Bab 20.

12K 988 1K
                                    

Mencintai itu hal wajar. Setiap insan tidak bisa mengendalikan.

Tetapi, bagaimana cara kamu menyimpulkan. Memilih tau diri, atau memaksakan.

–Naysa Valleyra N.

---

Maaf apdetnya lama.

Selamat mencibir karna kesal dengan sikap Aulia..

Yg udah follow akun wattpadsul, aku belum konfirmasi semuanya ya. Bahkan satupun belum karna aku masih yakin gak yakin buat ngejalanin akun itu.

Happy Reading.

    Nay berjalan menuruni tangga diikuti Syahilla dibelakangnya. Sesaat, ia bernafas lega karna seorang yang menunggunya adalah laki-laki yang sudah tua. Jadi ia tidak perlu bersikap judes seperti yang Revind perintah.

“Ternyata lebih cantik aslinya..,” gumam lelaki itu.

“Hallo Om,” sapa Nay.

Gadis itu ikut duduk di depan lelaki itu dan Papanya.

“Kenalkan, nama saya. Randi,” ujar lelaki itu sambil berjabat tangan.

“Nay, Om.”

Setelah acara perkenalan antara rekan berbisnis itu. Ketiganya mulai mengobrol pasal apa yang orang tersebut inginkan. Tak lupa, Nay mengulang penawaran atas kerja sama Perusahaan di bidang Industri dan Perkantoran. Membuat Arya kagum sendiri karna Putrinya yang sudah sangat mahir dalam hal berbisnis.

“Bagaimana? Apa Om mempercayakan saham Om kepada Perusahaan kami?”

Randi mengangguk. “Sangat percaya,” ujarnya mantap.

Arya, maupun Nay langsung tersenyum. Ini adalah rekan berbisnis kelima yang berhasil Nay dapatkan. Dan semua hasilnya memuaskan.

“Arya,” panggil Randi. “Melihat putrimu sangat mahir berbisnis. Saya jadi ingin memiliki mantu seperti anakmu,” ujarnya.

Nay tersenyum kaku meski dipaksakan.

“Wah.. Sangat salah kamu, anak saya sudah sold out,” sahut Arya.

“Yah.. Padahal gadis seperti anakmu ini sangat saya idamkan sebagai menantu saya,” ujarnya. “Jadi bisa saya percayakan jika sewaktu-waktu anak saya melakukan kesalahan. Karna sama-sama mengerti.”

“Kalo Bapak mau cari gadis seperti putri saya. Bisa cari di kantor kami Pak, banyak sekali gadis berbakat yang mahir berbisnis,” ujar Syahilla yang tiba-tiba datang sambil membawa nampan berisi minuman.

“Wah, boleh kalo gitu,” sahut Randi.

“Iya dong Om, sekalian liat-liat kantor kami,” ujar Nay.

“Sudah pasti bagus.”

“Terima kasih atas pujiannya. Dan terima kasih karna sudah mempercayakan saya untuk menjadi rekan bisnis Anda.”

***

“Aulia sudah boleh pulang hari ini, tapi dia harus datang untuk chek up seminggu sekali,” ujar sang dokter yang belakangan ini memeriksa Aulia.

NAY 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang