Part 19

94 27 0
                                    

Hari ini kelas Senja ada jadwal olahraga, kebetulan guru olahraga mereka sedang ada halangan jadi tidak bisa masuk. Sehingga olahraga kelas mereka terpaksa harus digabung dengan kelas XII IPA 4.

"Ayok buruan," ucap Senja yang sudah siap dengan pakaian olahraganya, tidak lupa ia menguncir rambutnya.

"Sabarr," teriak Kania dibalik kamar gantinya.

"Gue itung sampe sepuluh kalo lo masih belom kelar kita tinggal," teriak Senja agar bisa terdengar oleh Kania. Ia tak mau kejadian di kelas sepuluh kembali terulang yang berujung dengan mendapatkan hukuman.

"Ih, sabar woi!"

Senja mulai berhitung.

"Satuuu."

"Duaaa."

"Tiga."

"Emp--" belom sempat menyelesaikan ucapannya, Kania sudah keluar dari kamar gantinya dengan seragam dan rok yang masih belom dilipat di tangannya.

"Hahaha, mankanya jangan lelet," tawa Carisa pecah saat melihat Kania yang kelabakan.

"Yaudah ayok," ucap Flora sambil berjalan keluar ruangan yang diikuti oleh ketiga sahabatnya.

Kehadiran Flora membuat mereka mulai terbiasa. Perlahan-lahan siswa-siswi SMA Jaya Bangsa mulai menerima kehadiran Flora. Namun, tidak semuanya menerima gadis itu dengan baik, ada juga yang masih tak suka dengan Flora.

Mereka berempat pun berjalan menuju lapangan bersama Alex dan juga Rafka yang berjalan di belakang mereka.

Senja baru teringat bahwa kelas yang akan berolahraga bersama dengan kelasnya adalah kelas Arsen. Ia melihat Arsen yang sedang berada di pinggir lapangan bersama Sherly yang sedang duduk manis di sana. Mungkin cewek itu tidak ikut olahraga.

Pritttt

Suara peluit berbunyi, guru olahraga mulai memberikan arahan untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu.

"Masing-masing bikin dua barisan, cowok satu baris, cewek satu baris," pinta bapak guru dengan kumis tebal yang terkenal tegas itu.

Mereka semua langsung membentuk barisan sesuai yang diperintahkan oleh guru olahraga.

"Baik, sebelum olahraga dimulai kita akan melakukan pemanasan terlebih dahulu. Untuk kelas dua belas Arsen yang memimpin pemanasan. Dan untuk kelas sebelas ..."

Guru tersebut mengedarkan pandangannya ke barisan perempuan. Kebetulan tatapannya tertuju pada sosok gadis yang berdiri di barisan kedua dari depan.

"Kamu yang mimpin," tunjuk guru berkumis tebal itu.

"S-saya, Pak?" tanya Senja dengan ragu.

"Iya kamu, silahkan maju. Dan kalian berdua pimpin kelas kalian masing-masing untuk melakukan pemanasan," ucap guru berkumis tebal itu, lalu berjalan ke belakang barisan untuk mengamati mereka semua.

Arsen dan Senja pun mulai memimpin kelas mereka untuk melakukan pemanasan. Senja memulainya dari bagian kepala terlebih dahulu dengan cara memutarnya dan menengok ke kiri dan kanan sebanyak delapan kali.

Setelah bagian kepala selesai, ia berpindah ke bagian tangan, lalu kaki dan juga melakukan beberapa stretching. Begitu juga dengan Arsen.

Setelah selesai, mereka disuruh untuk berlari mengelilingi lapangan sebanyak 5 kali putaran. Membuat seluruh murid menghela nafas, lima putaran bukanlah jumlah yang sedikit. Mengingat lapangan mereka yang sangat luas.

Senja mengelap peluh yang mengalir di setiap sudut dahinya, cuaca hari ini terasa sangat panas. Cahaya matahari  itu begitu terik membuat setiap orang yang terkena pancarannya merasa seakan terbakar.

Let You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang