Jeyun

1.2K 166 24
                                    

Terkadang orang-orang menciptakan ilusi untuk bahagia

.

.

.

2 Years Ago

Senyum pada wajah bocah tampan itu mengudara, aroma musim semi di Korea Selatan menyambutnya, berikut udara yang cukup rendah menerbangkan surai pendeknya. Sekali lagi matanya menyipit manis dengan lekuk lebar yang membingkai begitu seorang pria dewasa dengan penampilan yang menyamarkan wajah menghampiri.

"Daddy!"

Sekejap tubuhnya telah berada dalam dekapan. Memang sedikit memalukan ketika diperlakukan layaknya anak kecil ketika usianya telah menginjak 12 tahun. Namun kerinduan yang tidak terbendung melenyapkan pemikiran itu, pelukan hangat sang ayah benar-benar melampiaskan sesak di dada, bahkan kelelahan oleh penerbangan jauh yang dilakukannya seorang diri.

"Kau sudah semakin tinggi sejak terakhir kita bertemu."

Wajah mereka yang serupa sama-sama menunjukan keantusiasan, "Aku rindu sekali dengan daddy." kedua tangannya melingkar erat seolah menolak untuk melepaskan pria tampan itu. Bahkan enggan turun dari gendongan ayahnya.

"Aku juga sangat merindukanmu, kapten kecil. Jja~ kau harus segera istirahat."

"Daddy tidak boleh lupa dengan janji daddy, eoh?"

"Tentu saja. Lusa aku akan membawamu menemuinya."

Kilatan penuh pengharapan menghiasi sepasang manik tajam itu "Terima kasih, daddy. Aku berjanji akan menjaga sikapku. Karena aku akan membuat appa bangga denganku."

Kalimat naif sang putra seperti menaburkan garam di atas luka hatinya "Tentu, Jeyun-ah. Tidak ada yang tidak bangga denganmu."

Jeyun meminta untuk diturunkan dan melangkah lebih dulu "Ayo, daddy! Jangan lama! Aku harus menghias kado untuk appa!"

Yunho sigap mempercepat langkahnya dengan koper kecil Jeyun yang dibawa. Memperhatikan punggung si kecil yang tertutup rantel berkarakter. Sejenak Yunho membayangkan sedihnya Jeyun jika saja tahu kondisi mereka -YunJae-.

Hampir 12 tahun, Jeyun hidup bersama kedua orang tua Yunho tanpa menerima kasih sayang yang pantas dari kedua orang tuanya sendiri -YunJae-. Bahkan ketidaktahuan Jaejoong akan malaikat kecil mereka bisa saja melukai Jeyun. Sesekali Yunho berbohong dan menghindari pertanyaan-pertanyaan sang putra tentang Jaejoong, namun tidak ada bangkai yang dapat terus disembunyikan.

Jeyun semakin besar dan Yunho sudah tidak berdaya dengan terus memberikan harapan kosong pada Jeyun. Kini, Yunho harus memberanikan diri untuk mengatakan kebenaran kepada Jaejoong tentang putra mereka.

Yunho dulu sangat terluka, tentu saja. Jaejoong yang membuang anak mereka tanpa sepengetahuannya. Bahkan Yunho juga tidak tahu jika Jaejoong dapat mengandung kemudian melahirkan seorang putra. Yunho berniat membalas dendam dengan merebut Jeyun dari kehidupan Jaejoong.

Hanya saja, cintanya sering kali membutakan Yunho. Jaejoong tidak pernah lelah menyakiti Yunho, namun lagi-lagi Yunho luluh oleh Jaejoong. Terkadang Yunho merasa hidup ini tidak adil, hanya saja ketidakadilan itu jelas lebih banyak diterima Jeyun.

Jeyun tidak benar-benar pernah bertemu dengan Jaejoong, mungkin beberapa kali melihat foto Jaejoong yang didapatkan keluarganya, ketika Yunho sendiri tidak sekalipun menunjukan atau menyinggung sosok Jaejoong kepada Jeyun.

"Aku harap kau tidak menolaknya, Jaejoong-ah. Atau aku akan benar-benar menjauhkannya darimu."

"Daddy! Cepatlah! Kenapa daddy sangat lama?!"

Painful LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang