Enjoy~
"Hei anak muda! Apa yang kalian lakukan?" Sang pemilik toko berteriak sedikit kencang.
"Sial---kefàlaio 3-
"Hei anak muda! Apa yang kalian lakukan?" Sang pemilik toko berteriak sedikit kencang.
"Sial. Hentikan dan kita pulang!" Ucap Harin setelah mengetahui tindakan mereka yang terlihat oleh orang lain.Setelah tertangkap basah telah menyerbu sikecil Hwanwoong, onewe segera meninggalkan tempat kejadian perkara. Saat itu juga sang pemilik toko membantu Hwanwoong untuk bersandar pada tembok. Hwanwoong yang sudah terkapar tak berdaya hanya bisa mengikuti kemana tangan sang pemilik toko membawa tubuh lemahnya.
"Woong-ah, kau masih mendengarku?" Tanya sang pemilik toko khawatir. Pasalnya Hwanwoong hanya diam sambil memejamkan matanya.
"N-ne" lirih Hwanwoong yang hanya terdengar seperti bisikan.
"Paman akan mencari bantuan dan kau akan kuantar pulang" ucap pemilik toko yang ingin cepat cepat betanjak untuk mencari bantuan namun tangannya ditahan oleh jari jari kecil Hwanwoong.
"J-jang-an p-pulang shhh" tahan Hwanwoong sambil menahan sakitnya.
"Baiklah baiklah tapi paman harus mencari bantuan untuk membawamu setidaknya ke toko" ucap sang pemilik toko yang langsung beranjak mencari bantuan. Dengan sangat sangat kebetulan, Youngjo dan Gunmin baru saja meninggalkan area sekolah dan hendak pulang lewat disekitar sana. Maka sang pemilik toko langsung memanggil mereka untuk meminta bantuan dengan wajah panik."Permisi, bisakah kalian membantuku?" Tanya sang pemilik toko dengan suara bergetar.
"Tenang dulu, paman. Ada apa?" Ucap Youngjo menenangkan.
"Ada segerombolan anak yang melakukan kekerasan pada temannya. Dan sekarang ia tergeletak tak berdaya. Tolong bantu aku setidaknya membawanya ke tokoku" ucap pemilik toko lebih seperti ngerapp saking paniknya.
"Baik, kami bisa membantu. Dimana anak itu?" Tanya Youngjo yang langsung ditarik menuju tempat Hwanwoong tertepar.
"Oh tunggu. Hwan--- HWANWOONG?" Teriak Gunmin terkejut hingga tak sadar menggunakan nada tingginya.
"Kau membuatku terkejut. Hwanwoong, mengapa bisa seperti ini? Mereka lagi?" Tanya Youngjo lembut sambil berusaha cepat cepat membawa Hwanwoong pergi dari gang itu. Sedangkan Hwanwoong yang memang sudah lemas hanya menganggukkan kepala mengiyakan.
"Tidak mungkin bagimu berjalan sendiri. Gunmin-ah, bantu dia naik ke punggungku" pinta Youngjo yang langsung dilakukan oleh Gunmin.
"Shhh... t-terimahkasih" ucap Hwanwoong yang sudah berhasil naik ke punggung gagah Youngjo.
"Jangan berbicara dulu. Paman, kita bawa kemana?" Tanya Youngjo ke pemilik toko.
"Bawa ke tokoku dulu saja. Letaknya sekitar 70 meter dari sini" ucap sang pemilik toko yang sudah tak sepanik sebelumnya.Selama perjalanan ke toko, yang terdengar hanya ringisan sikecil Hwanwoong. Sepertinya ada lebam atau luka yang cukup besar yang membuat sikecil Hwanwoong cukup tersiksa dengan rasa sakitnya. Sesaimpainya di toko, mereka langsung membawa Hwanwoong ke ruang istirahat. Memang ada ruang istirahat, mengingingat beberapa karyawan yang mungkin akan sakit atau lelah saat bekerja. Dibaringkannya tubuh kecil yang ringkih tersebut di kasur yang ada disana. Lalu sang pemilik toko pergi untuk mengambilkan air hangat dan handuk untuk membersihkan dan mengompres lebam Hwanwoong. Tak lupa juga ia bawa obat lengkap dengan pembalut luka dan kapas lalu cepat kembali setelah apa yang ia butuhkan ada ditangannya.
"Ya tuhan, mengapa kau tak melawan atau setidaknya berteriak meminta bantuan?" Omel sang pemilik toko saat melihat lebam yang cukup besar di perut bagian kiri Hwanwoong.
"A-aku cukup terkejut sehingga tak bisa mengeluarkan suara" lirih Hwanwoong masih lemah.
"Pipimu tak apa? Ya tuhan sudut bibirmu berdarah. Lengan tanganmu juga lebam. Ya ampun Woong-ah punggungmu juga ada lebam!" omel sang pemilik toko-- lagi saat menemukan lebam lebam lainnya.
"ㅋㅋㅋ paman kau seperti ayahku saja" kekeh Hwanwoong -masih- dengan suara yang lemah.
"Woong-ah, mengapa bisa bertemu mereka diluar lingkungan sekolah?" Tanya Gunmin yang daritadi diam.
"Mereka yang menyuruhku ke gudang belakang dengan ancaman tadi pagi. Setelah itu mereka mengajak taruhan uang dan aku sangat terkejut dengan pemikirannya hingga tak sadar aku menatap mata Yonghoon lekat. Selanjutnya yang terjadi adalah kejadian Hwanwoong geprek." Jelas Hwanwoong yang sudah mulai bisa mengeluarkan suaranya tanpa tersendat napasnya sendiri. Namun tetap saja suaranya masih lemah.
"Lalu, mengapa kau tidak memberi tahu kami? Kan kita sudah berjanji" tanya Gunmin lagi.
"Untuk itu, aku lupa hehe. Akh.. shh" jawab Hwanwoong sambil tersenyum agak lebar membuat sudut bibirnya terasa sakit.
"Huh, lain kali jangan dilupakan" ucap Gunmin dengan bibir yang dipoutkan.
"Geurae geurae. Dan terimakasih untuk bantuannya paman. Jika paman tak datang, mungkin Woongie sudah jadi Hwanwoong geprek saat ini" ucap Hwanwoong yang meringis membayangkan bagaimana jika tak ada orang yang meneriaki geng onewe.
"Kau ini masih bisa bisanya becanda saat seperti ini" omel sang pemilik toko lagi sedangkan objek yang diomeli hanya memberikan pose V menggunakan tangannya. Imut sekali sikecil ini. Saking imutnya jadi pengen digeprek juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't You See Me?
General FictionOh, what are you Why are you hitting me? I'm strangling you who have no power I want to escape now