22 - Fokus, fokus, dan fokus

36 6 2
                                    

Alex mendapat pesan dari wali kelasnya Bu Dasmin, bahwa dirinya akan diikut sertakan dalam lomba cerdas cermat antar kelas XI pada hari senin besok. Bagi Alex tidak masalah, ia harus bisa memberikan hasil terbaik untuk kelasnya, ia sudah mengetahui berita kalau Nana adalah saingannya dari kelas lain.

Setiap perlombaan cerdas cermat Nana selalu bisa membawa kelasnya meraih peringkat pertama.
​Alex belum mengetahui siapa saja rekannya dalam perlombaan ini, Bu Dasmin tidak memberitahukan hal itu, beliau hanya berpesan kepada Alex supaya ia mempersiapkan semuanya dengan baik.

...

​Suara riuh kelas Alex terdengar sampai ke lorong-lorong sekolah, Alex sudah menduga kalau teman-temannya ini membicarakan soal perlombaan. Alex langsung saja memasuki kelasnya dengan wajah datar.

​"Lex, lo sama gue ikut lomba," teriak Tasya terlihat sangat ceria.

​Alex tidak membalas apapun, ia langsung saja duduk di mejanya. Ternyata Tasya adalah salah satu rekannya dalam lomba cerdas cermat ini.

​Denis terlihat berjalan lunglai menghampiri Alex, sepertinya dia adalah dipilih Bu Dasmin untuk mengikuti perlombaan.

​"Lex, gue nggak tahu apa-apa. Tapi gue dipilih Bu Dasmin juga, gue serahin semuanya sama lo Lex," ucap Denis sembari menepuk bahu Alex.

​"Jangan menyerah sebelum bertanding, lo dipercaya Bu Dasmin. Kita pasti bisa," sahut Alex menatap Denis serius.

​"Tenang Den, santai. Menang atau kalah lo nggak akan di marah Bu Dasmin," sahut Bastian dari mejanya.

​Denis berusaha menumbuhkan semangatnya setelah mendengar ucapan Alex, ia yakin kalau bersama Alex kelasnya pasti bisa meraih peringkat tiga besar.

​"Lex, Nana saingan lo, tapi gue yakin lo pasti menang," ucap Bastian terlihat serius.

​"Iya gue tahu," balas Alex dingin.

​Tasya sangat senang karena ia juga dipilih Bu Dasmin untuk menjadi rekan Alex dan Denis dalam lomba ceedas cermat ini. Bagaimana tidak? Lawannya adalah Nana dan itu membuat dirinya semakin bersemangat.

​Kali ini Tasya merasa dirinya lebih unggul daripada Nana, proses pendekatannya dengan Alex semakin terbuka lebar.

​Bastian mengangkat satu sudut bibirnya, ia melihat raut wajah ceria Tasya yang sepertinya merasa sangat bahagia hari ini karena menjadi rekan Alex dalam perlombaan.

​"Lex, Den, gue dukung lo," ucap Bastian menoleh Alex dan Denis bergantian.

​"Lo nggak dukung gue?" sahut Tasya menatap Bastian sinis.

​"Dukungan gue hanya berlaku untuk manusia pintar bukan cewek sok imut kayak lo."

​Tasya tidak ingin terpancing perkataan Bastian kali ini, ia harus fokus, fokus, fokus, dan tetap fokus. Ia tidak ingin lagi berdebat dengan manusia batu ini.

​Alex tetap terlihat seperti biasa dengan wajah datarnya, tidak ada keceriaan maupun ketegangan yang terpancar dari wajah tampannya. Teman sekelasnya sangat heran dengan sikap Alex ini, tidak ada yang meragukan kecerdasan Alex lagi di kelasnya, ia pantas mendapatkan predikat terbaik di angkatannya.

...

​Bel sekolah berbunyi, seluruh siswa yang mengikuti perlombaan sebelumnya sudah diberikan pengumuman, mereka harus memasuki ruangan khusus terlebih dahulu sebelum perlombaan di mulai. Ada lima belas kelas yang siap bersaing dalam lomba cerdas cermat ini.

​Alex berjalan berbarengan dengan Tasya dan Denis menuju ruangan itu dengan rasa percaya diri. Alex tidak peduli siapa saja yang akan menjadi lawannya, ia hanya ingin memberikan yang terbaik kepada kelasnya.

CERITAKU CERITAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang