Chapter 30

731 50 2
                                    

Happy Reading 🌺

Jangan lupa RVK-nya!
Read, Vote, and Komment sebanyak-banyaknya.

***

Setelah Gartha pulang, Sasa berlari kencang ke kamarnya. Ia tak peduli dengan semua benda yang hampir ia tabrak. Ia membaringkan tubuhnya di kasur lalu memukul-mukul kepalanya.

"Sasa, lo bego banget, sih, jadi orang."

Sasa menyentuh bibirnya, sensasi yang ia rasakan tadi belum juga hilang. Tanpa ia sadari, mulutnya menyungkingkan senyum indah. Sasa begitu merasa aneh dengan apa yang ia rasakan sekarang. Ia sangat malu dan merutuki dirinya sendiri, namun disamping itu ia merasa sedikit senang.

Sasa ingin mengalihkan pikirannya, ia mengambil HP-nya untuk sekadar melihat beranda. Pada tampilan pertama, ia melihat fotonya bersama Keyfa dan Bianca yang wajahnya terlihat tegang dan serius. Sasa menertawakan ekspresinya di foto itu.

Sasa kemudian menge-chat Vina untuk menanyakan kabarnya. Ya, Vina memang sudah tinggal bersama dengannya. Namun, setelah pulang sekolah, ia langsung ke tempat seleksi olimpiade. Dan sampai sekarang, Vina belum juga kembali.

Vina

P

P

Vin, udah selesai?

Sasa menunggu balasan beberapa saat, Vina belum juga membalasnya. Ia kemudian menelpon Vina. Nihil, Vina juga tak mengangkatnya. Ia beralih pada pesan yang baru saja masuk, ternyata itu dari Dara. Ia memberi tahu Sasa untuk datang ke acara reuni osis sekaligus teman kelasnya di rumah Dara besok siang. Sasa tak membalasnya, ia memilih untuk tidur saja.

Gartha bersiap-siap untuk segera menjemput Sasa sesuai permintaannya tadi. Ia segera melajukan motornya karena hari sudah hampir malam. Ia sampai lebih cepat ke rumah Sasa. Ia melihat rumah itu begitu sunyi. Ia turun dari motornya lalu mengetuk pintu Rumah Sasa. 

Sepuluh kali ketukan, orang yang ia nanti tak kunjung juga membuka pintu. Gartha mengambil HP-nya untuk segera menelpon Sasa. Namun gadis itu tertidur hingga tak mengangkatnya.

Gartha tak habis akal, ia mengambil nafas dalam-dalam lalu berteriak sekencang mungkin memanggil nama si pemilik rumah. Ia tak peduli orang-orang yang berlalu lalang tengah memperhatikannya.

"SASAAAA!"

"SAAAAA!"

"ANASTASYAAAA!"

Sasa segera membuka matanya saat mendengar kebisingan yang terjadi. Ia cepat-cepat bangun lalu membasuh mukanya dengan air. Ia segera turun ke bawah dengan rasa kantuk yang masih ada.

Sasa membuka pintunya, ia melihat cowok di hadapannya yang sudah rapi dengan wajah cerahnya juga. Gartha terlihat semakin tampan. Sasa mengernyit, ia hampir lupa bahwa ia ada janji sore ini untuk menemani Gartha jalan-jalan. Sasa sedang berpikir keras sekarang untuk menghindar dan mencari alasan yang pas.

Gartha tersenyum ke arahnya.

"Sa, lo kok belum siap-siap?" tanya Gartha yang melihat Sasa dari bawah sampai atas.

"Gue kayaknya nggak bisa nemenin lo, gue nggak enak badan!" ucap Sasa ketus. Ia berusaha mungkin untuk menormalkan detak jantungnya dan juga dirinya.

Gartha memperhatikan wajah Sasa lekat, ia mencari titik kebohongan pada wajah mungil itu, dan ia berhasil mendapatkan jawabannya. Sasa sudah berbohong, versi Gartha. Gartha maju satu langkah lalu menempelkan salah satu telapak tangannya di atas dahi Sasa.

Dear Trouble Maker (Completed)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang