri semuanya dan meninggalkan pria itu," ucap Jiyong membuat Lisa mau tidak mau mengakui perbuatannya.

Lisa mengakui kalau ia pernah menipu Kim Namgil juga beberapa pria lainnya. Lisa juga mengaku kalau ia sempat memaksa pria-pria itu untuk menginvestasikan uang mereka kepada temannya– yang kemudian melarikan diri dengan uang-uang itu. Investasi palsu itulah yang kemudian mengantar Lisa ke balik jeruji besi.  Ada seorang teman yang ikut bersama Lisa ke penjara tapi orang itu sudah lebih dulu bebas. Orang itu didakwa sebagai kaki tangan Lisa dan mendapat hukuman yang lebih ringan daripada Lisa.

"Setelah bebas, aku berencana menemui pria itu lagi. Aku hanya ingin datang padanya dan memberitahunya kalau dia tidak bisa menghancurkanku begitu saja. Dipenjara tidak membuatku hancur seperti yang ia harapkan. Tapi saat aku datang ke rumahnya, ku dengar dia sudah meninggal. Lalu aku datang ke acara pemakamannya dan disana, aku melihat Bobby. Ada sesuatu yang salah dari pria itu– maksudku Bobby– ada sesuatu yang ia sembunyikan tentang kematian pamannya. Dia hanya anak manja yang tidak bisa hidup tanpa pamannya– setelah orangtuanya sibuk jadi relawan dan mengabaikannya. Dia mendapatkan rumah pamannya sebagai warisan, dia juga dapat banyak sekali uang, tapi setelah setelah semua itu dia justru pergi dari rumah pamannya lalu tinggal di rumah kost itu. Bukankah itu aneh? Aku merasa kalau itu aneh, kalau aku jadi dia aku akan menikmati semua warisanku dan hidup tenang. Tapi bukan itu alasannya, aku mendekatinya untuk mengambil semua warisan yang tidak dia inginkan. Aku berencana melakukan itu jadi aku pindah ke rumah kost itu, ke sebelah kamarnya. Tapi Jungkook mengenaliku, dia mengancamku, menyuruhku berhenti mendekati temannya. Dia menyuruhku menjauhi temannya, dia tidak akan membiarkanku menipu temannya. Tapi- tapi dia juga seorang penipu! Dia menipu bosnya! Dia menggerogoti rekening bosnya! Membuat wanita itu membelikannya mobil sampai memberinya banyak sekali uang. Jadi siang itu, aku bilang padanya kalau dia juga akan hancur bersamaku– kalau dia berani memberitahu Bobby tentangku. Sialnya dia benar-benar menjaga rahasiaku sampai mati," cerita Lisa namun apa yang Jiyong katakan ternyata tidak sesuai dengan reaksi yang Lisa duga sebelumnya. Jiyong tidak meninggikan suaranya, pria itu justru terlihat tenang seolah ia tahu apa yang akan Lisa katakan malam itu.

"Apa kau masih berencana menipu Bobby?" tanya Jiyong.

"Ya?"

"Akan ku lanjutkan penyelidikanku, aku akan tetap membantumu kalau kau berjanji untuk berhenti menipu," jawab Jiyong, masih membuat Lisa bingung. "Aku tidak mau membantu seorang penjahat," singkat Jiyong, menjelaskan alasannya meminta Lisa untuk berhenti.

"Bahkan setelah malam mengerikan itu aku sudah membuang jauh-jauh rencanaku. Aku tidak lagi ingin menipu Bobby," jawab Lisa yang malam itu merasa kalau ia akan bernasib naas seperti Jungkook.

Lisa tahu kalau Jungkook penipu, sepertinya. Ia bisa mengenali seorang penipu seperti Jungkook, sama seperti Jungkook yang dapat mengenali Lisa. Dan saat ia melihat kematian Jungkook, melihat bagaimana pria itu tewas, sendirian tanpa suara dengan tusukan penuh kebencian, dunia Lisa berbalik.

"Aku tidak mau mati seperti Jungkook," ucap Lisa, meyakinkan Jiyong kalau ia akan berhenti menipu sekarang. "Aku tidak mau dihukum sepertinya. Aku tidak mau mati seperti itu– diracun kemudian ditusuk dengan penuh kebencian, aku tidak mau," takut Lisa yang kali ini menunjukkan warna aslinya– menunjukkan kalau alasannya meminta bantuan Jiyong adalah rasa takutnya sendiri. Gadis itu mulai terisak, ia benar-benar takut kalau hidupnya akan berakhir, sama seperti bagaimana hidup Jungkook berakhir.

***

Help Me, Monsieur!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang