kefàlaio 8

194 25 0
                                    

Enjoy~~

Sedangkan disisi lain, Giwook tetap berada di dalam mobilnya tanpa ada niatan untuk kembali ke rumah. Dalam diamnya, ia mendapati Hwanwoong yang sepertinya sedang terburu buru. Dengan cepat, ia menyalakan mobilnya dan melaju mengikuti Hwanwoong yang berlari terburu buru.

- kefàlaio 8 -

"Oh jadi toko itu tempat Hwanwoong bekerja" guman Giwook dalam mobilnya ketika melihat Hwanwoong yang sudah memakai rompi tokonya.
"Mengapa aku jadi melankolis begini hanya karena ayahnya yang sakit dan ibunya yang meninggal?" Gumam Giwook yang sedang bingung denhan dirinya sendiri.
"Aishh ia lebih sakit dan hancur darimu Giwook-ah jangan kau tambah kesakitannya" racau Giwook yang pikiran dan hatinya sedang berkelahi.

Setelah cukup lama memperhatikan Hwanwoong dari dalam mobilnya, Giwook mengambil ponselnya untuk memberi pesan kepada seseorang.

"Hyung, maafkan aku aku sedang ingin sendirian. Jangan mencariku, hyung. Aku tidak apa apa hanya ingin sendirian dalam beberapa waktu. Tolong sampaikan ke yang lainnya"

Setelah mengirimkan pesan tersebut pada Kanghyun, Giwook turun dari mobilnya untuk membeli entah itu bubur atau makanan sehat lainnya untuk dibawanya ke rumah sakit nanti.

"Aku beli ini" ujar Giwook setelah memilih apa yang harus dibelinya.
"Baiklah, totalnya 15,600 won Giwook-ssi" ujar Hwanwoong.
"Terimakasih. Sisanya ambil saja aku terburu buru" ucap Giwook sambil terburu buru keluar dari toko tersebut.
"Eh? Sisanya 34, 400 won Giwook-ssi!" Teriak Hwanwoong pada Giwook yang terus saja berlari dan masuk kedalam mobilnya.

"Huh aku harus mengirim pesan kepadanya. 400 won saja berharga bagaimana ia bisa menyia nyiakan 34 ribu won yang lain huh" gumam Hwanwoong sambil mengetikkan pesan yang ditujukan pada Giwook.

"34,400 won mu ada padaku. Besok akan kukembalikan ketika disekolah"

"Untukmu saja. Jika tidak mau maka taruhlah di kasir. Hitung hitung aku membayar pajak yang diberikan"

"Tapi 34 ribu won sangat banyak"

"Tak apa. Anggap saja berdonasi. Aku sedang menyetir jangan mengirimiku pesan terus"

Setelah pesan tersebut, Hwanwoong benar benar tidak membalas apapun lagi.

"Huh mentang mentang orang kaya. Uang saja dibuang buang" gumam Hwanwoong sambil menatap layar ponselnya.
"Lebih baik kuletakkan ditoko saja daripada mengambil uang seseorang" gumam Hwanwoong -lagi- sembari berjalan masuk toko.

Dilain sisi, Giwook mengemudikan mobilnya dengan santai menuju rumahnya. Ia akan berganti baju dan membawa baju cadangan untuk di rumah sakit nanti. Giwook bertekad memperbaiki diri sedikit demi sedikit tanpa orang lain tau.

Setelah sampai rumah, ia langsung menuju lantai atas dimana kamarnya berada dan mengemas keperluan yang sekiranya ia butuhkan nanti.

"Ingin kemana kau" sebuah suara menghentikan langkah Giwook yang sedang berjalan keluar.
"Apa pedulimu?" Jawab Giwook datar tanpa ekspresi.
"Mengapa kau hanya pulang untuk waktu yang singkat? Apakah teman teman bodohmu itu lebih penting daripada keluargamu?" Ujar sang wanita yang tadi menghentikan langkah Giwook.
"Setidaknya mereka tak berkhianat dan tak mengada ada seperti dirimu wanita ular yang menisahkan sepasang suami istri hingga sang istri tiada. Tak sudi aku berada serumah dengan seorang penjahat" ujar Giwook yang langsung berjalan keluar rumah tanpa mendengarkan panggilan yang dilontarkan.

Can't You See Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang