Part 26

68 18 0
                                    

Alarm Senja berbunyi, ia membuka matanya perlahan-lahan untuk menetralkan cahaya matahari yang masuk. Ia meregangkan otot-ototnya.

Dengan mata masih setengah membuka, Senja meraih ponsel yang berada di atas nakas. Kini waktu menunjukkan pukul 9.00

Arsen

Bisa ketemu?

Kpn?

Nanti jam 10

Oke

Kebetulan Senja juga ingin menyampaikan sesuatu pada cowok itu yang beberapa hari yang lalu sempat tertunda.

Ia segera beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi, lalu setelah itu Senja turun ke bawah untuk sarapan.

"Pagi, Mah, Pah," sapa Senja sambil berjalan mendekati meja mekan.

"Pagi juga sayang," balas Silvi dan Barta bersamaan.

"Pagi, Bang Kenzo!" sapa Senja dengan cepat saat melihat ekspresi Kenzo yang hendak memprotes karena ia tidak menyapanya.

"Gak sopan banget sih lo jadi adek, abang sendiri gak mau disapa. Entar kualat baru tau rasa lo!"

"Abisnya lo jadi abang ngeselin sih!" Senja menatap Kenzo dengan tatapan tajamnya. Begitulah mereka, sekalinya akur, ya akur banget. Tapi, giliran lagi gak akur berantem terus.

Namun, terkadang yang seperti itu lebih seru dibandingkan dengan yang flat-flat aja. Lagipula mereka tidak benar-benar bertengkar.

"Ssstt, udah ayok makan." Silvi membuka suara. Putra putrinya itu memang selalu saja begitu. Silvi senang melihat kedekatan keduanya, meskipun mereka sering seperti itu. Kenzo begitu menyayangi Senja, ia melakukan apapun untuk melindungi adiknya itu.

Kenzo tak segan-segan untuk menghabiskan orang yang berani menyakiti Senja. Salah satu contohnya adalah saat Arsen memutuskan Senja dan membuat adiknya itu terpuruk, Kenzo memberinya pelajaran hingga wajah cowok itu penuh lebam.

Flashback on

Kenzo sedang menunggu kehadiran Arsen di sebuah lapangan yang berada tak jauh dari rumah mereka.

Selang 10 menit, Arsen pun tiba dengan motor hitam miliknya. Baru saja turun dari motor tiba-tiba Kenzo langsung menonjok wajahnya.

"B*ngsat lo!" umpat Kenzo sambil meninju wajah Arsen.

Cowok itu yang tiba-tiba mendapat pukulan dari Kenzo mengernyitkan dahinya bingung sambil memegangi sudut bibirnya yang mengeluarkan darah akibat tinjuan yang dilayangkan oleh Kenzo.

"Maksud lo apaan?" tanya Arsen dengan nafas memburu. Jika ia tidak memandang Kenzo sebagai abang dari mantan pacarnya itu, Arsen sudah membalas pukulan itu. Namun, Arsen masih menghargai cowok yang kini berada di hadapannya itu.

Siapa yang tidak akan tersulut emosi jika tiba-tiba dipukul tanpa sebab seperti itu? Baru saja sampai dan belum sempat mengeluarkan sepatah katapun, Kenzo sudah langsung melayangkan tinjuannya saja.

"Kenapa lo nyakitin Senja, hah?!" Kenzo terlihat sangat marah, rahang cowok itu mengeras sampai urat-uratnya menonjol keluar, serta kedua tangannya yang terkepal kuat.

Arsen sekarang mengerti mengapa Kenzo langsung memukulnya tadi, ternyata alasannya karena Senja. Arsen merasa ia memang pantas mendapatkan itu, sebagai seorang kakak pasti akan merasa marah karena adik perempuannya disakiti oleh orang lain. Jika Arsen berada diposisi Kenzo pasti ia akan melakukan hal yang sama juga.

Apalagi yang Arsen tahu, Kenzo sangat menyayangi Senja. Dari sikapnya yang protektif pada Senja dapat menunjukkan betapa sayangnya Kenzo pada adiknya itu. Kenzo juga sudah memperingati Arsen saat mereka baru berpacaran agar tidak menyakiti gadis itu.

"Maaf gue udah bikin Senja sakit, gue gak bermaksud buat nyakitin dia, bahkan gak pernah sekalipun terlintas dibenak gue untuk nyakitin dia, gue terpaksa ngelakuin ini semua," jelas Arsen dengan wajah sendunya.

Mendengar penuturan Arsen dan perubahan raut wajah cowok itu membuat Kenzo seakan dapat ikut merasakan kesedihan yang cowok itu rasakan. Awalnya Kenzo juga terkejut saat mengetahui Arsen yang memutuskan Senja. Pasalnya setahu Kenzo, cowok itu sangat menyayangi Senja. Setelah sekian lama perjuangannya untuk kembali mendapatkan Senja, tidak mungkin Arsen memutuskannya begitu saja.

"Kalo lo gak bermaksud untuk nyakitin perasaan dia, kenapa elo mutusin dia? Bukannya lo sayang banget sama dia? Apa lo udah gak sayang sama dia lagi gara-gara sahabat kecil elo itu?" ucap Kenzo dengan suara yang dingin serta wajah datarnya.

"Lo salah, gue masih sayang sama Senja, bahkan sangat. Gue punya alasan atas semua ini dan gue terpaksa ambil keputusan ini. Gue rasa ini yang terbaik, gue gak mau semakin menyakiti perasaan Senja. Tolong jaga dia baik-baik, gue udah gak bisa berada di deket dia lagi. Dan sekali lagi gue minta maaf karna udah ingkar janji."

Arsen tahu pasti Kenzo sangat kecewa padanya, apalagi ia mengingkari janjinya pada Kenzo untuk tidak akan menyakiti Senja. Selama ini Arsen berusaha untuk melindungi Senja agar tidak ada yang bisa menyakitinya. Namun, tanpa ia duga dirinyalah orang yang paling membuat Senja merasa tersakiti.

Terkadang memang benar, orang yang paling membuat kita sakit adalah orang yang berada di sekitar kita.

"Iya gue maafin lo, apapun itu alesan lo kalo emang yang terbaik gue hargain. Tapi, gue tetep kecewa sama lo, karna lo udah ingkarin janji lo dan lo udah nyakitin Senja. Dan sekarang lo milih untuk melepaskan Senja, gue harap keputusan elo tepat, karna lo udah milih buat pergi dari hidup Senja, gue harap lo gak akan ganggu dia lagi."

Kata-kata Kenzo berhasil membuat Arsen merasa sangat bersalah, ia menjadi ragu akan keputusan yang telah ia ambil.

"Makasih lo udah maafin gue, kalo suatu saat nanti Tuhan mengizinkan gue untuk kembali di hidup Senja apa gue boleh kembali berjuang untuk memiliki dia? Hari ini, besok, dan selamanya gue akan selalu sayang sama dia," ucap Arsen sambil menahan rasa sesak di dadanya.

"Untuk urusan itu gue gak berhak, karna itu menyangkut perasaan Senja. Dia yang lebih berhak buat memilih. Tapi, satu hal yang harus lo tahu, saat lo balik nanti jangan pernah sakitin Senja lagi. Tapi, gue harap Senja gak akan balik sama orang yang udah bikin dia sakit," ucap Kenzo lalu berjalan meninggalkan Arsen yang sedang berusaha mencerna kata-kata Kenzo barusan.

Ia sendiri pun tak yakin apakah Tuhan akan kembali menyatukan mereka atau tidak.

Flashback off

***
Jangan lupa vote and komen ya!

Let You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang