16 : akhirnya kita 'bertengkar' juga (21+)

38.5K 2.5K 237
                                    


"Nggak bisa!"

Ezra memaksa dirinya menjawab dengan santai dan wajar. Ia tidak ingin Meryl apalagi Vardy mencurigai motifnya menolak rencana wanita itu untuk menginap di rumah baru Ezra.

Bukan karena pelit tapi Ezra sudah menunggu lama untuk momen ini. Ia mengijinkan Flora pulang lebih awal untuk melakukan persiapan perempuan sekaligus mengatur agar Indi bermalam menemani Mikki tidur.

Ezra tidak lagi mempertanyakan hal ganjil tentang Mikki. Flora kerap bersikap tidak masuk akal jika menyangkut anak itu dan jujur saja ada ketakutan untuk menyelidiki lebih jauh. Biarkan takdir membawa kebenaran padanya tanpa harus ia cari.

"Ray, saya bosan di rumah Vardy. Setiap malam bayi itu menangis tapi saya tidak bisa berbuat banyak karena dia minum dari Wanda. Saya stres karena kurang tidur," keluh ibunya, "saya tahu rumah kamu pasti minim furniture tapi tidak masalah. Saya cuma butuh ketenangan."

Ia mencoba melirik kakak dan kakak iparnya, normalnya mereka tersinggung atas ucapan Meryl tapi sepertinya pasangan itu bahkan sudah kebal. Syukurlah, tidak ada balada mertua durjana-menantu teraniaya.

"Mama kenapa nggak balik aja?" usul Ezra malas.

Meryl mengerutkan hidung, protes karena diusir secara tidak langsung. "Di sana adik - adik kamu minta saya kemari supaya saya lebih memperhatikan anak laki - laki saya. Tapi di sini kalian usir saya pulang."

Ezra memutar bola matanya dan menggerutu dalam hati, drama dimulai!

"Mama boleh tinggal di tempat Ray tapi tidak malam ini-"

"Kenapa?" sambar Meryl tidak sabar, sebenarnya dia memang sudah mulai curiga.

"Ray lembur, pekerjaan banyak, yang jelas akan sangat berisik buat Mama."

"Saya di lantai atas."

"Suaranya kedengaran sampai lantai atas." Balas Ezra keras kepala.

Meryl membuka mulut, siap membalas dengan tuduhan pedas tapi ia memilih untuk menahan napas. Dihembuskannya perlahan, telapak tangannya membentuk gerakan mengipasi diri, dalam hati ia menghitung hingga lima.

"Kamu..." ia menghela napas dramatis hingga menimbulkan suara bersiul, "mau kerja atau mau menunggang kuda, sebenarnya?"

"Ups!"

"Mama!"

Wanda dan Vardy berseru bersamaan. Dan yang tertuduh—Ezra memalingkan wajah dari mereka bertiga, tetap bersikap tenang walau kakinya terus mengetuk lantai.

Meryl menyungging senyum puas, betapa menyenangkannya menggoda anak - anaknya yang sudah dewasa, sudah beristri, sudah beranak. Baginya, mereka tetaplah 'bayi - bayi' kecil yang ia lahirkan dengan penuh cinta.

"Padahal kalian bisa mengabaikan saya seolah - olah saya tidak ada," lirikannya berpindah pada Vardy di sisi Wanda, "iya kan, Var?"

Vardy bisa tetap bersikap tenang, diam - diam menegur ibunya dengan lirikan protes, tapi Wanda salah tingkah, ia berdiri dan bergumam bahwa Eric ingin minum susu.

Sebenarnya berapa banyak pergumulan Vardy dan Wanda yang sudah Meryl saksikan diam - diam?

Ezra memutuskan untuk kabur, ia berdiri dan berpamitan, "Ray balik." Tak lupa ia memperingatkan, "dan Mama nggak boleh nginap di tempat Ray malam ini."

Meryl mengangguk, "kamu lembur dengan ibunya anak itu."

"Tantenya," koreksi Ezra tegas yang ditanggapi Meryl dengan cibiran tanpa suara.

Work from HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang