Happy Reading's
Ide dari otak + imajinasi don't copy!
.........29. Untuk menjadi yang terbaik
"Jangan jadikan masalalu masalah lo, tapi jadikan itu sebagai pembelajaran buat hidup yang lebih baik"
-Aksara Pandu WijayaBuggh...
Satu pukulan berhasil Dion arahkan ke orang di depannya. Orang yang membuat ia membenci seorang Kai Andreas.
"Kita ketemu lagi?"Suasana dingin malam hari tak membuat api kemarahan pria itu tertahan, ia menatap Hayden dengan tatapan sinisnya lalu kembali mendekati pria itu dan memukulnya
"Lo bikin gue naruh dendam sama orang yang gak ada salah sama gue" ucap Dion
"A-ampun Yon, g-gue nggak maksud"
Dion berjongkok dan menatap Hayden yang sudah lemah dan tak berdaya. "Lo pikir dengan lo bikin orang tua gue celaka lo bisa dapet ampunan gue?" ucap Dion lalu kembali menendang dan memukul Hayden"UDAH YON CUKUP!" Radit dengan cepat memeluk pingang Dion dan membawanya mundur. Devan pun ikut menahan agar Dion tak lagi memukul Hayden yang sudah tak berdaya
Hayden menatap Dion dengan tatapan sendu. Pria itu tak lama lagi akan jatuh pingsan."Jangan buat Alyssa khawatir sama lo dengan keadaan lo ini" ucap Fajar. Bimo memdatangi Hayden dan memberikan sebotol air mineral untuk di minum.
"Lo bilang bakal ngomong baik-baik Yon" sahut Devan yang masih mencoba menahan Dion.Yon sadar. Lo itu terlalu kebawa emosi"
Namun tak di dengar oleh Dion. Pria itu dengan kasar melepas gengaman Devan dan Radit dari tubuhnya lalu mendorong Bimo dan kembali menghajar Hayden. "Brengsek!"Sebuah motor berhenti di tempat perkelahian Dion dan Hayden. Seseorang langsung turun dari motornya dan menarik kerah baju Dion lalu menamparnya. "Lo gila apa!?"
"Lo mau dia mati trus lo masuk penjara?!"Orang itu mendorong Dion hingga terjatuh ke aspal lalu membuka helmnya.
Aksara Pandu Wijaya. Pria itu membuang helmnya sembarangan lalu menatap Dion dengan napas terengah-engah.
Ia menatap Hayden lalu mendekat dan membantunya berdiri
"Bim. lo anter dia ke rumah sakit" ucap AksaBimo mengangguk lalu membopong tubuh Hayden. Dan menaikkannya ke motor sportnya.
Aksa duduk tepat di depan Dion. Mata pemuda di depannya masih penuh dengan emosi
"Kasih nomor Alyssa ke gue" sahut Aksa sambil merogoh handphone di saku celananya.Dion menatap Aksa dengan dahi yang megkerut dan nafas yang belum juga teratur. "Lo mau ngapain?"
"Gue mau nyuruh dia kesini. Biar dia liat seberapa gilanya elo" ucap Aksa sambil menyerahkan hapenya ke Dion.Dion menatap handphone di tangan Aksa tanpa ada niat menerimanya. Sedetik kemudian ia memalingkan wajahnya yang penuh dengan keringat.
Aksa memundurkan handphonenya dan meletakkannya kembali ke saku "Lo boleh marah boleh mukul. Asal lo jangan sampe kelepasan kayak tadi. Anak orang udah sekarat lo buat tapi nggak ada tanda-tanda lo mau berhenti mukul dia"
"Tryout baru aja selesai dan kelakuan lo udah kayak gini. Cih kalo lo bukan wakil gue mungkin udah gue bikin lo mati""Semua anggota Fortuna angkatan tahun ini udah mau lulus. Itu tandanya nggak akan ada lagi Fortuna di SMA Galaksi. Lo mau lo sendiri yang jadi sesepuh disana?"
"Kalo pihak sekolah sampe tau..." Aksa menjeda omongannya lalu beralih menatap Rafa, Fajar, Radit dan Devan "Penerus kita bakal terancam bubar"Dion menatap Aksa tak percaya. Nafas pemuda itu sudah mulai kembali normal. "Gue harap lo pada ngerti apa yang tadi gue bicarain" ucap Aksa lalu berdiri dan mengambil kembali helmnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara (END)
Novela JuvenilPART TERACAK SEBELUM BACA TOLONG PERHATIANKAN PART PERPART "HEH MENTANG MENTANG LO PALING DI SEGANI DI SEKOLAH INI LO PIKIR GUA TAKUT?!"ucap Keyra "Trus mau lo apa?"ucap Aksa dan tak lupa tatapan mautnya yang saat ini sedang menatap Keyra perkelah...