Neon Naui Violleta

583 70 9
                                    

@ricispektori





Yunseong tidak ingat kapan pastinya. Seingatnya saat musim daun-daun berguguran, namun ada sebagian bunga yang masih bermekaran. Kekasihnya bilang, bunga yang bermekaran itu menandakan kisah mereka yang akan selalu berbunga-bunga.

Pernah juga saat matahari tak lagi seterik siang. Dia muncul dibalik pintu rumah dengan senyuman lima jari sambil memegang sebuah pot berisi bunga, kalau tidak salah itu bunga yang sama dengan yang kemarin. Tak mungkin menolak, Yunseong pun menerimanya lalu menaruh hadiah berharga itu di dekat jendela. Tumbuhan tentu butuh asupan sinar matahari bukan? Tolong jawab iya, karena sejatinya Yunseong anak IPS yang tak tahu menahu tentang biologi.

Awalnya mereka berencana untuk pergi kencan di malam minggu. Namun, langit berkata lain. Saat waktunya langit senja datang, hujan turun dengan tiba-tiba, menutup langit oranye dengan awan kelabu. Air membasahi jalan dan tempat-tempat yang akan menjadi tujuan mereka. Sang kekasih kesal, rencana yang sudah dia persiapkan jauh-jauh hari harus batal dalam sekejap.

Berhubung hari belum terlalu gelap, sang kekasih tiba-tiba menarik Yunseong ke tengah halaman rumah sambil berkata, “Mending kita main hujan-hujanan aja kak. Air hujan itu baik loh.”

“Baik apanya? Sakit nanti yang ada kamu Minhee. Ayo neduh!”

“Tidak mauuuu..! Kapan lagi coba aku bisa hujan-hujanan sama kakak.”

Sang kekasih kabur, mengajak Yunseong untuk bermain kejar-kejaran. Sudah kepalang basah, akhirnya Yunseong menuruti saja permintaannya. Bermain di tengah hujan sampai langit berubah gelap dan penguasa langit tergantikan oleh bulan. Jangan lupakan Yunseong yang harus terjaga sepanjang malam karena tiba-tiba suhu tubuh Minhee meningkat drastis.

Satu minggu kemudian, hujan tak lagi bertamu ke muka bumi. Dengan begitu Yunseong dan Minhee dapat leluasa berpergian keluar. Tujuan mereka kali ini adalah taman bermain. Tapi bukan untuk naik wahana, melainkan untuk sekadar mencicipi banyak jajanan. Ide siapa? Tentu saja Minhee.

“Kak Yunseong, gulalinya enak loh, masa ga mau coba?” Minhee mengarahkan gumpalan gulali di tangannya kepada Yunseong, tapi sang empu hanya menggeleng tak mau.

“Gak suka, terlalu manis.”

“Ish, ini tuh enak tau. Kakak aja yang kebiasaan makan-makanan pait!”

Terserah Minhee saja, untung Yunseong sayang. Merasa dikacangi karena Minhee masih asyik dengan permen gulali. Yunseong iseng membuka gawai lalu mengecek sosial media, siapa tahu ada hal menarik. Benar saja! Di tempat mereka sekarang sedang ada sebuah acara dan beberapa menit lagi akan ada idol grup yang tampil. Yunseong tentu bahagia, dengan terburu-buru dia menarik Minhee untuk segera berdiri dan mecari dimana letak panggung.

“Kak mau kemana sih? Gulaliku belom habis tau!” gerutu Minhee.

“Udah ikut aja, ada hal seru nih.”

Ketika sampai, suasana sudah sangat ramai. Tak memungkinkan Yunseong untuk berada di barisan depan. Tapi tak apa, di barisan paling belakang juga kelihatan kok. Lima menit berselang, belasan gadis berpakaian lucu muncul memenuhi panggung. Suara teriakan saling bersautan memanggil nama mereka satu persatu. Tak perlu menunggu lama, sebuah lagu yang sangat familiar terputar. Orang sekitar pun ikut bernyanyi dan menyorakkan yel-yel dengan semangat.

Jangan tanya di mana keberadaan Yunseong, karena sejak lagu di mulai dia sudah hilang berbaur di tengah kerumunan. Lalu bagaimana dengan Minhee? Dia masih di tempat tadi. Berhubung Minhee lelah berdiri, jadi dia memilih untuk lesehan. Menonton euforia bahagia orang-orang di depannya sambil tetap menghabiskan gulali. Kalau tidak salah dengar mereka meneriakkan banyak kata. Faiya? Taiga? Saiba? Tak tahulah Minhee tidak paham.

Dua minggu kemudian, saat Yunseong baru saja bangun dari tidurnya. Ada sebuah pemandangan kurang baik yang dia temui. Tepat di jendela, tanaman bunga pemberian Minhee terlihat layu. Padahal seingat Yunseong dia hobi menyirami setiap pagi. Yunseong yang tak mengerti tentang tumbuh-tumbuhan akhirnya tak melakukan apapun dan membiarkan tanaman bunga itu tetap pada tempatnya. Niatnya dia akan menyakan hal tersebut kepada Minhee ketika bertemu.



Namun, sejak hari itu Minhee tak pernah terlihat lagi .





Tamat.



_________

Nama : Siluman
Uname twitter: @ricispektori

ANTOLOGI ORION || HWANGMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang