Aku menatap sinis wanita di depanku, wanita yang merebut kebahagianku dengan farhan. Siapa lagi? Jika bukan istri farhan yaitu citra.
Dia memang tidak tau mengenai diriku dan farhan tapi aku tau semua mengenai hubungannya dengan farhan."Jadi bagaimana bu? Apa ibu memanggil saya kesini untuk menerima saya bekerja?"tanya citra.
Lamunan ku buyar, aku mencerna kata-kata citra barusan.
Citra, aku memanggilmu kesini memang untuk menerima mu bekerja di perusahaanku tapi bukan hanya untuk bekerja melainkan mencoba mencari kesempatan.
Katakanlah aku tidak benar karena berusaha merusak hubungan orang lain tapi, itu memang hak ku!"Iya saya memanggil kamu kesini untuk menerima kamu bekerja disini, setelah saya pikir-pikir portofolio mu lumayan bagus"ucapku, ia tersenyum sumringah mendengar jawabanku.
"Terima kasih bu"ucapnya dengan tersenyum
"Kapan saya bisa mulai bekerja, bu?"tanyanya"Mulai besok, jam 8 pagi kamu sudah harus ada disini. Besok kamu langsung ketemu resepsionis di bawah dan minta di antarkan ke tempat mu"ucap ku
"Baik, terima kasih banyak bu"ucap nya
"Ada satu hal yang ingin saya tanyakan lagi"ucap ku
"Apa itu bu?"tanyanya
"Waktu wawancara dengan HRD, kamu menyebutkan bahwa alasan kamu bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Bagaimana kondisi keluargamu? Saya ingin tau untuk penentuan tunjangan"ucapku
"Saya hanya tidak ingin menambah beban pengeluaran suami saya itu saja"ucap nya.
Huh, Aku jengah mendengar jawabannya. jadi apa ini maksudnya? Dia bersikap sebagai istri yang baik?
Aku membenci ini."Oke, kalau gitu kamu boleh keluar"ucapku yang ia angguki
"Baik, terima kasih bu. Saya permisi"ucapnya lalu pergi meninggalkan ruanganku.
Aku yakin cepat atau lambat dia akan mulai menyadari siapa diriku ini. Farhan pasti akan bercerita siapa direktur istrinya ini. Seorang alina, perempuan yang tidak akan menyerah untuk mencapai keninginannya.
******
Cork and Screw, Plaza Senayan
14:51 WIB"Apa farhan udah bankrut?"tanya aldo sembari memakan fish and chips nya.
"Restaurannya aja masih berjalan seperti biasa masa iya bankrut"jawabku
"Dasar gagal move on! Sampe restaurannya aja tau kalau masih berjalan"ucap aldo menyindirku.
Ah! Jangan lupakan aldo, biar kuperkenalkan sekali lagi. Ia mantan pacarku saat SMA dan semenjak kami putus, justru kami semakin dekat dan bersahabat. Ternyata kami lebih cocok berteman dibanding berpacaran.
"Gausah banyak ngomong lo, do!"ucapku
"Hahahaha, tapi lagian nih yaa kenapa bisa sih si farhan nyuruh istrinya kerja? emangnya penghasilannya gak cukup gitu?"tanya aldo
"Iya juga ya, padahal waktu dulu gue pacaran. Dia selalu minta supaya gue gak kerja nantinya dan fokus ke keluarga"ucapku
"Tipe cowo plinplan!"ucap aldo
"Mending lo move on deh lin, dia udah nikah dan lo udah punya pacar juga"sambung aldo"Memangnya kenapa kalau udah nikah?"tanyaku
"Mau jadi pelakor lo ya?!"ucap aldo
"Ya enggak lah gue kan udah punya pacar"jawabku
"Halah! Lo aja masih berharap sama farhan! Dan sekarang lagi nyelidiki istrinya, itu tuh bibit pelakor"ucap aldo
"Enggak aldo! Gue bukan pelakor!"ucapku
"Makanya move on, kasian itu cowo lo kalau tau lo masih stuck di farhan"ucap aldo
"Lo cinta gak sih sama rangga?"tanya aldoAku terdiam sejenak.
Jika harus jujur, aku memang tidak sepenuhnya ada perasaan dengan rangga. Aku hanya nyaman saja berada di dekatnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Dekade Rengkuhan Alin (COMPLETED)
Romance[COMPLETED] "Jangan harap aku akan diam saja melihat kalian bersama!"