Jangan berharap kepada manusia, tapi berharaplah pada sang pencipta. Karena manusia hanya bisa berusaha.💎💎💎
Setelah kejadian beberapa hari lalu, dimana seorang Abhi yang dikenal dingin dan cuek itu memberinya ponsel, kini Kayla dan Abhi menjadi semakin dekat, bahkan Abhi tidak pernah absen untuk mengantarnya pulang.
Kejadian itu benar-benar membekas di hati Kayla, membayangkan nya saja membuat Kayla tidak henti-hentinya tersenyum.
"Hey ngelamun aja si dek! Pake senyum-senyum segala lagi, awas kesambet!" ucap bang Azzam yang muncul bersamaan dengan bunda di ruang tamu, membuat Kayla tersadar dari lamunan nya.
"Ish abang"
"Abisnya nonton tv ko malah bengong, bukan nya kamu yang nonton tv malah tv nya yang nonton kamu"
"Abang mau kemana?"
"Kerja"
"Ini kan hari sabtu bang"
"Terus?"
"Ya abang jangan kerja aja dong, masa ga ada liburnya sih"
"Mana ada cafe libur dek, yang ada malah makin rame di hari libur gini"
"Iya juga sih" gumam Kayla pelan.
"Yaudah abang berangkat dulu ya, bun Azzam berangkat" ucap bang Azzam sembari mencium punggung tangan sang bunda yang sedang duduk di samping adiknya itu, tak lupa Kayla juga mencium punggung tangan abang nya.
"Assalamu'alaikum"
"Walaikumsalam"
"Ati-ati bang" teriak Kayla saat bang Azzam sudah menjalankan motor nya.
"Bunda lagi gaada pesenan catering ya?"
"Engga ada, tapi bunda disuruh masak di rumah mbak Dian"
"Emang nya mau ada acara apa bun?"
"Aqiqah anaknya"
Kayla hanya membulatkan mulutnya membentuk huruf O dan mengangguk-anggukan kepalanya.
"Yaudah bunda mau kerumah mba Dian dulu ya"
Kayla pun mencium punggung tangan sang bunda, "Iya bunda"
"Jangan lupa kunci pintu rumah kalo mau pergi"
"Siap 86!!!" ucap Kayla hormat.
"Assalamu'alaikum"
"Walaikumsalam.. tutup aja pintunya bun"
Saat sedang asyik menonton film kartun kesukaan nya yaitu doraemon, Kayla di kagetkan oleh suara pintu di ketuk.
Tok tok tok
"Permisi..."
"Siapa sih?" gumam Kayla beranjak dari duduknya.
Ceklek
"Selamat pagi mbak"
"Oh iya pagi mas, ada apa ya?"
"Ini ada paket untuk mbak Kayla"
Kayla mengerutkan kening, "Paket? Saya ga order apa-apa mas, salah orang kali masnya"
"Engga mbak, alamat yang tertulis benar disini, ini bisa mbak liat sendiri" ucap kurir itu menyodorkan sebuah paket yang terbungkus plastik kepadanya.
'Lah ini bener nama panjang aku, alamatnya juga bener, tapi ko gaada nama pengirimnya' batin nya.
"Ini beneran paket nya buat saya mas?"