Part 39

74 20 1
                                    

Tak terasa mereka sudah memasuki hari keempat di Bali. Destinasi wisata yang mereka kunjungi hari ini adalah Nusa Penida. Di sana terkenal akan water sports-nya.

"Mainn, yukk!" ajak Flora sambil menunjuk ke arah gerombolan orang yang tengah asik bermain banana boat.

"Yukkk!!"

"Kuyy!"

Mereka semua tampak sangat antusias dengan ajakan Flora. Water sports tersebut kelihatannya sangat mengasikkan, lagian mereka juga belum pernah bermain itu. Pasti akan sangat menyenangkan. Apalagi bermain bersama para sahabat. Kalian bisa bayangin kan betapa serunya?

"Kamu gak boleh ikut," ucap Arsen yang membuat mereka semua menoleh. Seakan teringat dengan kondisi kesehatan Sherly, mereka pun langsung merasa tidak enak.

"Eh, sorry, gue lupa kalo Sherly gabisa main kayak gituan." Flora merasa bersalah karena ia mengusulkan ide untuk bermain.

"Gausa minta maaf, lo gak salah kok," jawab Sherly sambil tersenyum. Baginya, gadis itu memang tidak bersalah. Di sini yang merepotkan adalah dirinya karena penyakitan. Diam-diam ia tersenyum miris dalam hati.

"Gue juga gak ikut mau temenin Sherly," putus Arsen yang membuat mereka mendengus kecewa.

"Aku bisa sendiri kok, kamu main aja," ucap Sherly yang merasa tidak enak lagi-lagi merepotkan Arsen. Cowok itu sudah sangat banyak membantunya.

"Gak, aku bakal jagain kamu. Aku gamau kamu kenapa-napa." Arsen tak mungkin membiarkan Sherly menunggu seorang diri, sementara ia asik-asikan bermain. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada sahabatnya itu?

"Biar gue aja."

Mereka semua menoleh ke arah pemilik suara itu. Seakan tersadar dengan tatapan yang di berikan oleh para sahabatnya, ia pun kembali mengeluarkan suara.

"Gue punya trauma di laut, jadi gue gak ikut," ucapnya dengan wajah datar seakan akan hal yang baru saja ia ucapkan bukan suatu masalah yang besar.

"Kok kamu gak pernah cerita?" Senja menatap Alex dengan wajah terkejutnya.

"Iya, elo kok gak pernah ngasih tau kita?"

"Kok lo baru bilang sekarang sih?"

Alex hanya mendengus. "Kalian gak pernah nanya." Mata mereka terbelalak mendapati jawaban Alex di tambah ekspresi yang tak berdosa itu.

"Susah ya ngomong sama cowok cuek," ucap Kania kesal.

"Kirain semenjak pacaran sama Senja sifat cueknya udah ilang, taunya masih ada," celetuk Rafka sambil melirik ke arah Senja.

"Yaudah kalo gitu kita semua juga gak jadi main," putus Senja.

"Iya, masa cuman kita berlima doang yang main."

"Eh, jangan gitu dong, masa gara-gara gue semuanya gak jadi main." Wajah Sherly berubah menjadi sendu, ia menundukkan kepalanya karena rasa bersalahnya.

"Gausa ngerasa bersalah gitu." Senja berjalan mendekati Sherly, lalu mengelus pundak gadis itu dengan pelan. Perlahan Sherly mulai mengangkat wajahnya untuk menatap Senja.

"Lo main aja, biar Sherly gue yang jaga," pinta Alex pada Arsen. Belum sempat mendapat persetujuan, Alex sudah lebih dulu menarik tangan Sherly untuk menjauh dari mereka.

"Ck! Dasarnya es batu tetep aja es batu!"  gerutu Kania dengan sebal.

"Udah-udah, kalian kayak baru kenal sama Alex aja," ucap Senja dengan kekehan kecil.

"Kok elo bisa betah si pacaran sama cowok cuek kayak gitu?" tanya Flora heran.

"Dia tuh sebenernya orangnya perhatian banget, dia bakal rela ngapain aja demi orang yang dia sayang. Dia cuek kalo diliat dari luarnya aja." Senja tersenyum tipis.

Let You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang