S E B E L A S

18.7K 1.1K 76
                                    

Keesokan harinya
Ruang makan
07:44 WIB

"Lin kamu kok pucat banget mukanya?"tanya mamah padaku.
Iya akhir-akhir ini badanku memang lemas bahkan wajahku juga pucat.
Setiap pagi aku mual dan kepalaku pusing.

"Lagi ga enak badan aja mah"jawabku

"Gausah kerja kalau lagi sakit, ke dokter aja"ucap mamah

"Ada kerjaan penting mah, nanti alin pasti ke dokter"ucapku

"Kamu minta anterin pak cipto aja, jangan bawa mobil sendiri"ucap mamah

"Iya mah"jawabku

*****
Di mobil

Aku hanya berbaring di mobil, bahkan untuk membuka laptop dan melihat berkas sepertinya biasanya saja rasanya sungguh lelah.

Sepertinya aku memang harus ke dokter, aku juga takut jika ini akan berhubungan dengan janin ku ini.

"Pak, kita ke rumah sakit aja"ucapku

"Iya baik non"ucap pak cipto lalu memutar arah menuju rumah sakit

Sesampainya di rumah sakit aku lalu menjalani pemeriksaan, aku diberi vitamin dan penguat janin. Aku juga disarankan untuk banyak istirahat.
Aku juga berharap begitu, tapi kerjaanku benar benar banyak.

Saat dulu, aku memang kepikiran akan melepas pekerjaan ini ketika sudah menikah agar bisa fokus dengan keluargku tapi yang terjadi sekarang, aku hamil di luar nikah tanpa sebuah perkiraan.
Aku ingin aldo bisa menggantikan posisiku, tapi apa terlalu cepat?

Seusai dari rumah sakit aku kemudian meminta pak cipto mengantarku ke kantor.

******
Kantor
11:21 WIB

Tokk tokk
Pintu terketuk lalu dibuka dan menampilkan sosok farhan.
Aku mengabaikan kedatangannya masih dengan sibuk mengerjakan laporan perusahaan.

Ia duduk di depanku, dan terus menatapku.

"Lin"ucapnya namun kuabaikan

"Kamu mecat citra dan narik beasiswanya?"tanya farhan yang benar benar menyulut emosiku

"Kita batal nikah aja han, aku udah gakuat sama kamu"ucapku menatap tajam farhan

"Aku cuma nanya"ucap farhan

"Kamu selalu ngomongin citra, kalau kamu gamau pisah sama dia! Dari dulu kamu gausah pisah"ucapku

"Aku ngomong gini karena ngeliat kondisi dia, dia baru aja kehilangan anaknya"ucap farhan

"Aku gak peduli anak kalian mati atau bahkan dia yang mati"ucapku
"Kamu bersikap seakan akan dia perlu dikasihani, gimana sama aku? aku ngeluarin banyak hal untuk dia dan kamu tapi gak ada satupun dari kalian yang mau bersikap baik sama aku"sambungku

"Aku nerima dia kerja disini karena dia istri kamu dulu! Karena aku kasihan sama dia, tapi ngeliat kinerjanya yang buruk dan gak becus ngejalanin tugas gak ada alasan aku harus mempertahankan dia disini. Aku gamau perusahaan aku rugi cuma karena dia"ucapku.
"Anak kamu dari dia mati tapi sikap kamu seakan akan dunia mau kiamat! Kamu juga akan punya anak dari aku, farhan!"sambungku

Aku mengepalkan tanganku seakan akan tidak kuat lagi untuk tidak menghajar laki-laki di depanku ini

"lin, tenang dulu. Aku gak bermaksud memaksa kamu untuk gak mecat citra aku cuma ngasih saran aja. Aku gak minta saran itu di setujui, kamu jangan mikir aku gak peduli sama kamu"ucap farhan

Aku menarik nafasku panjang dan menghembuskannya dengan badan bergetar menahan tangis.

"Tau gak han? Aku lama lama capek"ucapku
"Seakan akan cuma aku yang mau mempertahankan hubungan ini, sedangkan kamu masih stuck di citra"sambungku

Aku menundukan kepalaku membiarkan air mataku benar benar keluar. Aku benar-benar berada di tahap tidak tau harus berkata apa, seakan-akan banyak hal yang harus kutakan tapi entah harus mulai dari mana.

"Aku bingung harus ngomong apa lagi ke kamu han, aku capek harus bersikap kuat di depan orang-orang supaya aku gak terlihat kalah! aku gak pernah se kecewa ini selama hidupku"ucapku dengan terisak
"Dengan berat hati, aku harus membiayai hidup citra dimana dia istri dari orang yang aku cintai. Aku harus bisa bersikap santai saat kamu dan citra bertemu, aku harus bisa nahan air mata aku saat lihat kamu peduli sama citra. Aku capek harus berusaha kuat supaya bisa miliki kamu seutuhnya walaupun pada akhirnya gak seperti ini. Aku ngelakuin hal hal yang seharusnya gak aku lakuin sama kamu supaya kamu bisa bertahan sama aku. Sampai sekarang aku hamil anak kamu, kamu masih stuck di citra. Semuanya berjalan hancur, apa yang aku usahakan selama ini sia-sia. Please cukup aku gamau kaya gini lagi"ucapku sembari menumpakan seluruh air mataku.

Aku mengelap pipiku kasar mencoba menghilangkan jejak air mata di wajahku. Aku berjalan untuk menuju keluar ruangan meninggalkan farhan.
Namun farhan lebih dulu memegang tanganku.

Ia menarikku ke dalam pelukannya, aku mencoba lepas dari pelukannya namun tenagaku serasa tidak kuat.
Aku masih terus menangis dalam pelukannya.

"Lepas han"ucapku

"Aku minta maaf alin, aku minta maaf"ucap farhan

"Aku gatau harus bilang apalagi han, aku mohon pahami aku"ucapku yang kemudian farhan melepaskan pelukannya. Ia menatapku dengan lekat sejenak

"Lin"ucap farhan
"Dari saat ini, aku minta kamu berhenti untuk semua effort yang kamu lakukan untuk hubungan kita kalau kamu sudah sadar bahwa semuanya sia sia"ucap farhan yang membuatku menoleh padanya

Dekade Rengkuhan Alin (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang