Terkadang orang-orang menciptakan ilusi untuk bahagia
.
.
.
Changmin adalah sosok pertama yang menyambut kembalinya Jaejoong, menyadari jelas kilatan sendu pada manik bulat pria rupawan itu sebelum mengarahkan pandangan pada Yoochun yang ternyata telah berada di balik punggungnya. Saat ini hanya Yoochun yang dapat diandalkan, mengingat perangainya begitu buruk dan sulit bersikap dalam suasana yang cukup suram ini.
"Jaejoong-hyung,"
Diberikannya ruang bagi Yoochun dan Jaejoong ketika dirinya mencari keberadaan Junsu. Seperti yang dikatakan pagi tadi, ketiganya akan melakukan perjalanan tanpa rencana. Lagipula akan sangat membosankan jika hanya berdiam diri di dorm tanpa melakukan apapun, ketika begitu banyak fasilitas yang tersedia di sana.
"Oh, Yoochun-ah. Ada apa? Kau ingin pergi ke suatu tempat?" Jaejoong tentu tidak ingin memberatkan ketiga adiknya dengan keadaannya, dan menutupi sementara yang terjadi menjadi pilihan.
"Kami ingin berjalan-jalan sekitar Seoul, mungkin juga menginap di hotel atau resort yang akan dilewati nanti. Apakah kau ingin ikut?" melihat keterdiaman Jaejoong membuatnya mengucapkan kalimat yang mungkin saja sempat diberatkan pria rupawan itu "Yunho-hyung berkata jika dirinya tidak akan kembali ke dorm, dan mungkin tidak bisa bergabung."
Jaejoong mengulas senyum sesal, apakah Yoochun dan lainnya menyadari ketegangan yang terjadi antara dirinya dan Yunho? Rasa bersalah mulai menyeruak, seharusnya dirinya dapat lebih menjaga perasaannya agar tidak melukai ketiga adiknya, "Tentu saja aku akan ikut bersama kalian. Dengan atau tanpa Yunho, lagipula dia tetaplah ketua kita. Tidak akan ada yang bisa menggantikannya."
Meski Jaejoong membalasnya dengan nada riang, namun raut wajah itu tidak bisa membohonginya. Yoochun adalah sosok yang sangat peka, namun memilih untuk membiarkannya lebih dulu. Misinya berganti dari bepergian tanpa rencana menjadi perjalanan sebagai pengibur Jaejoong.
"Apakah kau akan berganti pakaian? Kami akan menunggu di mobil, kali ini biar aku yang menyetir."
"Tidak, kita langsung pergi saja." Jaejoong bersyukur yang berhadapan dengannya adalah Yoochun, mungkin Changmin juga tidak masalah, mengingat pria termuda itu tidak banyak bicara dan cukup pengertian pada beberapa situasi tertentu, namun jika Junsu maka bencana.
...
Meski paginya diawali dengan awan mendung namun berkat ketiga adiknya, Jaejoong dapat tertawa lepas sekaligus melupakan persoalan yang terjadi. Mereka tengah berada di sebuah penginapan pinggir kota. Bangunan yang tidak terlalu besar namun penuh akan suasana pedesaan menjadi pilihan sebagai penghilang penat sekaligus menjauhi kesibukan kota.
Pemiliknya adalah wanita tua yang sangat baik serta pengertian, mengingat mereka adalah public figure yang sangat terkenal dan memiliki banyak penggemar sekaligus pemberitaan panas pada setiap tindak tanduknya. Namun wanita itu menjaminkan keamanan mereka selama menginap, bahkan memberikan beberapa kudapan tradisional sebagai perkenalan tanpa dimasukan ke dalam tagihan.
"Kita beruntung dapat bertemu dengan bibi itu, kue ini sangat lezat!"
Yoochun mendengus seraya melempar Changmin dengan kaleng bir kosong "Kupikir kau tidak pernah menolak makanan apapun."
"Tidak juga, memangnya jika mereka memberikanku batu maka aku akan memakannya?"
"Tentu kau akan menerimanya tanpa berpikir panjang, dan meminta Jaejoong-hyung untuk mengolah batu itu." kelakar Junsu dengan dua buah futon yang dibawanya bersama Jaejoong, "Bibi pemilik penginapan memberikan kita tambahan selimut,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Love
Fiksi PenggemarKisah dari dua orang pria, Jung Yunho dan Kim Jaejoong. Mereka adalah anggota dari sebuah grup idol terkenal, hingga menghilangnya Jung Yunho ditambah kabar pernikahan Kim Jaejoong merebak luas, menciptakan berbagai spekulasi diantara penggemar hing...