18 - Cinta dan harga diri

39 9 2
                                    

Tidak terasa waktu cepat berjalan. Tidak seperti yang Alex pikirkan sebelumnya, ia dapat belajar dengan fokus selama dua jam ini. Bastian terlihat fokus ingin belajar, tetapi mungkin Tasya merasa terganggu karena Bastian tak kunjung mengerti dengan penjelasannya.

​"Ini gimana sih? Lo yang benar jelasinnya," ucap Bastian dengan raut wajah bingungnya kepada Tasya.

​Tasya mendengus sebal, ia sangat malas mengajari manusia aneh di hadapannya ini. Bastian belum mengerti dengan penjelasannya sedari tadi.

​"Gue udah benar, lo aja yang nggak ngerti," cerca Tasya menatap Bastian tajam.

​Mungkin Tasya dan Sinta merasa hari ini tidak begitu baik, pasalnya Tasya tidak dapat belajar bersama Alex karena Nana tetap saja berusaha mencari perhatian Alex. Tasya tidak dapat mencari perhatian Alex, ia cemburu melihat Nana duduk dekat di samping Alex.

​Begitu pun dengan Sinta, sedari tadi ia sangat malas berlama-lama di rumah Bastian ini. Dino kembali berusaha mendekatinya, segala ucapannya yang membuatnya Dino patah untuk kesekian kali, tidak membuat Dino berhenti berusaha mendapatkan balasan cinta darinya.

​"Sin. Liburan nanti, lo mau jalan sama gue nggak?" ucap Dino kepada Sinta dengan senyum manisnya.

​Sinta tidak membalas ucapan Dino itu, ia tidak menoleh Dino sama sekali, sedari tadi ia tidak memedulikan Dino.

​"Please Sin, mau ya... please..." ucap Dino sangat memelas. "Gue pengen lo jawab iya," lanjutnya.

​"Sekali aja Sin, lo mau ya. Gue mohon sekali ini aja," ucap Dino lagi, masih tidak ada respon dari Sinta.

​"Din, mending lo jalan sama Mbak Dedek aja. Siapa tahu lo dikasih resep bakso legendnya," sahut Bastian dengan tawa khasnya.

​Dino masih kesal dengan Bastian, ia menatap Bastian dengan tatapan tak enak. Bastian terus saja mengganggu usahanya mendekati Sinta.

​"Siapa tahu lo bisa buka bisnis bakso, namanya Bakso Bucin Malang," ucap Bastian kembali dengan tawa kerasnya.

​"Diam lo!" seru Dino terlihat emosi kepada Bastian.

​Bastian tidak mencoba menganggu Dino lagi, ia melihat tatapan seram Dino kepadanya.

​Nana sedari tadi tersenyum kecil melihat sahabatnya Sinta yang terus diganggu Dino. Jika tidak karena rahasianya yang diketahui Sinta, mungkin Nana ikut menggodanya.

​Nana melihat Alex sangat fokus dengan soal-soalnya. Alex tidak menghiraukan keributan sahabat-sahabatnya ini. Nana kagum dengan Alex, baru pertama kali ia menemui pria seperti Alex yang sangat fokus belajar. "Kalau Alex nanti jadi pacar Nana, Alex harus fokus sama Nana ya," ujar Nana dalam hati, ia tersenyum sendiri menatap Alex.

...

​Sinta sudah tidak tahan berlama-lama di dekat Dino, ia merasa tidak nyaman. Seperti yang ia katakan kepada Nana, ia sudah memastikan kalau harinya penuh gangguan Dino dan ia tidak akan fokus belajar.

​"Na, gue mau pulang sekarang," ucap Sinta langsung berdiri dari tempatnya.

​"Yaahh, Sin. Nanti Nana naik ojek pulangnya gitu?" sahut Nana dengan wajah cemberutnya.

​"Udah gue bilang, lo sama Alex pulangnya Na," ucap Bastian dari tempatnya.

​Sinta sebenarnya kasihan melihat wajah Nana yang seperti anak kecil itu, tetapi ia sudah muak dengan gangguan Dino kepadanya.

​"Iya nanti lo naik ojek. Kalau Alex mau nganter, sama dia aja," ucap Sinta sembari melirik Alex.

​"Sin, kok lo pulang, baru sebentar lo di sini," sahut Dino mengerutkan keningnya.

CERITAKU CERITAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang