New Series?

117 16 3
                                    

Enjoy!

"Kejadian tiga bulan lalu, dimana saksi dari awal sebuah kedamaian. Dimana seharusnya hanya aku yang berkorban, tetapi ada satu lagi korban yang lebih parah. Memang benar kata orang, keadilan membutuhkan pengorbanan" gumam Hwanwoong sembari melihat sekeliling rooftop yang menjadi saksi bisu kejadian sebulan lalu.

"Tak ada tatapan rendah lagi untukmu woongie. Tak ada makian lagi untukmu. Kau bisa hidup dengan damai disini" gumam Hwanwoong pada dirinya sendiri.

"Eomma appa, woongie berhasil. Woongie kecil kalian telah berhasil mendapatkan kedamaian. Eomma appa tak perlu khawatir diatas sana" ujar Hwanwoong menghadap kelangit dengan menahan air matanya.

"Hwanwoong, maafkan aku" tiba tiba sebuah suara mengagetkan Hwanwoong.

"Gunhak? Maaf untuk apa?" Tanya Hwanwoong pada Gunhak.

"Aku sempat membantu Giwook untuk menjatuhkanmu. Dan karena aku juga, kau jadi korban untuk Giwook dan kawan kawannya" ujar Gunhak menundukkan kepala.

"Semuanya sudah berlalu. Tak ada yang perlu meminta maaf" ujar Hwanwoong memegang pundak Gunhak.

"Umm, kau sendirian? Bagaimana bisa masuk?" Tanya Hwanwoong. Pasalnya tak ada yang boleh masuk area sekolah tanpa kartu identitsa sekolah. Yah, meskipun Gunhak pernah memiliki kartu identitas sekolah, itu sudah lama.

"Giwook yang membantuku bertemu denganmu" ujar Gunhak masih menunduk.

"Ah begitu. Baiklah, kau sudah makan? Ayo ke kafetaria" ajak Hwanwoong pada Gunhak yang masih diam.

"A-aku tidak membawa uang" ujarnya bergumam.

"Kubelikan. Dimana Gunhak yang kekar dahulu? Jangan berdiet nanti kau bisa jadi seperti kertas yang terbang karna angin lohh" canda Hwanwoong dihadiahi kekehan tipis dari Gunhak.

"Tapi aku tak ingin merepotkan" ujar Gunhak lagi lagi menahan Hwanwoong.

"Ish aku baru saja menerima gaji bulanan. Tak apa ayo ikut" paksa Hwanwoong yang membuat Gunhak menyerah mengikuti Hwanwoong yang menyeretnya.

"Jangan didengar" bisik Hwanwoong lalu kembali menyeret Gunhak.

Ya, sepanjang jalan mereka mendengar bisikan bisikan dari siswa siswi lain untuk Gunhak. Ya karna Gunhak memang sudah bukan lagi siswa dal-e.

"Tak apa, aku sudah terbiasa" ujar Gunhak terkekeh. Lalu mereka melanjutkan perjalanan ke kafetaria.

"Nah, pilihlah ingin makan apa" ujar Hwanwoong.

"Samakan saja denganmu" ujar Gunhak. Hwanwoong langsung memesan makanan.

"Jadi, sekarang kau sekolah dimana?" Tanya Hwanwoong penasaran.

"Aku tak bersekolah. Pamanku sakit sehingga tak bisa bekerja dan aku menggantikannya untuk mempertahankan pemasukan" jelas Gunhak pada Hwanwoong.

"Umm, maafkan aku" sesal Hwanwoong telah mengungkit hal sensitif.

"Tak apa. Tak ada yang perlu minta maaf" ujar Gunhak.

Hening. Tak ada pembicaraan antara keduanya. Hanya ada suara dentingan mangkuk yang beradu dengan alat makan.

"Sepertinya sebentar lagi jam istirahat sudah selesai" ujar Gunhak membuka percakapan lagi.

"Um, 10 menit lagi pelajaran akan dimulai kembali. Kau ingin ikut?" Tanya Hwanwoong pada Gunhak. Mungkin saja Gunhak ingin bersekolah kembali.

"Aku harus kembali bekerja. Terimakasih atas makanannya. Aku tak tau harus berbuat apa lagi untuk membalas kebaikanmu" ujar Gunhak sembari memainkan jemarinya.

Can't You See Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang