7

885 169 31
                                    


***

Masih di malam yang sama. Selepas makan malam bersama Lisa, Jiyong memberi Lisa tumpangan untuk pulang. Dengan mobilnya, ia membawa tubuhnya serta tubuh Lisa untuk sampai ke rumah kost itu. Alasan Jiyong memberi Lisa tumpangan bukanlah gadis itu sendiri. Kalau bukan karena Mino yang tiba-tiba mengiriminya pesan, Jiyong akan lebih memilih untuk mencarikan Lisa taksi. Dalam perjalanan, Lisa bercerita kalau hubungan Mino dan Jungkook sangat buruk. Lisa meminta Jiyong agar tidak mempercayai Mino kalau Mino bilang yang sebaliknya.

"Mereka bekerja di tempat yang sama," ucap Lisa menceritakan apa yang ia ketahui. "Mino oppa bekerja lebih dulu di perusahaan itu, lalu Jungkook masuk ke perusahaan itu dan mereka mulai bersitegang. Mino oppa selalu menyebut Jungkook sebagai pria simpanan bos mereka. Pemilik perusahaan itu, Jennie Kim yang terkenal karena kemampuan dan wajahnya yang cantik sekali. Katanya, bahkan para wanita pun jatuh cinta padanya. Aku juga- maksudku, kalau aku ada di posisi yang sama dengannya, kalau aku bisa menjangkaunya mungkin aku akan senang karenanya. Pokoknya, Jennie Kim itu sudah menikah, dengan seorang pebisnis kaya raya- yang kemudian membuat bisnis Jennie sendiri juga jadi sangat besar. Mino bilang bosnya itu tidak menyukai suaminya, jadi dia berselingkuh dengan Jungkook, jadi dia memberi banyak sekali perhatian pada Jungkook, bahkan Jungkook yang tergolong anak baru, lebih dulu di promosikan daripada Mino oppa. Aku bisa mengerti kenapa Mino oppa membenci Jungkook, tapi kurasa polisi akan menjadikannya kenyataan itu sebagai kesempatan untuk menebak motif pembunuhannya itu, kasihan sekali,"

Lisa terus bercerita, Jiyong mendengarkan cerita itu namun alih-alih mendengar kisah Mino dari Lisa, Jiyong lebih ingin mendengar kisah Lisa sendiri. Jiyong lebih ingin mendengar bagaimana perasaan Lisa terhadap kasus ini, bagaimana perasaan Lisa pada Jungkook dan bagaimana hubungannya dengan keempat orang di rumah itu.

"Lisa-ya," sela Jiyong di antara dua cerita Lisa. "Apa kau berkencan dengan Bobby?"

"Bobby? Tentu saja tidak!" ucap Lisa, langsung membantah pertanyaan itu dengan sangat tegas. "Kami memang dekat, maksudnya aku lebih dekat dengan Bobby dibanding dengan Mino, Rose apalagi Jungkook, tapi kedekatan kami hanya sebatas teman yang dekat, bukan teman kencan," jelas gadis itu yang kemudian bertanya apakah Bobby mengatakan pada Jiyong kalau ia berkencan dengannya. "Oppa tidak percaya itu kan? Oppa tidak mempercayai ucapannya kan? Kami tidak berkencan, sungguh," tutur Lisa, membujuk Jiyong agar tidak percaya kalau ia berkencan dengan Bobby.

Jiyong mengiyakan bujukan Lisa. Ia percaya atau tidak, rasanya itu tidak penting bagi Lisa maupun Bobby. Bahkan kalau Lisa memang berkencan dengan Bobby, apa urusannya?

Begitu tiba di rumah kost, Jiyong menyuruh Lisa untuk beristirahat- pria itu menyuruh Lisa untuk tidak mengikutinya lagi. Saat itu jam sudah menunjukan pukul sepuluh, ointu depan masih terbuka dengan Rose yang sedang duduk di dapur, bermain dengan handphonenya dan sesekali menatap ke ruang tengah. Gadis itu langsung bangkit dan menyapa Jiyong ketika Jiyong masuk. Ia menawarkan segelas minuman untuk Jiyong namun pria itu menolak. Sembari menunggu Lisa menghilang ke lantai dua, Jiyong mendengarkan derak tangganya. Tangga itu benar-benar berderak, berisik khas tangga kayu tua yang sudah perlu di perbaiki. Jiyong menunggu sedikit lebih lama dan ia mendengar suara kunci, suara pintu yang terbuka, tertutup, kemudian suara kunci lagi- Jiyong baru saja membuktikan kalau Rose tidak berbohong tentang tangga dan suara kunci itu.

"Detektif? Siapa yang ingin anda temu-"

"Ah maaf, aku baru saja melamun," bohong Jiyong yang kemudian mengencek handphonenya. "Aku datang untuk menemui Mino," jawab pria itu yang kemudian menebak dimana kamar Mino dan Rose membantu Jiyong untuk mengetuk pintu kamar Mino kemudian.

