kefàlaio 7

143 27 0
                                    

Enjoy~

"Baiklah, Kau juga jangan terlalu lelah. Kita bertemu disekolah besok" ujar Yonghoon yang membantu Kanghyun memapah Giwook.
"Gomawo hyung" gumam Giwook.

- kefàlaio 7 -

Pagi yang baru, dengan aktivitas baru, senyuman baru, suasana hati baru. Hwanwoong terbangun dan langsung menghampiri sang ayah.

"Selamat pagi appa. Hari ini Woongie tidak bisa terus menemani appa. Woongie harus berangkat kesekolah" ujar Hwanwoong sambil menggenggam tangan sang ayah.
"Sekolahlah yang benar Woong-ah" jawab sang ayah dengan suara lirihnya.
"Eh? Appa sudah bangun? Perlu kupanggilkan dokter?" Tanya Hwanwoong yang terkejut mendapati sang ayah sudah terbangun.
"Appa sudah diperiksa tadi malam Woong-ah. Appa melihatmu tidur disofa jadi appa tak ingin mengganggu tidurmu" kekeh sang ayah melihat wajah bingung serta senang dari sang putra.

"Kau pasti mengalami hari yang buruk kemarin" lanjut sang ayah sembari mengelus tangan sang putra.
"Eumm itu,, tidak terlalu buruk appa. Aku meminta tolong seorang teman untuk membantuku" jawab Hwanwoong sedikit berpikir.
"Jangan sembunyikan apapun lagi Woong-ah, appa tau dirimu anak yang kuat. Tetapi appa tau dalam lubuk hatimu pasti ada rasa sangat kehilangan saat eommamu pergi kan?" Tanya sang ayah sambil menatap Hwanwoong yang matanya sudah berkaca kaca.
"Ap-appa sudah tau?" Hwanwoong bertanya kembali karna terkejut.
"Eommamu menghampiriku untuk pamit. Appa yakin ia juga menghampirimu. Relakan eommamu Hwanwoong-ah. Agar ia tidak memikul beban yang berat karena kita tak merelakannya pergi" ujar sang ayah masih senantiasa mengelus tangan sang putra.

"Hiks, appa. Woongie sudah merelakan eomma. Tetapi, entah mengapa Woongie rindu sekali dengan suara eomma. Woongie rindu dengan pelukan eomma. Padahal, baru satu hari eomma pergi"ujar Hwanwoong sambil menunduk.
"Appa tau nak. Pasti berat bagimu melepaskan sesosok ibu yang selalu memperhatikanmu. Appa pun merasa seperti itu. Tetapi, appa juga mengerti, jika kita terus menahan eomma, jika kita tak merekalan eomma, eomma tak akan pergi dengan tenang. Dengan itu, appa berusaha merelakan eommamu pergi agar ia bisa pergi dengan senyuman" ujar sang ayah.

"Appa tau, dirimu pasti takut jika appa juga ikut menyusul eommamu kan? Appa memang sudah tua. Tapi appa akan berusaha sekuat mungkin untuk tetap disisimu. Garis kematian yang diberikan tuhan memang tak akan bisa diubah. Tetapi, appa bisa berdoa dan memohon kepada tuhan untuk memberikan sedikit lagi waktu untuk menjadi sandaranmu. Woong-ah, lihat appa. Appa tau kau anak yang kuat dan cerdas. Berjanjilah kau akan bertahan hingga akhir bahkan saat dirimu sendirian" ujar sang ayah sembari menengadahkan wajah sang putra untuk melihatnya.
"Appa, jangan tinggalkan Woongie dulu" gumam Hwanwoong sambil meneteskan air matanya.
"Kita hanya bisa berdoa diberi umur panjang Woong-ah. Tak ada yang bisa dilakukan oleh makhluk lemah seperti kita ini" lanjut sang ayah dengan suara yang senantiasa lembut.
"Appa~~" rengek Hwanwoong sambil menundukkan kepalanya.
"Kkkk yasudah berangkatlah kesekolah. Jangan sampai terlambat" ucap sang ayah mengingatkan.
"Oh iya Woongie hampir lupa" setelah itu, Hwanwoong langsung bergegas pamit dan buru buru berangkat ke sekolahnya.

Dal-e High School

Tempat ini, tempat yang bagaikan neraka bagi mereka yang tidak mampu. Hwanwoong melangkahkan kakinya menuju kelas yang dihiasi oleh bisik bisik hujatan. Sepanjang jalan ia hanya menulikan telinganya dengan tatapan kosong seperti tak bernyawa. Saat masuk kedalam kelas pun, ia mendapati onewe dan seisi kelas yang sedang melihatinya. Tetap saja Hwanwoong berjalan menuju bangkunya dengan tatapan yang sama seperti sebelumnya.

"Hahhhh" Hwanwoong menghela napasnya setelah sampai di bangkunya sembari menatap jendela luar.

Pelajaran dimulai seperti biasa dengan suasana yang damai dan aktif. Tetapi, hari ini ada sesuatu yang mengusik pikiran Hwanwoong sehingga ia tak bisa terfokus pada pelajaran. Selain kematian sang ibu yang masih meninggalkan kesedihan padanya, ia terusik oleh suatu kekhawatiran yang ia juga tidak tahu.

Can't You See Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang