@owuwow
Langit disini selalu gelap, tapi akan selalu ada bintang-bintang yang meneranginya. Sebenarnya itu adalah peri-peri dan sebagian dari mereka tengah menjalankan tugasnya. Peri-peri itu berpendar karena dua hal; yang pertama ketika mereka memutuskan untuk menjadi bintang abadi dan yang kedua ketika mereka turun ke bumi untuk menghangatkan mereka yang kehilangan api kehidupannya.
Di pinggir awan terlihat ada satu peri bertubuh kurus, tinggi dan berkulit pucat sedang duduk. Rambutnya berwarna perak terang, lebih terang dari peri-peri lainnya. Kakinya yang menggantung di langit itu diayunkan sesuka hati sambil menonton rekan-rekannya bekerja. Ia sendiri belum mendapatkan tugas apapun semenjak terakhir kali ia turun ke bumi—yang entah kapan ia lupa karena sudah lama sekali dan sayangnya di tempat ini waktu bekerja seperti sihir, penuh keajaiban.
Ada satu alasan mengapa peri yang satu itu belum mendapatkan tugasnya: ia belum menentukan apa pilihannya.
***
Peri-peri ini dulunya juga makhluk hidup, memiliki nyawa, bergerak dan tinggal di bumi. Bisa sebagai pohon jambu, ikan kembung, semut, rumput, gajah atau bahkan manusia—tapi itu jarang sekali karena makhluk hidup yang satu itu jarang yang memiliki cukup kehangatan untuk dibagikan ke yang lain.
Kesadaran pertama mereka adalah ketika mereka membuka mata dan yang mereka lihat adalah sebuah pintu besar dengan ukiran manusia-manusia bersayap sedang terbang di atas rasi bintang pegasus. Dibalik pintu itu, ada seseorang bertubuh besar sedang duduk di singgasana yang jauh lebih besar lagi dengan pakaian serba putih dan satu tanduk di dahinya, ia biasa dipanggil Hakim. Auranya begitu mengintimidasi, tatapannya tajam tapi tidak ada kekejaman disana. Ada lagi satu orang yang biasanya berdiri di sebelah Hakim dengan pakaian serba hitam, ia biasa dipanggil Asisten Hakim. Kedua orang itu lah yang nantinya akan menjelaskan siapa dan apa yang peri-peri ini lakukan disini.
Selanjutnya, kesadaran kedua mereka adalah ketika mereka berhasil menyelesaikan tugas pertama mereka. Sedikit bocoran, peri-peri sudah pasti berhasil karena mereka adalah yang terpilih. Tapi tentu saja mereka tidak tau akan hal itu. Selesai dengan tugas mereka, peri-peri itu kembali menghadap Hakim yang nantinya mereka akan mendapatkan kesadaran kedua mereka tentang cuplikan ingatan dari kehidupan masa lalu mereka.
Kemudian mereka dihadapkan dengan dua pilihan: reinkarnasi menjadi apapun yang mereka inginkan di bumi atau pergi ke langit dan menjadi bintang abadi disana. Setelah mereka memutuskan apa yang mereka inginkan, Hakim akan memberikan tugas kedua. Dan setelah berhasil menyelesaikan tugasnya, yang sudah pasti berhasil itu, mereka nantinya dikirim oleh Hakim ke laut langit agar ombak langit (kedua hal itu sebenarnya sama saja seperti di bumi, hanya saja mereka ada di langit) dapat membawa mereka ke pilihan mereka.
***
Peri yang sedang melamun di pinggir awan itu bingung. Semua teman-temannya memiliki kehidupan masa lalu yang hangat—entah itu rumput yang semasa hidupnya berharap untuk dijadikan jerami agar dapat melindungi manusia dari sengatan cahaya matahari atau seekor gajah yang sangat mencintai keluarganya—jauh berbeda dengan kehidupan masa lalunya. Ia hanyalah seorang manusia. Manusia muda yang menjual kue beras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di tengah-tengah kerajaan tirani. Tidak ada yang istimewa di hidupnya, tidak ada keinginan mulia di jiwanya, tidak ada kehangatan yang cukup—menurut asumsinya sendiri—di hatinya.
Mengapa ia dipilih menjadi peri?
Mengapa ia bisa menjadi peri?
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTOLOGI ORION || HWANGMINI
Fanfictionᴅɪɴɢᴅᴇᴜʟꜰᴇꜱꜱ ꜱʜᴏʀᴛꜰɪᴄ ᴄʜᴀʟʟᴇɴɢᴇ #ꜱᴇᴀꜱᴏɴ01 Selamat Datang di book pertama project Hwangmini Shortfic Challenge. Terimakasih untuk yang sudah ikut berpartisipasi. Selamat membaca 🤗 Regards, Admins 🧡