Lewati saja bagian basa-basinya, Jiyong berbincang di dalam kamar Mino setelah ia meminta Rose untuk meninggalkan mereka berdua. Jiyong duduk di atas ranjang Mino yang dilapisi seprai biru gelap, sementara Mino duduk di kursi beroda miliknya. Cerita Mino di awali dengan pemecatannya. "Aku di pecat karena Jungkook," cerita Mino setelah ia memberitahu Jiyong kalau malam itu ia pulang ke rumah dalam keadaan mabuk. "Mereka bilang aku mencuri uang perusahaan, tapi yang sebenarnya terjadi adalah nyonya Kim memecatku karena aku tahu kalau dia membelikan Jungkook mobil. Sudah lama nyonya Kim menjadi sumber keuangan Jungkook. Dia membelikan Jungkook mobil, dua kali, kemudian memberi Jungkook banyak hal lainnya. Semua orang tahu, tapi tidak ada yang bisa menghentikannya. Suatu hari, Jungkook di promosikan- padahal dia baru saja menghilangkan sebuah file penting di komputer kerjanya- aku tidak bisa menerima kenyataan itu jadi aku menemui nyonya Kim, aku marah dan mengatakan semua yang ku ketahui. Ku ancam dia, ku katakan padanya kalau aku akan mengadukan sikapnya pada suaminya. Ku pikir dia akan takut dan memberiku promosi yang sama, namun dia justru memecatku, dengan alasan yang sama sekali tidak ku pahami. Orang kaya memang beruntung, bahkan setelah aku di pecat, aku tidak bisa melakukan apapun. Nyonya Kim bilang, aku akan masuk daftar hitam semua perusahaan kalau aku berani melawannya lagi, dia bilang aku tidak akan punya pekerjaan lagi kalau berani mengekspos perselingkuhannya,"

"Kau pasti sangat membenci Jungkook," jawab Jiyong menanggapi cerita Mino.

"Tidak sebenci itu, sejujurnya aku lebih ingin membunuh nyonya Kim, aku tidak pernah berencana membunuh Jungkook, kami semua tahu kalau Jungkook sangat mencintai Rose- dia bersedia jadi simpanan nyonya Kim demi membahagiakan Rose- jadi ku pikir aku bisa menghancurkan Jungkook dengan membuat Rose meninggalkannya. Karena itu aku selalu menyinggung perselingkuhan Jungkook di depan Rose, tapi gadis bodoh itu- dia terlalu buta. Bahkan Bobby pun tahu, kalau Jungkook berusaha mendekati Lisa, diam-diam, di belakang Bobby dan Rose. Jungkook bahkan ingin mendekati incaran sahabatnya, benar-benar pria licik,"

"Kenapa Jungkook ingin mendekati Lisa?" tanya Jiyong, yang kemudian mengatakan pada Mino kalau Lisa tentu tidak sekaya Jennie.

"Lisa punya banyak barang mewah di kamarnya, tas-tas keluaran terbatas dan sesuatu yang seperti itu," jawab Mino. "Pasti akan menguntungkan kalau dia bisa mendekati Lisa dan memberi Rose hadiah barang bermerk,"

Obrolan itu berakhir hanya dalam tiga puluh menit. Di sekitaran jam ini lah Jungkook tewas. Setelah menyelesaikan pembicaraannya dengan Mino, Jiyong berpamitan dan Mino mengantarnya sampai ke depan mobil. Jiyong melihat sekeliling rumah kost itu, kemudian mengajukan pertanyaan yang sebelumnya tidak terpikirkan olehnya- "apa pintu depan rumah kostnya memang selalu terbuka begitu?" tanya Jiyong yang melihat sebuah vas bunga cantik di dekat pintu- menahan pintu agar tidak tertutup.

"Ya," angguk Mino. "Ada dua kamar kosong di lantai dua, Rose menyewakan kamar itu untuk turis yang akan menginap selama satu atau dua malam. Jadi dia membuka pintunya, katanya memberi tanda kalau di sini ada kamar kosong,"

"Pintunya terbuka sepanjang malam?"

"Tidak, biasanya pintunya di tutup jam sebelas, kurasa begitu karena pernah suatu malam Lisa meneleponku karena ia tidak bisa masuk- karena pintu depan sudah di tutup dan di kunci pukul sebelas malam,"

"Kalian tidak punya kunci masing-masing? Itu aneh,"

"Setelah kejadian Lisa yang terkunci di luar, Rose memberi kami kunci masing-masing tapi pintu depan selalu di kunci jam sebelas malam,"

"Tidak ada yang terganggu dengan aturan itu?"

"Tidak, Bobby lebih memilih tidur di studionya kalau sudah terlalu larut. Aku juga tidak biasa keluar malam- ah mungkin hanya Lisa yang terganggu tapi dia tidak mengatakan apapun. Hanya Lisa yang sering keluar rumah di pukul sebelas atau dua belas, dia bilang dia suka olahraga tengah malam."

***

Help Me, Monsieur!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang