11 - Mawar merah

72 26 5
                                    

Kemarin menjadi hari memalukan yang akan selalu diingat Alex, ia sangat malu dikalahkan Bastian di hadapan teman-temannya. Apakah hari ini akan menjadi hari terbaik atau sebalikanya bagi Alex?

​Hari ini Alex ingin menepati janjinya kepada Bastian, ia tidak ingin memperpanjang urusannya dengan pria aneh itu.

​"Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang, Lex. Lo udah bawa?" ucap Bastian dengan senyum merekahnya melihat Alex memasuki kelas.

​"Gue udah siap dan semangat nih," lanjutnya dengan senyum ceria.

​"Ada," sahut Alex singkat dan malas.

​"Baguslah, nanti gue temanin lo," ucap Bastian senang.

​"Lo berdua harus menyaksikan momen langka ini," lanjut Bastian kepada Dino dan Tasya.

​"Memangnya ada apa?" tanya Dino penasaran.
​"Lo sama Alex udah bujuk Sinta buat nerima gue?

​"Nggak."

​"Alex mau ngajarin otak lo biar pintar?"

​"No no."

​"Atau jangan-jangan, Lo mau ngajarin Alex main basket?" tanya Dino kembali menatap Alex dengan tawa kecilnya.

​"Lo lihat aja nanti," balas Bastian masih dengan senyum merekahnya.

​Alex sangat kesal dengan kata Dino menyindir dirinya, Mungkin kemarin Alex kurang beruntung melawan Bastian.

​"Sya, lo wajib lihat nanti," ucap Bastian dengan tatapan liciknya kepada Tasya.

​"Bodo amat," sahut Tasya tidak menoleh Bastian sedikit pun.

​Alex sudah memiliki firasat buruk, ia dapat menebak hal apa yang akan terjadi kepadanya nanti.

​"Lex. kalau boleh tahu, jujur sebenarnya lo pernah pacaran?" tanya Bastian penasaran.

​"Nggak," jawab Alex singkat.

​"Kalau suka sama cewek?"

​"Nggak."

​"Nanti gue ajarin lo suka sama cewek," pinta Bastian percaya diri.

​"Emang lo pernah pacaran?" tanya Alex menaikkan satu sudut bibirnya. Ia meremehkan Bastian.

​"Bisa ditanyakan langsung dari cewek di sebelah gue," sahut Bastian polos menoleh Tasya pelan.

​"Batu nggak bisa pacaran," suara Tasya terdengar jelas di telinga Alex, Bastian, dan Dino.

​"Bas, udahlah. Lo diam aja, tunggu gue pacaran sama Sinta baru lo nyari pacar," sahut Dino menertawakan Bastian tak berdosa.

​"Nunggu lo pacaran sama Sinta, keburu Alex sama Nana punya cucu," ucap Bastian dengan tatapan sinis kepada Dino.

​Tasya sontak menatap Bastian tajam, ia sangat terganggu dengan ucapan Bastian itu. Tetapi Tasya tidak ingin Bastian kembali curiga kepadanya, ia berusaha mengalihkan pandangannya lagi.

​"Bas, kayaknya bebeb lo marah tuh," ucap Dino pelan.

​"Gue ini manusia luar biasa, nggak mungkinlah gue punya bebeb patung hidup."

​Alex hanya diam, ia tetap fokus membaca bukunya. Ia membiarkan Bastian dan Dino mengoceh tidak jelas.

​Alex belum menemukan cara bagaimana memberikan Nana bunga itu, ia sangat berpikir keras, Bastian sangat menekannya untuk bersikap manis kepada perempuan. Hal ini sangat menganggu pikirannya dari kemarin.

​Jam pelajaran pertama telah berakhir, Bastian sangat menunggu waktu ini. Ia akan menagih janjinya kepada Alex yang akan memberikan Nana bunga.

​"Lex, sekarang waktunya," ucap Bastian kepada Alex yang tampak masih merapikan buku-bukunya.

CERITAKU CERITAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang