Memulai kembali (ENDING)

1.9K 159 44
                                    

Terkadang orang-orang menciptakan ilusi untuk bahagia

.

.

.

Kehidupan romantis mereka berlanjut, tentu keberadaan Jaejoong di kediaman Yunho dan membangunkan pria tampan itu bukanlah pemandangan yang asing, begitupun sebaliknya. Berbagi ranjang sekaligus kehangatan telah muncul pada agenda masing-masing. Rasanya sepeti muda-mudi yang dimabuk cinta, ketika ungkapan penuh makna itu sama sekali menolak mengalun diantara bibir mereka. Afeksi melalui tindakan saja lebih dari menenangkan jiwa.

Situasi membuai itu lantas melupakan ungkapan, akan selalu ada badai setelah ketenangan panjang. Jaejoong yang baru saja mengulurkan piring sarapan pada sang kekasih hati lantas bergeming, tengah mencerna informasi yang Yunho berikan sekaligus menenangkan batinnya yang masih senang bergejolak.

"Kau... akan kembali ke Jerman?" Jaejoong berusaha keras terlihat baik-baik saja meski nada suaranya menunjukan kehampaan sekaligus kecewa, seolah takut untuk kembali membiarkan Yunho pergi dari jangkauan dan tidak akan pernah kembali.

Sekali lagi Jaejoong lupa jika Korea Selatan bukan lagi rumah Yunho, disamping hati kecilnya berangan akan rumah kedamaian Yunho adalah bersama dirinya. Pun raga pria Jung itu memilih Jerman sebagai kehidupan sosialnya.

"Randa masuk rumah sakit,"

Napas Jaejoong nyaris tercekat sebelum Yunho sesegera mungkin melanjutkan ucapannya. Tidak hanya Yunho yang memiliki trauma tersendiri oleh bangunan yang dipenuhi para ahli kesehatan itu, melainkan Jaejoong yang kini menaruh antisipasi besar bagi tempat yang memisahkannya dengan Jeyun.

"Randa memiliki lambung yang lemah seperti diriku, dan kesibukan yang ada memberikan dampak buruk bagi kesehatannya. Ditambah lebih dari seminggu Randa sering terlambat makan tanpa diketahui umma juga jam tidurnya yang tidak teratur."

Meski penjelasan panjang Yunho terdengar menenangkan dengan kondiri Randa yang tidak seburuk bayangannya, namun Jaejoong telah bersahabat dengan perasaan khawatir yang memburu, "Haruskah aku ikut denganmu? Kau pasti akan sibuk dengan pekerjaan Randa yang tertunda."

Jaejoong paham sekali posisi Yunho kini, usaha kilang bir yang dikelola Yunho serta Randa menjadi semakin maju. Bahkan setelah Yunho melebarkannya hingga Korea Selatan, dengan Randa yang mengawasi pusatnya di Jerman.

Bisa saja Randa stres oleh proyek yang tengah dilaksanakan keduanya di Inggris, bahkan hendak memasuki pasar Amerika. Pertama kali mengetahui hal ini tentu Jaejoong sama sekali tidak menutupi kekagumannya, meski Yunho berkata jika dirinya dan Randa hanya meneruskan usaha mendiang ayah Clarie yang memang sudah ada dan bukan dari nol.

"Bukankah kau masih terikat dengan proyek yang dilakukan bersama Changmin? Lagipula aku bisa pergi sendiri, aku juga berusaha untuk tidak menetap lama." jelas Yunho meyakinkan Jaejoong.

Bukannya menolak untuk Jaejoong ikut bersamanya. Tentu Yunho akan merasa sangat tenang jika berada di sisi sang terkasih, namun dirinya juga tidak ingin mengacaukan pekerjaan Jaejoong. Keduanya memiliki kesibukan masing-masing, dan selama ini keduanya saling mendukung satu sama lain. Menikmati kencan disela jadwal padat yang ada dan berbagi kegilaan bersama.

Proyek debut yang telah berlangsung lama itu juga telah tertunda oleh keadaan Jaejoong. Changmin cukup berbesar hati untuk menunggu Jaejoong hingga saat ini tinggal menentukan waktu bagi publik dihadapkan oleh lima remaja manis penuh talenta.

Jaejoong menekan-nekan alat makannya gelisah, dirinya tidak mungkin mengecewakan Changmin yang telah bersabar akan dirinya, namun membiarkan Yunho pergi malah akan memunculkan kembali sisi tak amannya.

Painful LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang