@Hana____Ra
“Jadi motivasi lo masuk sini cuma itu?”
Lee Eunsang menggeleng dramatis mendengar jawaban Kang Minhee, teman sekampusnya dahulu, yang kini menjadi teman sekantornya. Sedangkan Minhee yang memberi jawaban hanya mengendikkan bahu tak peduli.
“Ya habisnya aneh-aneh aja sih masa bosnya malah nggak pernah ke kantor. Gimana mau maju coba?” ucapnya dihadiahi decakan kagum dari Hyeongjun, teman barunya di kantor.
“Dan lo ngasih jawaban itu waktu wawancara?” Minhee mengangguk sekali lagi, membuat kedua temannya kompak melongo.
“Kok bisa diterima sih? Eh gini-gini perusahaan ini masuk ke top 3 perusahaan lokal terbesar, loh. Kok bisa-bisanya nerima karyawan kayak lo sih?!” Minhee tertawa kencang mendengar pekikan Junho yang sudah bersungut kesal sambil meneguk kopinya.
Minhee menegakkan tubuh, dengan bangga menepuk-tepuk dadanya. “Berkah anak sholeh nih. Makanya jangan kebanyakan pacaran lo-lo pada biar dapet berkah terus kayak gue!”
Hyeongjun mencibir, melemparkan gumpalan tisu di tangannya ke arah Minhee yang langsung dihindarinya dengan tawa mengejek.
“Oh iya, nanti ada rapat besar kan, ya? Katanya nanti Pak Bos ikut. Lo kepo kan orangnya aslinya kayak gimana? Ntar ikut aja lo, gausah bolos. Meskipun lo bukan siapa-siapa sih. Kalo ga ikut juga ga bakal dicariin.”
Eunsang bertos ria dengan Hyeongjun begitu pemuda berambut merah itu menyelesaikan kalimatnya. Minhee yang diejek pun mencibir pelan.
“Liat aja. Suatu saat nanti gue bakal jadi orang penting buat perusahaan ini!” ucapnya penuh semangat, yang sayangnya malah dihadiahi tawa kencang oleh ketiga rekannya.
***
Satu persatu peserta rapat mulai membubarkan diri. Namun si Pak Bos masih duduk di kursinya, menunduk terfokus pada ponsel hitamnya. Minhee mengamati pria yang sepertinya usianya bahkan tertaut tidak terlalu jauh darinya. Bosnya itu terlihat tampan, namun juga galak dalam satu waktu. Wajahnya ketika sedang terdiam benar-benar tanpa ekspresi, membuat siapapun memilih untuk memalingkan wajah daripada mengagumi wajah si Bos yang tampan.
“Min!”
Minhee menoleh, tersentak kecil hingga menjatuhkan ponsel di tangannya ke atas meja hanya demi mendapati Eunsang sudah berdiri di sampingnya. Ia mengerjapkan mata kecil.
“Ayo balik. Mau sampe kapan ngeliatin Pak Bos, coba? Naksir ntar lo,” ucap Eunsang lalu terkikik pelan, membuat Minhee melayangkan tabokan pelan pada lengannya.
“Iya, iya. Lagian gue masih kepo sama si Bos. Bisa-bisanya bos tapi males ke kantor,” balasnya lalu bangkit dari duduknya. Eunsang di sebelahnya menepuk pelan punggung Minhee.
“Masih ada orangnya, heh! Jangan keras-keras dong!”
Dan Minhee hanya membalasnya dengan tawa ringan, tanpa sadar bahwa ia baru saja meninggalkan benda keramat paling berharga miliknya.
***
“Jadwal Anda setelah ini rapat di—”
“Digantiin Hyunbin aja, kayak kemarin. Saya males nih. Atau kamu gantiin juga boleh.”
Ahn Yujin tersenyum kecut. Dia sudah hapal di luar kepala kelakuan bosnya. Menjadi sekretarisnya selama lima tahun membuatnya khatam dengan kebiasaan bermalas-malasan bosnya itu.
“Untung bos ye lu. Kalo enggak udah gue gibeng,” lirihnya sambil membereskan dokumen yang sedikit berserak di atas meja.
“Saya denger loh, Yujin.”
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTOLOGI ORION || HWANGMINI
Fanfictionᴅɪɴɢᴅᴇᴜʟꜰᴇꜱꜱ ꜱʜᴏʀᴛꜰɪᴄ ᴄʜᴀʟʟᴇɴɢᴇ #ꜱᴇᴀꜱᴏɴ01 Selamat Datang di book pertama project Hwangmini Shortfic Challenge. Terimakasih untuk yang sudah ikut berpartisipasi. Selamat membaca 🤗 Regards, Admins 🧡