15 - Persiapan calon bucin

43 12 1
                                    

Alex menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur, ia masih memikirkan sikap Nana dan Tasya yang baginya sangat aneh. Ditambah dengan perkataan Bastian kepadanya yang terlihat serius tentang Tasya. Alex belum mengerti dengan semua itu.

​Besok adalah hari minggu, berarti besok dia akan belajar bersama Nana. Alex merasa, hari minggu besok akan menjadi buruk lagi baginya. Ia berusaha tenang, ia harus tetap fokus belajar untuk ujiannya yang akan dimulai dua hari lagi.

​Tidur menjadi pilihan terbaik saat ini. Alex mengunci kamarnya, mematikan data selular ponselnya supaya tidak ada gangguan lagi dari teman-temannya, terutama si aneh Bastian. Ia sudah dapat menebak Bastian akan selalu mengingatkannya untuk rencanya besok. Seperti biasa ia menyetel alarmnya sebelum tidur.

JIKA KAMU TIDAK MENGETAHUI SESUATU ITU HARI INI, MUNGKIN BESOK KAMU AKAN MENGETAHUINYA.

...

​Nana ingin mempersiapkan buku-bukunya untuk belajar dengan Alex besok, ia tampak sangat senang dan bersemangat mempersiapkan semuanya.

Sinta juga berada di rumah Nana, ia heran melihat Nana seperti ini. Apa yang dilakuan Nana ini menurutnya berlebihan, berbagai macam buku ia masukkan dalam tasnya.

​"Lo mau belajar apa mau jual buku Na?" tanya Sinta menatap Nana sinis. Ia sangat heran dengan Nana.

​"Belajarlah, buku ini harus semua Nana bawa. Sinta mau belajar apa ngebucin besok?" balas Nana menanya Sinta balik dengan tawa tak berdosanya.

​"Tidak keduanya," balas Sinta singkat.

​Sinta melihat Nana mengambil buku resep makanan dan memasukkannya ke dalam tas. "Gila lo Na. Lo mau belajar masak juga besok?" tanya Sinta sangat tidak percaya, apakah di hadapannya ini benar-benar Nana atau bukan.

​"Iya, besok Nana cuma mau ngasih tahu masakan kesukaan Nana ke Alex," sahut Nana dengan lugu.

​Sinta menatap Nana lekat, ia tersenyum picik kepada Nana. Dugaannya bisa dikatakan 100% benar, akhir-akhir ini Nana sering melamun dan tersenyum sendiri. Entah apa yang ada dipikirannya, Sinta dapat memastikan itu pasti karena Alex.

​"Na, lo beneran suka sama Alex ya?" ucap Sinta lembut melihat Nana masih sibuk memilih buku-bukunya.

​Nana terkejut mendengar pertanyaan Sinta yang terdengar serius, ia menoleh pelan. Ia bingung mau menjawab apa kepada Sinta. Nana hanya terdiam dan hanya melamun.

​"Nana..." ucap Sinta kembali menyadarkan Nana.

​"Iya Sinta, kenapa?" sahut Nana cepat.

​"Lo beneran suka sama Alex kan?"

​"Mmm... i... iya."

​"Nehkan, tebakan gue benar," sahut Sinta dengan senyum merekahnya.

​"Besok gue bilang ke Alex ya Na, hahaha..." lanjut Sinta dengan tawa kerasnya.

​"Jangan! Awas aja Sinta bilang!" seru Nana dengan tatapan tajam. Ia menyesal mengatakannya ke Sinta.

​"Kalau gue bilang, lo mau apa?" sahut Sinta terlihat menantang Nana.

​"Nggak sih. Sinta jangan bilang ya, please," ucap Nana mencakupkan kedua tangannya terlihat memohon kepada Sinta.

​Sinta masih menatap Nana dengan senyum manisnya, ia melihat Nana sangat lucu seperti ini. Sinta semakin senang menggodanya.

​"Nanti Nana bilang langsung ke Alex," tambah Nana tampak serius.

​"Eleh, sok-sok an lo mau bilang langsung ke Alex. Memang lo berani?" ucap Sinta meremehkan Nana.

CERITAKU CERITAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang