20 - Ujian akhir semester

33 5 0
                                    

Senin, 15 April 2019. Hari ini adalah hari pertama ujian akhir semester di SMA Harapan. Semua siswa telah mempersiapkan dirinya untuk menghadapi ujian akhir semester ini, termasuk Alex dan sahabat-sahabatnya.

​Alex terlihat tenang, ia yakin ujian di hari pertama ini akan berjalan lancar dan tidak ada gangguan dari sahabat-sahabatnya yaitu Bastian dan  Dino. Baru pertama kali SMA Harapan menggunakan media online untuk melaksanakan ujian akhir semester.

​"Din, udah siap lo?" tanya Bastian tampak memperlihatkan wajah cemasnya.

​Dino juga terlihat tidak tenang, walaupun ia sudah dapat belajar kemarin tetapi pikirannya masih diganggu ucapan Sinta.

​"Selama gue masih bernapas, gue pasrah aja," balas Dino sembari meletakkan tangan kanannya di pundak Bastian.

​"Yaelah, tinggal pilih doang," sahut Tasya menoleh pelan dengan tawa kecilnya.

​"Gue nggak ada pilihan Sya, di hati gue cuma ada Sinta," ucap Dino dari mulut ajaibnya.

​Alex menghela napasnya berat, ia masih kasihan dengan Dino, masih saja Dino memikirkan hal yang membuatnya patah semangat seperti ini.

​Tasya tidak ingin meladeni kebucinan Dino lagi, ia terlihat berusaha menghafal setiap rumus sebelum ujian dimulai. Tasya berusaha tenang, ia tidak ingin kehilangan fokus lagi seperti kemarin.

​"Lo udah siap Lex? Gue perhatiin lo tenang-tenang aja," ucap Dino.

​"Lo sadar nanya siapa? Pak Herman baru pertama kali nulis angka seratus ulangan di kelas kita," sela Bastian menatap Dino sinis.

​Dino terdiam, ia menyadari kalau Alex sumber jawabannya. Jika tidak ujian akhir semester mungkin hari ini ia tidak hadir.

​Alex tersenyum kecil, baginya hal ini biasa tapi jika ia mendapat nilai rendah mungkin baginya itu diluar dari biasanya.

Triiingggssss....

​Bel sekolah berbunyi, ini menandakan waktu ujian akhir semester akan segera dimulai. Bastian dan Dino semakin gelisah, mereka sangat khawatir dengan nasibnya di ujian kali ini. Mereka saling bertatapan penuh makna.

​"Din, lo pasti bisa," ucap Bastian menyemangati Dino.

​"Iya Bas, gue pasti bisa," balas Dino dengan wajah cemasnya.

​"Gue kayaknya nggak bisa Bas," ucap Bastian lagi.

​"Iya Bas, gue tahu lo nggak bisa," balas Dino dengan polosnya.

​Tasya menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, memang kedua sahabatnya ini sangat aneh dan perlu yang namanya pendidikan moral dan psikologis.

​"Bastian dan Dino sahabatku yang aneh, kamu berdua pasti bisa jawab, tapi benar salahnya itu urusan otakmu," ucap Tasya menatap Bastian dan Dino bergantian. Tasya berusaha memberikan senyum kepada kedua manusia aneh ini.

​Bastian sontak menatap Dino di sebelahnya. "Din, otak lo mana? Udah lo ambil?" ucap Bastian dengan kekonyolannya lagi.

​"Selama gue masih berpikir artinya otak gue masih ada," sahut Dino menegaskan.

​Bastian bertepuk tangan mendengar ucapan logis Dino, ia tidak akan menanyakan hal konyol itu lagi kepada Dino.

​Alex langsung beranjak dari tempatnya, ia tidak ingin membuang waktu lagi. Ia langsung menuju lab dimana ujian akan dilaksanakan.

​"Lex, tunggu gue," ucap Tasya melihat Alex beranjak dari tempatnya. Ia langsung menyusul Alex keluar kelas.

​Bastian melihat Tasya mengejar Alex cepat, ia mengetahui kalau Tasya menyukai Alex dan Tasya cemburu kalau Alex dekat dengan perempuan lain.
Tampaknnya Tasya berusaha mencari perhatian Alex lagi.

CERITAKU CERITAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang