Not So Secret Relationship

707 90 1
                                    

@ampasbangunan




Dunia seakan membuka jalan untuk Hwangmini berlayar. Iya, Hwangmini. Alias Hwang Yunseong dan Kang Minhee. Nama itu diusulkan oleh Yohan yang menjabat sebagai seksi kerusuhan fanclub Hwangmini. Ketuanya? Ya sudah pasti Junho.

Sampai sekarang Junho, Eunsang dan Yohan masih bingung mengapa kedua temannya belum pacaran sama sekali. Mereka selalu terlihat bersama dimanapun. Sejak sekolah dasar sampai sekarang mereka berada di kelas 11 Yunseong dan Minhee selalu berada dikelas yang sama.

Terlebih Yunseong menjabat sebagai ketua OSIS dan Minhee sebagai wakilnya, hal itu membuat mereka terlihat semakin lengket. Oh ya, absen mereka juga selalu bersebelahan yang membuat mereka selalu menjadi teman sebangku.

Tak jarang pula mereka berdua dianggap pacaran. Minhee tak pernah sekalipun di ‘tembak’ oleh orang lain. Jangan salah karena aktif ikut organisasi dan ekskul Yunseong dan Minhee cukup terkenal.

Minhee tentu saja memiliki banyak fans yang menyukainya. Ada pula beberapa yang menyatakan perasaannya kepada Minhee. Sudah sampai situ saja, tidak ada yang berani mengajak Minhee pacaran karena pawangnya alias Yunseong sangat seram dengan muka datarnya.

Lain halnya dengan para pemuja Yunseong, mereka sudah gagal bahkan sebelum berjuang. Yunseong tidak pernah mengubris mereka. Pastinya kalian harus menjadi Minhee agar bisa menjadi spesial dimata Yunseong.

Apakah kalian tahu kalau Yunseong dan Minhee juga merupakan tetangga? Rumah mereka terletak bersebelahan. Sehingga jika minhee berada di balkon kamarnya, dia bisa melihat jelas penampakan kamar Yunseong. Jarak balkon kamar mereka mungkin tak lebih dari 100 centi.

Keluarga Minhee pindah ke komplek rumah mereka sekarang waktu keduanya berumur 3 tahun, karena papinya Minhee—yang pada saat itu masih menjadi karyawan biasa—dipindah tugaskan. Papanya Minhee yang merupakan seorang model pun setuju saja karena pekerjaannya cukup fleksibel.

Pada saat itu Minhee menemani papanya menyapa tetangga baru. Rumah keluarga Hwang adalah yang terkhir dikunjungi. Seperti sebelumnya papa membunyikan bel dan saat pintu dibuka papa mengenalkan dirinya sebagai tetangga baru dan memberi tahu maksud dan tujuan datang kesini.

Setelah pintu sepenuhnya terbuka dan menampakan si empunya rumah, papa terdiam. Ah tidak, sepertinya papa terlalu terkejut sampai terdiam. Bukan, bukan hanya papa yang terdiam. Laki-laki yang membuka pintunya juga terdiam sama seperti papa.

Minhee tidak tahu harus melakukan apa dan ikut terdiam. Sementara Yunseong kecil yang mulai mencari keberadaan ayahnya yang tak kembali menemaninya bermain.

Yunseong menghampiri ayahnya dan menarik-narik bajunya. Ayah Yunseong tidak mengubris anaknya lantas memeluk papa Minhee. Papi Yunseong yang sedang berjalan turun dari lantai atas awalnya terkejut dengan suaminya yang sedang memeluk orang lain. Namun setelah melihat pelakunya dia bergegas turun dan bergabung dalam pelukan mereka.

Setelah selesai berpelukan papa yunseong mengajak untuk mengobrol di ruang keluarga, meninggalkan Minhee dan Yunseong yang masih terdiam melihat satu sama lain.

“Hai, aku Yunseong.” ucap Yunseong kecil.

“H-hai aku Minhee.” Minhee kecil sedikit gugup berkenalan dengan orang baru.

“Ayo!” ucap Yunseong kecil sambil membalikan badan kembali masuk ke dalam rumah.

Minhee kecil tidak pernah mau ditinggalkan sendirian. Bahkan tanpa diajak pun ia sudah pasti akan langsung berlari mengikuti Yunseong kecil. “Tungguin Minhee!”

Malam itu menjadi pertemuan kembali empat sahabat karib—kedua orang tua Yunseong dan Minhee, serta menjadi pertemuan pertama dua insan yang nantinya sering disebut Hwangmini.

Setelah kejadian tiga belas tahun lalu, keluarga Kang dan keluarga Hwang menjadi lebih dekat. Bahkan ayah yunseong dan papa minhee mendirikan perusahaan bersama. Kedua keluarga itu pada dasarnya menjadi satu walau tidak ada ikatan resmi.

Seperti sekarang Yunseong langsung masuk ke dalam kediaman Kang—tentunya mengucap salam terlebih dahulu—untuk mengajak Minhee berangkat ke sekolah bersama.

“Minhee.” Panggil Yunseong saat ia telah berada di depan kamar Minhee yang setengah terbuka. Sang empunya kamar masih sibuk keliling kamar mencari barang-barang yang akan ia bawa. “kebiasaan deh kamu Hee, siap-siapnya pagi-pagi.”

“Iya maaf, bantuin dong.”

“Emangnya nyari apa si?” tanya Yunseong yang melihat Minhee mengeluarkan buku-bukunya.

“Buku kimia, liat ngga?” ucap Minhee tanpa mengalihkan pandangannya.

“Loh, di kamar aku bukan? Kan semalem kamu belajar dulu sebelum tidur.” Iya. Minhee menginap dirumah Yunseong semalam. Memang mereka sering sekali menginap bersama. Mungkin memang karena mereka tumbuh bersama Minhee dan Yunseong menjadi sangat sulit dipisahkan.

“Eh, iya ya? Hehehe.” Minhee menggaruk kepala belakangnya yang sama sekali tidak gatal sambil terkekeh, walau dalam hati merutuki dirinya sendiri.

“Dasar.” Tangan Yunseong bergerak mengacak rambut Minhee. “Udah ayo, tadi papa udah bawain bekel. Makan disekolah aja. Kita udah mau telat ini.”

Yunseong kembali ke kamarnya untuk mengambil buku minhee. Minhee tetap dikamarnya membersihkan kekacauan yang dia buat tadi.

Setelah berpamitan, mereka berjalan ke halte, beruntung bis yang akan mereka naiki belum pergi.

Sesampainya di sekolah, Yunseong dan Minhee sudah disambut dengan keberadaan Junho, Eunsang dan Yohan.

“Kalian kenapa nggak pacaran aja sih?” pertanyaan itu nyaris setiap hari keluar dari mulut Yohan.

Yunseong hanya tertawa kecil mendengarnya. Minhee juga tertawa. Biasanya sampai situ saja. Namun kali ini Minhee menjawabnya, “Emang kenapa sih ngebet banget mau gue sama Yunseong jadian?”

“Emang lo ngga mau jadian sama Yunseong.”

“Terus kalo gue udah jadian sama Yunseong kalian mau ngapain?”

“Ya minta peje lah.” Kali ini Junho yang membalas.

“Yaudah nanti pulang tentuin aja mau makan dimana.” Ucap Yunseong dengan muka lempengnya itu.

“HAH?!” teriak Junho, Eunsang dan Yohan bersamaan. “Gimana gimana kalian udah pacaran?”

Minhee kembali tertawa sambil tertawa sambil setengah bersandar pada Yunseong.

“Sejak kapan?” Tanya Eunsang.

“Berapa lama ya?” Tanya Minhee kepada Yunseong.

Yunseong terlihat berfikir beberapa saat sebelum akhirnya menjawab, “Dua tahunan ada nggak sih ya kayaknya.” Minhee membalas dengan anggukan.

“Wow gue merasa dikhianati sebagai teman kalian sejak esde.” Ucap Junho mendramatisir.

“Gue juga loh ya temen kalian sejak esempe.” Ucap Eunsang ikut mendramatisir.

“Iya iya gue yang baru kenalan pas esema bisa apa.” Ucap Yohan.

“Ututututu Yohan sayang jangan ngambek gitu ah.” Ucap Junho yang langsung ditabok Yohan. “Menggelikan banget sih lo, Jun.”

Yunseong dan Minhee berjalan meninggalkan Junho, Eunsang dan Minhee menuju tempat duduk mereka. Junho dan Yohan yang masih sibuk tabok tabokan tentu tidak menyadarinya.

“NANTI SORE PEJENYA JANGAN LUPA YA!” ucap Eunsang dengan sengaja berteriak agar satu kelas mendengarnya.

Yunseong dan Minhee tidak menggubris perkataan Eunsang. Mereka sudah mulai tenggelam dalam buku soal dan sesekali bertanya pada satu sama lain sambil menunggu kedatangan guru yang akan mengajar.

Mereka juga sebenarnya tidak terlalu peduli bahkan jika satu sekolah mengetahui mereka berpacaran. Memang awalnya hubungan mereka tidak berniat untuk disembunyikan. Orang tua mereka bahkan sudah tau, orang lain saja yang tidak sadar.

Toh, yang terpenting mereka sudah bersama bukan?












__________

Nama : ellessa
Uname twitter: @ampasbangunan



ANTOLOGI ORION || HWANGMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang